Minggu, 29 Desember 2024

Filsafat dan Tasawwuf itu seringkali bersenyawa

Sebenarnya sependek yang saya tahu, meski secara zhahir sering terlihat berlawanan; Filsafat dan Tasawwuf itu seringkali bersenyawa. Hanya saja para punggawanya malu-malu menampakkannya. Makanya dalam konsep Tasawwuf ada istilah Tasawwuf Falsafi yang berfondasi pada filsafat.

Nah, salah satu sekte yang memproduksi senyawa Tasawwuf-Filsafat ini ya Syi'ah, atau sebaliknya ia merupakan produk dari keduanya. Maka tak heran jika ada orang atau kelompok yang mendalami Tasawwuf atau Filsafat biasanya menaruh simpati pada konsep-konsep serta para pemikir Syi'ah. Alasannya ya di atas tadi. Sementara Ahlussunnah yang biasa mereka panggil Salafi "Wahhabi" antithesis dari mereka. Jadi jangan aneh jika ada orang atau kaum yang mendalami Tasawwuf-Filsafat akan lebih memilih Syi'ah daripada Salafi ketika melakukan komparasi.

Ditambah lagi Para pemikir Tasawwuf-Filsafat di zaman sekarang ini menaruh dendam kesumat pada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah. Pasalnya konsep mereka itu pernah mati terkapar di hadapan seorang Ibnu Taimiyyah di masa tersebut. Maka di masa sekarang ini, dibutuhkan sosok-sosok Ibnu Taimiyyah yang baru untuk mengimbangi laju pertumbuhan mereka, dan ghazwul fikri yang terjadi di 'Alam Islamiy ini makin ramai; minimalnya bisa memecut para pemalas untuk mulai melek akan ilmu dan mulai memahami bahwa pertarungan antara haq dan bathil di kancah keilmuan itu nyata, bahwa berjihad di jalan ilmu ini terus menerus ada hingga hari kiamat...

✒️ Abu Hazim Mochamad Teguh Azhar, MA.