Jumat, 26 Juli 2019

Doa amal ibadah sebelum tidur

Mendengar musik sebelum tidur sebenarnya membuat gangguan jin pada diri seorang semakin menjadi-jadi, walaupun ia tidak sadari.

Ketenangan yang didapat saaat mendengarkan musik bersifat semu dan ‘semi’ saja, bukan ketenangan yang mengarahkan ke sejatinya kebahagiaan.

Secara perlahan musik akan menjadikan hati hampa dan semakin membuka celah bagi syaitan untuk menduduki dan menguasai hatinya.

Menjelang tidur -atau dalam keadaan apapun- tidak perlu mendengarkan musik sebab kata para ulama bhw musik adalah serulingnya syaithan bahkan para penggemar musik akan mudah diganggu oleh jin/syaithan.

Bagi orang-orang yang terkena gangguan jin -apapun jenis gangguannya-, momen sebelum tidur adalah momen dimulainya gangguan sebelum jauh akan diganggu lagi dalam mimpinya. Mereka pula akan semakin malas dan berat menerapkan sunnah-sunnah nabi shallallahu alaihi wasallam sebelum tidur. Berat sekali.

Ada apa dengan momen tersebut? Kenapa jin pengganggu menjadikan potongan waktu ini sebagai pintu pembuka gangguan sebelum gangguan saat tidur?

Tak lain waktu-waktu menjelang tidur ada amalan dan ketaatan agung yang -di antara hikmahnya- bisa membuat para jin itu menjauh sejauh-jauhnya (bahkan hancur) sementara target gangguannya mendapat rahmat, kebaikan, taufik dan pahala agung dari Allah.

Ada amal wudhu yang menjadikan malaikat ikut menginap/menjaga di dalam pakaian/selimut sampai yang bersangkutan bangun -dan tentunya kita tidak tahu kaifiyah malaikat melakukan hal demikian-

Pun, tidur berbaring pada sisi kanan yang menjadikan posisi tubuh lebih sesuai dengan kesehatan.

Ada meniup kedua telapak tangan sambil membaca surat Al Ikhlash (qul huwallahu ahad), surat Al Falaq (qul a’udzu bi robbil falaq), dan surat An Naas (qul a’udzu bi robbinnaas), masing-masing tiga kali lalu mengusapkannya ke semua bagian badan. Semua ayat yang berbicara tentang Allah, membuat syaitan terganggu. Dengan usapan ini akan membuat jin yang nempel di badan menjauh.

Ada pula sunnah bacaan ayat kursi sebelum tidur yang kata nabi shallallahu alaihi wasallam -dalam kisah Abu Hurairah dengan jin pencuri- membuat seseorang tidak akan diganggu oleh jin hingga pagi. 

Terlebih dua sunnah membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah yang tidak akan menghabiskan waktu berjam-jam lamanya. Sangat ringan dan mudah dilakukan tanpa mengeluarkan energi dan pikiran tetapi di balik itu terkandung kebaikan yang dahsyat.

Abu Mas’ud Al-Badri radhiyallahu ‘anhu menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻣَﻦْ ﻗَﺮَﺃَ ﺑِﺎﻵﻳَﺘَﻴْﻦِ ﻣِﻦْ ﺁﺧِﺮِ ﺳُﻮﺭَﺓِ ﺍﻟْﺒَﻘَﺮَﺓِ ﻓِﻰ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻛَﻔَﺘَﺎﻩُ
“Siapa yang membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah di suatu malam maka dua ayat tersebut mencukupinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan Makna Kata “mencukupinya" كفتاه dalam Hadits
Al-Hafidz Ibnu Hajr, dalam kitabnya Fath al-Bariy, menyebutkan tujuh makna kata “mencukupinya كفتاه sebagaimana tertera dalam hadits tesebut:

1. Dua ayat tersebut telah mencukupinya untuk qiyamul lail. Jadi jika seseorang membaca dua ayat ini sebelum tidur dan tidak mampu melakukan shalat malam maka dua ayat tersebut telah cukup.

2. Dua ayat tersebut mencukupinya dalam hal bacaan al-Qur’an malam itu baik dia membaca dua ayat ini di dalam maupun luar shalat.

