Jumat, 12 April 2024

MUHAMMADIYAH adalah diantara pelopor MANHAJ SALAF di Indonesia.

MUHAMMADIYAH adalah diantara pelopor MANHAJ SALAF di Indonesia. 

Tulisan - tulisan Ustadz Zulkarnaen El Maduri Syarah Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah tentang Salafiyah nya Muhammadiyah cukup menarik untuk diikuti. 
Beliau tidak dikenal sebagai ustadz yang ter afiliasi kepada komunitas salafi yang dikenal selama ini. 
Namun beliau adalah salafi dalam artian mengikuti ushul aqidah kaum salaf. 

Sebagai pengkaji, kami dapati bahwa Muhammadiyah kedapetan termasuk organisasi yang mengenalkan manhaj salaf kepada kaum muslimin Indonesia. 

Buku-buku tokoh salafi, utamanya Imam Ibnu Taimiyah dan Imam Muhammad Bin Abdul Wahhab dikenalkan oleh para tokoh ulama muhammadiyah. 

Samahatus Syaikh KH Ahmad Dahlan memperkenalkan kitab Qaidah Jalilah Fit Tawassul Wal Washilah karya Imam Ibnu Taimiyah disaat tokoh ini sangat dijauhi oleh kalangan asy'ari. 

Belum lagi para ulama muhammadiyah setelahnya. 
Seorang Ulama Besar Muhammadiyah asal KENDAL, Kyai Khalil Munawwar anggota dewan Tarjih 1930 juga merupakan representasi dari WAHHABI di Indonesia kala itu, sikap tegas terhadap kesyirikan, bid'ah dan Khurafat serta pembelaannya kepada Imam Muhammad Abdul Wahhab sangatlah terlihat. 

Dua kitab UTAMA dakwah salafiyah justru DITERJEMAHKAN PERTAMA KALI dan BELUM ada lagi yang menterjemahkan sampai saat ini oleh kalangan manapun, justru diterjemahkan oleh Ulama Muhammadiyah. 
Iya, Asilah Ajwibah Aqidah Wasitiyah Imam Ibnu Taimiyah yang merupakan rumusan prinsip-prinsip aqidah salaf diterjemahkan untuk pertama kali dan belum ada lagi yang melakukan, diterjemahkan dan diterbitkan oleh LPPA Muhammadiyah ditahun sekitar 1980 an. 

Kemudian, Ketuhanan Yang Maha Esa menurut islam adalah satu-satunya terjemahan kitab syarah kitab tauhid terbaik dan pertama kali ada [ yaitu taisirul azizil hamid ] , diterjemahkan oleh ulama muhammadiyah dimasanya. 

Dua kitab ini ada, jauh dari sebelum munculnya komunitas salafi saat ini. 

Bagi kami, jelas dan gamblang bahwa para ulama muhammadiyah itu semua diatas adalah SALAFI [ pengikut salaf shalih ], para ulama PERSIS, para ulama PERHIMPUNAN AL IRSYAD dan para ulama komunitas Salafi di Indonesia adalah SALAFI dalam aqidah, biarpun berbeda dalam hal fiqih. 

Fatwa Majelis Tarjih PP Muhammadiyah tentang pemahaman terhadap sifat-sifat Allah yang menjadi pemisah kuat antara paham salaf dengan ahli kalam sangat jelas. 
Sangat jelas akan ke salafi annya. 

Adapun perbedaan antara Muhammadiyah, PERSIS, Perhimpunan Al Irsyad dan komunitas salafi adalah perbedaan dalam hal fiqih dan mauqif yang sifatnya ijtihad. 

Siapapun dari salafi, bisa saja berada pada muhammadiyah, seperti nama - nama yang saya  kenal ustadz nur fajri ramadhan, ustadz Elvi syam, bisa saja di PERSIS seperti ustadz Danni nur salim harun dan ustadz muhammad atim, bisa saja di Perhimpunan Al Irsyad seperti Ustadz Dr Sufyan Baswedan, dan bisa saja hanya di komunitas salafi tanpa organisasi resmi seperti Ustadz Firanda. 

Tulisan ini lebih kepada keinginan mempersatukan hati hati rumpun atsari salafi nusantara. 

Apabila aqidah kita sama, itu modal besar untuk bersatu, modal TURAH AKEH untuk bersatu. 

Kami sering " Dipaksa " untuk ribut dalam hal fiqih, tapi maaf " Nggak mempan " ..... 

Perbedaan fiqih ustadz A dan B

Perbedaan fiqih ormas A dengan komunitas B... 

Bagi peneliti dan penkaji seperti saya ini, nggak mempan hal itu. 

Itu hanya mempan pada orang-orang yang tidak mau menkaji dengan baik, atau para fanatikus.
Ustadz fadhel ahmad