Rumus Ekonomi Dalam Al Quran
Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi berkata:
“Al-Qur’an telah menjelaskan kaidah-kaidah dalam masalah ekonomi, sebab perekonomian itu kembali kepada dua permasalahan:
Pertama: Pintar dalam mencari harta
Allah telah membuka lebar-lebar segala pintu untuk mencari harta selagi tidak melanggar agama. Allah berfirman:
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿١٠﴾
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. al-Jumu’ah [62]: 10)
Kedua) Pintar dalam membelanjakan harta
Allah telah memerintahkan untuk hemat dan tidak boros dalam membelanjakan harta.
Allah berfirman menyifati hamba-hamba-Nya yang beriman:
وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًۭا ﴿٦٧﴾
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS. al-Furqan [25]: 67)
(Al Islamu Dinun Kamilun hlm. 18-19)
✍️ Ust. Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi
multaqaduat.com