3. Dua ayat tersebut mencukupinya dalam hal aqidah. Semua penjabaran aqidah Islam tertera dalam dua ayat ini karena mengandung cabang dan pokok keimanan yaitu iman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul dan hari kiamat. Pendapat inilah yang dipilih Ibnu Hajr bahwa inilah maksud dua ayat tersebut telah mencukupi anda dalam aqidah secara umum.

4. Dua ayat tersebut sebagai hal yang mencukupinya dalam penjagaannya dari segala jenis keburukan/kejelekan/kejahatan. Seorang muslim tidur di malam itu dengan aman dan tenang atas ijin Allah.

5. Ini lebih khusus dibanding poin keempat, yaitu kecukupannya sebagai penjagaan dari gangguan syaitan. Seorang yang membaca dua ayat ini akan dijaga dari keburukan syaitan.

6. Dua ayat tersebut telah cukup sebagai penjagaannya dari keburukan jin dan manusia.

7. Dua ayat tersebut telah mencukupinya dalam hal pahala. Dua ayat ini menjadikannya mendapat kebaikan pahala yang sudah cukup tanpa harus membaca ayat-ayat lain.
Tiga pendapat masing-masing pada poin keempat, kelima dan keenam bermakna sama yaitu kecukupan perlindungan terhadap keburukan segala sesuatu yaitu keburukan jin, syaitan dan manusia.

Dan amal/sunnah lainnya menjelang tidur yang diajarkan Rasulullah shallalahu alaihi wasallam.
____
Begitu penting seorang muslim menerapkan sunnah (petunjuk) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam kehidupan sehari-hari dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi bahkan saat seorang tiba-tiba terbangun di tengah malam.

Jika sunnah atau lifestyle beliau diterapkan -yang merupakan konsekuensi syahadat rasul- , bahagialah hidup ini lahir dan bathin, hari-hari akan dipenuhi keberkahan, hati semakin lapang, dan tentunya dijauhkan dari jin, sihir, atau semacamnya selain pula mendapatkan pahala berlimpah.

Waktu malam adalah waktu yang dijadikan oleh Allah sebagai momen istirahat, sekaligus menjadi waktu dimana jin dan sihir menyebar dan beraksi, maka dengan penerapan sunnah Rasulullah shallahu alaihi wasallam sebelum tidur akan menjadi benteng dari keburukan malam dan gangguan jin/sihir.

Manfaat menerapkan adab islami sebelum tidur:

1. Mengikuti seruan Allah dan Rasul-Nya.
2. Agar tidur lebih berkualitas sebab badan akan segar, fresh, tenang sehingga siap untuk tidur.
3. Tidak dihinggapi mimpi buruk yang datangnya dari syaithan.
4. Mendapat keberkahan dan pahala.
5. Menjadi benteng penjaga dari gangguan sihir dan jin pengganggu.
6. Salah satu terapi bagi yang terkena gangguan jin/sihir.
7. Mendapat ampunan Allah.
8. Wasilah menuju Surga-Nya.
9. Kalaupun meninggal dalam keadaan tidur maka kita meninggal dalam keadaan suci, dalam keadaan mengikuti sunnah/petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
10. Bangun dalam keadaan tenang, bugar, hati bahagia dan siap melaksanakan ibadah shalat subuh atau shalat malam.

____
Catatan:

-Karena adab-adab di atas mengandung benteng dari gangguan jin maka tidak perlu menggunakan atau menaruh hal-hal yang berbau kesyirikan di rumah semisal jimat, gelang dan kalung hitam pada anak, sepatu kuda di rumah, kain putih di tiang rumah, dll sebab itu semua -selain merupakan kesyirikan- juga akan memudahkan jin yang ada di benda tsb mengganggu anggota rumah.

-Begitu pula dengan sikap sebagian kaum muslimin yang memelihara jin di rumah dengan tujuan menjaga rumah dari gangguan sihir, bahaya, dll, tidak dibenarkan dalam Islam. Justru dari pengalaman kami meruqyah, jin-jin yang dipelihara di rumah itulah yang juga mengganggu penghuni rumah/anggota keluarga dan menjadi penyebab anggota keluarga sakit parah serta menjadi penyebab atau sumber dari berbagai masalah di rumah. Tidak perlu memelihara jin di rumah untuk menjaga rumah, namun cukup dengan mengamalkan syariat Islam terutama adab-adab sebelum tidur di atas.

___
Masjid al-Ashri, Juli 2019
Yani Fahriansyah