"Brain Death", Kematian Otak
▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️
1. Kematian otak adalah terputusnya oksigen menuju pembuluh darah yang membawa darah ke otak, sehingga sel-sel otak pun mati.
2. Para dokter mengatakan bahwa hal ini memustahilkan pasien bisa hidup kembali. Maka kematian sel-sel akan berlanjut sampai manusia itu meninggal. Pada saat itu, orang tersebut dalam kondisi koma dan hanya hidup melalui alat bantu.
3. Maka apakah orang seperti ini dianggap telah meninggal, sehingga boleh dikubur dan warisannya dibagikan?
Yang berlaku di Kementerian Kesehatan di Saudi Arabia adalah :
❎ Tidak boleh mencabut alat bantu dari orang yang mengalami kematian otak sampai seluruh organ tubuhnya berhenti bekerja dan diyakini benar-benar meninggal.
❎ Tidak boleh pula mencabut alat untuk menyebabkan kematiannya. Sebagian orang mengatakan bahwa ada orang yang pernah dikatakan mati otak namun sadar kembali setelah itu. Maka Allah-lah yang lebih mengetahui.
4. Telah disebutkan dalam keputusan Hai’ah Kibarul ‘Ulama (Majelis Ulama Senior) Nomor 190 tanggal 6 Rabiul Akhir 1423 H:
"Jika tiga orang dokter atau lebih memutuskan untuk mencabut alat bantu dari pasien yang mengalami kelumpuhan berat seperti kelumpuhan otak dan tidak ada harapan sembuh, maka boleh dicabut alat bantu tersebut dari pasien itu. Akan tetapi tidak boleh dihukumi telah meninggal kecuali dengan tanda-tanda kematian yang jelas."
---
*
*(١) المَوْتُ الدِّمَاغِيُّ*: هُوَ انْقِطَاعُ الأُكْسِجِينِ عَنِ الشَّرَايِينِ الَّتِي تَذْهَبُ بِالدَّمِ إِلَى الْمُخِّ، فَتَمُوتُ خَلَايَا الْمُخِّ. وَيَقُولُ الأَطِبَّاءُ: إِنَّهُ يَسْتَحِيلُ أَنْ تَحْيَا مَرَّةً أُخْرَى، فَيَتَتَابَعُ مَوْتُ الْخَلَايَا حَتَّى يَمُوتَ الإِنْسَانُ، وَيَكُونُ هَذَا الشَّخْصُ خِلَالَهَا مُغْمًى عَلَيْهِ، لَا يَعْمَلُ إِلَّا بِالأَجْهِزَةِ.
فَهَلْ يُعَدُّ مَيِّتًا، فَيُدْفَنُ وَتُقَسَّمُ تَرِكَتُهُ؟
المَعْمُولُ بِهِ فِي وِزَارَةِ الصِّحَّةِ عِندَنَا فِي السُّعُودِيَّةِ: عَدَمُ رَفْعِ الأَجْهِزَةِ عَنِ الْمَيِّتِ دِمَاغِيًّا حَتَّى تَتَوَقَّفَ جَمِيعُ أَعْضَائِهِ وَيَتَيَقَّنَ مَوْتُهُ، وَلَا تُرْفَعُ عَنْهُ الأَجْهِزَةُ لِيَمُوتَ. وَيَقُولُ الْبَعْضُ: إِنَّ بَعْضَ مَنْ قِيلَ إِنَّهُ مَاتَ دِمَاغِيًّا أَفَاقَ بَعْدَ ذَلِكَ، فَاللهُ أَعْلَمُ.
وَجَاءَ فِي قَرَارِ هَيْئَةِ كِبَارِ الْعُلَمَاءِ رَقْمَ (١٩٠) وَتَارِيخِ ٦/٤/١٤٢٣هـ:
*"إِذَا قَرَّرَ ثَلَاثَةٌ مِنَ الْأَطِبَّاءِ فَأَكْثَرَ رَفْعَ أَجْهِزَةِ الإِنْعَاشِ عَنْ مَرِيضٍ مُصَابٍ بِعَجْزٍ شَدِيدٍ مِثْلِ الشَّلَلِ الدِّمَاغِيِّ، وَلَا يُرْجَى شِفَاؤُهُ، جَازَ رَفْعُهَا عَنْهُ، لَكِنْ لَا يَجُوزُ الْحُكْمُ بِمَوْتِهِ حَتَّى يُعْلَمَ ذَلِكَ بِالْعَلَامَاتِ الظَّاهِرَةِ الدَّالَّةِ عَلَى مَوْتِهِ."*
---
Sumber: Al-Hawāsyi As-Sābighāt, Ahmad Al-Qu'aimi,hlm. 175, Penerbit: Asfar-Kuwait, Cet. ke-IV, 1442 H/2021.
Ustadz datyadakara