Rabu, 25 Desember 2024

Sejak itulah saya tidak percaya lagi..

Sejak itulah saya tidak percaya lagi..

Kami sering menghadiri durus Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili hafizhahullah jika beliau datang ke Indonesia, kita paham aqidah beliau dari muhadharoh² beliau, baik secara langsung, maupun via youtube ataupun dari kitab² beliau sendiri...lalu saya dapat Khabar bahwa beliau dituduh berakidah jahmiyah.... Maka semenjak itu saya tak percaya dg ghulat tajrih, itu semua dusta dan akan ada pertanggungan jawab pada hari kiamat. Bagaimana seorang jahmi menjadi pengajar di masjid Nabawi dan di universitas Islam Madinah????

Begitupun juga dg Syaikh Ali -adkholahullah aljannah- yang dituduh berpaham wihdatul Adyan (menyamakan semua agama),  sebagaimana yang sering digembar gemborkan si Andri Novis al-Fattaan (pembuat fitnah) hadahullah dengan menyertakan potongan video Syaikh tertentu.... tuduhan ini lebih dahsyat dari sekedar jahmy dan irja..karena konsekuensi dr tuduhan ini adalah kekufuran yang dilakukan Syaikh Ali Hasan. Padahal dg jelas dan nyata kita ikuti dars syaikh, selama puluhan tahun beliau memerangi pikiran liberalisme dan pluralisme baik secara lisan maupun tulisan.

Semenjak itulah saya tak percaya lagi dg yang namanya tahdzir yang dialamatkan ke sebagian para ulama Sunnah.... meskipun diucapkan Syaikh al-Madkhali saddadahullah wa Hafizhahu wa Ra'aah.

Sama dengan kelakuan " yang ngaku bermanhaj salafi" tapi ngk bisa bedakan: 

1. Orang yang salah dari kalangan ahli bida'
2. Dan orang yang salah dari kalangan ahlussunnah.

Yang nomer 2 inipun ada perinciannya,

1. murni salah, maka harus dinasehati dg baik
2. Belum tentu salah, maka membawa ucapannya ke makna yang baik, bukan malah membawa ucapan itu kemakna negatif dan merendahkannya. Krn bisa jadi kebenaran itu ada di saudaranya, tapi dia yang gagal paham..

orang² mukmin itu 'adzzaruun' dan orang² munafik itu 'Atstsaaruun'.
Ustadz Dr fadlan fahamsyah