Benarkah manusia memiliki aura?
Jawaban Syaikh Muhammad bin Shalih Al Munajjid :
الهالة أو الـــ Aura من مصطلحات المعالجين بالطاقة ، يعبرون بها عن الجسم الطاقي اللطيف الذي يحيط بالجسم المادي ، فالهالة عندهم هي الواسطة الموصلة بين الإنسان وطاقة الكون !
ويزعم مروجو العلاج بالطاقة أنه بإمكان بعض الناس من أصحاب القدرات البصرية الخارقة رؤية هذه الهالات المحيطة بالجسم ، وأنها تتكون من سبع طبقات تسمى بالأجسام السبعة !
ويزعمون كذلك أنه يمكن لمن لا يملكون قدرات خارقة رؤية هذه الهالات وألوانها المختلفة بالعين المجردة ، من خلال القيام ببعض التمارين المحددة
Aura adalah salah satu istilah yang digunakan oleh para praktisi pengobatan dengan energi. Mereka menggunakannya untuk menggambarkan adanya "energi halus" yang mengelilingi tubuh manusia. Menurut mereka, aura adalah perantara yang menghubungkan antara manusia dengan energi alam semesta!
Para praktisi terapi energi mengklaim bahwa sebagian orang yang memiliki kemampuan visual di atas normal (indigo) dapat melihat aura yang mengelilingi tubuh manusia, dan bahwa aura tersebut terdiri dari tujuh lapisan yang disebut al-ajsam as-sab'ah (tujuh lapis tubuh).
Mereka juga mengklaim bahwa orang yang tidak memiliki kemampuan di atas normal / paranormal pun dapat melihat macam-macam warna aura yang berbeda dengan mata telanjang, dengan melakukan latihan-latihan tertentu.
وليُعلم أن فلسفة الأجسام السبعة : متعلقة بإحدى فلسفات اليوغا القديمة ، حيث يرتبط كل واحد من هذه الأجسام السبعة بمركز من مراكز الطاقة أو ما يسمى بالــــ ( شاكْرات ) ، وهي مراكز للطاقة الروحية الكونية توجد في الهالات، ولها مراكز مماثلة في الجسم تعرف بشبكة الأعصاب!
كذا في ( الكامل في اليوغا ) ص 344 لسوامي فشنو ديفانندا
وعامة مباحث علم الطاقة وتطبيقاتها الشفائية مبنية على مجرد التكهن والظن، ومرتبطة بعقائد وثنية ، لا علاقة لها بالطب التجريبي ، ولا الحدود الشرعية ؛ إذ لا سبيل لإثبات شيء منها بالأدلة الشرعية أو التجريبية المقبولة عند العلماء ، بل تعدى الأمر إلى التنجيم المباشر من خلال فلسفة العناصر الخمسة المتعلقة بالكواكب والأبراج ، ولذا تجد التنجيم الصريح في بعض تطبيقات الـــ ( ريكي ) والــــ ( أيورفيدا ) ، وخاصة في العلاج بالأحجار الكريمة والبلورات !
هذا مع ما فيها من الإيغال في تقديس الذات ، وذلك لانصباب اهتمام الواحد منهم على استخراج ذاته الإلاهية المدفونة ، والتوحد بنفسه مع الطاقة الكونية ، لتحريرها - بزعمهم من رق المادية ! ، حتى يصل السالك إلى مراحل متقدمة من الوعي بذاته ، ويدرك أنه هو والمعبود شيء واحد ، فلا يبقى للعبادة عنده معنى !
وهذه بعينها هي عقيدة الملاحدة : أصحاب الحلول والاتحاد ، القائلين بوحدة الوجود ، وهي من الفلسفات الوثنية القديمة ، التي تسربت إلى بعض أهل الضلال من المتصوفة الحلوليين
Perlu diketahui juga bahwa konsep tentang al-ajsam as-sab'ah memiliki kaitan erat dengan salah satu filsafat kuno dalam praktik yoga. Di mana setiap tubuh dari ketujuh tubuh tersebut dikaitkan dengan salah satu pusat energi yang dikenal dengan istilah Chakra. Yaitu pusat-pusat energi spiritual kosmis yang diyakini terdapat dalam aura, dan memiliki pusat-pusat yang mirip dengan jaringan syaraf dalam dalam fisik manusia.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam "Al-Kamil fil Yoga", hlm. 344, karya Swami Vishnu Devananda.
Secara umum, seluruh kajian ilmu energi dan penerapannya dalam penyembuhan hanya dibangun atas dasar dugaan dan prasangka semata. Serta terkait erat dengan keyakinan-keyakinan kaum pagan (penyembahan berhala). Ia sama sekali tidak memiliki hubungan dengan ilmu kedokteran yang didasari penelitian, dan juga tidak ada dasarnya dalam syariat agama Islam. Padahal tidak ada cara untuk membuktikan adanya aura atau energi tersebut melainkan harus berdasarkan dalil syar’i atau bukti ilmiah yang diterima oleh para ilmuwan.
Bahkan, persoalan ini bersentuhan langsung dengan ilmu nujum (astrologi), melalui filsafat lima unsur yang dikaitkan dengan planet-planet dan zodiak. Sehingga Anda dapat menemukan unsur-unsur ilmu nujum secara nyata dalam beberapa praktik Reiki dan Ayurveda, terutama dalam terapi dengan batu mulia dan kristal!
Di samping itu, praktik-praktik ini juga sarat dengan pengultusan terhadap diri sendiri. Karena perhatian para praktisinya berfokus pada membuka “sisi ketuhanan” dalam dirinya yang tersembunyi, dan bersatu dengan energi kosmis demi membebaskan diri dari kungkungan materialisme, menurut mereka. Sampai pada titik, sang pelaku mencapai tingkatan-tingkatan kesadaran diri yang tinggi, lalu menyadari bahwa ia dan sesembahannya adalah satu dan sama, hingga ibadah tidak lagi memiliki makna baginya!
Ini sejatinya keyakinan kaum ateis dari kalangan penganut paham hululiyah dan ittihad (bersatunya makhluk dengan Tuhan) yang meyakini doktrin Wihdatul Wujud, sebuah filsafat pagan kuno yang telah menyusup ke sebagian kalangan sesat dari kaum sufi penganut hululiyah.
(Fatawa Islam Sual wa Jawab, no.276254, dengan peringkasan).
Fawaid Kangaswad | https://lynk.id/kangaswad