Minggu, 08 Juni 2025

Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah berkata," Saya berada di Mekah pada musim haji, dan saya melihat seorang laki-laki dari Khurasan berseru dan berkata

Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah berkata,"  Saya berada di Mekah pada musim haji, dan saya melihat seorang laki-laki dari Khurasan berseru dan berkata: "Wahai jamaah haji, wahai penduduk Mekah dari yang hadir dan yang datang dari luar kota, saya telah kehilangan sebuah kantong yang berisi 1000 dinar. Siapa yang menemukannya dan mengembalikannya kepada saya, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan dan membebaskannya dari api neraka dan dia akan mendapatkan pahala dan ganjaran pada hari kiamat."

Seorang syaikh tua dari penduduk Mekah berdiri dan berkata kepadanya, "Wahai orang Khurasan, negeri kami sedang mengalami kesulitan, dan hari² haji terbatas, serta musim haji juga terbatas, pintu² penghasilan tertutup. Mungkin harta ini jatuh ke tangan seorang mukmin yang miskin dan syaikh yang tua, yang berharap mendapatkan janji dari Anda jika dia mengembalikan harta itu kepada Anda, memberikan sedikit harta yang halal kepada Anda."

Orang Khurasan bertanya, "Berapa jumlah yang dia inginkan?" Syaikh tua itu menjawab, "Dia menginginkan sepersepuluh, 100 dinar dari 1000 dinar." Orang Khurasan itu menolak dan berkata, "Saya tidak akan melakukannya, tapi saya akan menyerahkan urusan ini kepada Allah, dan saya akan mengadukannya kepada-Nya pada hari ketika kita bertemu dengan-Nya, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung."

Ath-Thabari berkata: Maka terlintas dalam pikiranku bahwa syaikh tua itu adalah seorang laki-laki yang miskin, dan dia telah menemukan kantong dinar itu dan menginginkan sebagian kecil darinya. Saya mengikuti dia sampai dia kembali ke rumahnya dan ternyata memang seperti yang saya duga. Saya mendengar dia memanggil istrinya dan berkata, "Wahai Lababah!" Lababah menjawab, "Ya, Abu Ghiyas!"

Syaikh itu berkata, "Saya menemukan pemilik dinar itu berseru dan tidak ingin memberikan sedikit pun kepada orang yang menemukannya. Lalu saya tawarkan kepadanya untuk memberikan 100 dinar, tapi dia menolak. Apa yang harus saya lakukan, wahai Lababah? Saya harus mengembalikan harta itu kepadanya, saya takut akan Tuhanku."

Lababah berkata, "Wahai suamiku, kita telah mengalami kemiskinan bersama selama 50 tahun dan kita memiliki 4 anak perempuan, 2 saudara perempuan, kamu dan saya, dan ibu saya, kita semua menjadi 9 orang. Kita tidak memiliki seekor kambing pun dan tidak memiliki lahan untuk digembalakan. Ambillah harta itu semua dan berilah kami makan darinya, karena kita sedang kelaparan. Dan belilah pakaian untuk kita, karena kamu lebih tahu tentang kebutuhan kita daripada orang lain. Mungkin Allah akan mencukupkan kebutuhanmu setelah itu dan kamu bisa memberikan harta itu kepadanya setelah kamu memberi makan keluarga."

Lalu Ibnu Jarir ath-Thabari berkata laki² tua berkata kepada istrinya,
" Wahai Lababah, apakah saya akan memakan harta haram setelah saya mencapai usia tua ini?"
Dan saya akan membakar perutku dengan api neraka setelah saya bersabar dengan kemiskinan?
Dan saya akan mendapatkan murka dari Allah Yang Maha Perkasa?
Tidak, demi Allah, saya tidak akan melakukannya.'"

Ath-Thabari berkata:
"Lalu saya pergi dan merasa heran dengan sikap syaikh tua itu dan istrinya. Keesokan harinya, saya mendengar pemilik dinar itu berseru seperti hari sebelumnya.
Syaikh tua itu berdiri dan berkata kepadanya,
"Wahai orang Khurasan,
Saya telah memberitahu kamu kemarin dan menasihatimu,
Dan negeri kami,
Demi Allah,
Sedikit tanaman dan susu. Berilah sedikit harta kepada orang yang menemukannya,
Supaya tidak menyalahi syariat. Saya telah memberitahu kamu untuk memberikan 100 dinar kepada orang yang menemukannya,
Tapi kamu menolak.
Jika harta itu jatuh ke tangan orang yang takut kepada Allah,
Maka berilah mereka 10 dinar saja sebagai pengganti 100 dinar,
Agar mereka bisa menutup kebutuhan dan terjaga."

Orang Khurasan itu menjawab, "Saya tidak akan melakukannya,
Tapi saya akan menyerahkan urusan ini kepada Allah dan mengadukannya kepada-Nya pada hari ketika kita bertemu dengan-Nya, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung."

Hari berikutnya,
Pemilik dinar itu berseru lagi dengan seruan yang sama.
Syaikh tua itu berdiri dan berkata kepadanya,
"Wahai orang Khurasan,
Saya telah memberitahu kamu untuk memberikan 100 dinar kepada orang yang menemukannya,
Tapi kamu menolak,
Lalu 10 dinar,
Tapi kamu tetap menolak tidakkah kamu memberikan 1 dinar saja kepada orang yang menemukannya?
Agar dia bisa membeli kebutuhan dan mendapatkan susu dari kambing yang dia pelihara, lalu dia bisa memberi minum orang lain dan mendapatkan pahala."

Orang Khurasan itu menjawab, "Saya tidak akan melakukannya tapi saya akan menyerahkan urusan ini kepada Allah, dan mengadukannya kepada-Nya pada hari ketika kita bertemu dengan-Nya, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung."

Syaikh tua itu menariknya dan berkata, "Ambil uangmu dan biarkan saya tidur malam ini, saya tidak bisa tidur sejak saya menemukan uang ini."

Ath-Thabari berkata:
"Lalu syaikh tua itu pergi bersama pemilik dinar itu dan saya mengikuti mereka sampai syaikh tua itu memasuki rumahnya, lalu dia menggali tanah dan mengeluarkan dinar-dinar itu dan berkata," Ambil uangmu dan saya berharap Allah akan memaafkan saya dan memberi saya rezeki dari karunia-Nya.'"

Pemilik dinar itu mengambil uangnya dan hendak keluar,
Ketika dia mencapai pintu rumah,
Dia berkata,
"Wahai syaikh,
Ayah saya telah meninggal dan mewariskan 3000 dinar untuk saya, dan dia berkata kepada saya," Keluarkan sepertiga dari uang itu dan berikan kepada orang yang paling berhak."
Saya telah mengikat uang itu di dalam kantong ini sampai saya menemukannya untuk diberikan kepada orang yang berhak.
Dan demi Allah,
Saya tidak melihat sejak saya keluar dari Khurasan sampai di sini seorang pun yang lebih berhak daripada kamu."

Lalu dia memberikan uang itu kepada syaikh tua itu dan pergi.
Syaikh tua itu berdiri sambil menangis dan berdoa kepada Allah,
Seraya berkata,
"Semoga Allah merahmati pemilik uang itu di dalam kuburnya dan memberkahi anaknya."

 ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah,
Niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya."
(QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Ustadz sucipto