Minggu, 22 Desember 2024

Aqidah Asyairoh Tidak Cocok Dengan Orang Awam

[ Aqidah Asyairoh Tidak Cocok Dengan Orang Awam ]

Ustadz Firanda mengatakan bahwa aqidah Asyairoh sangat tidak cocok bagi orang awam karena saking sulitnya untuk dipahami, beliau memberikan contoh hadits Nabi صلى الله عليه وسلم : 
Dari Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu , beliau menuturkan:

ﻗﺪﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﺒﻲ، ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺒﻲ ﻗﺪ ﺗﺤﻠﺐ ﺛﺪﻳﻬﺎ ﺗﺴﻘﻲ، ﺇﺫﺍ ﻭﺟﺪﺕ ﺻﺒﻴﺎً ﻓﻲ
ﺍﻟﺴﺒﻲ ﺃﺧﺬﺗﻪ، ﻓﺄﻟﺼﻘﺘﻪ ﺑﺒﻄﻨﻬﺎ ﻭﺃﺭﺿﻌﺘﻪ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻨﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : (ﺃﺗﺮﻭﻥ ﻫﺬﻩ ﻃﺎﺭﺣﺔ ﻭﻟﺪﻫﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ ). 
ﻗﻠﻨﺎ: ﻻ، ﻭﻫﻲ ﺗﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻻ ﺗﻄﺮﺣﻪ، ﻓﻘﺎﻝ: (ﻟﻠﻪ ﺃﺭﺣﻢ ﺑﻌﺒﺎﺩﻩ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺑﻮﻟﺪﻫﺎ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kedatangan rombongan tawanan perang. 
Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya.

Tatkala dia berhasil menemukan bayinya di antara tawanan itu, maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada kami,
“Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”
Kami menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ahlussunnah mudah memahami hadits ini dengan memahami bahwa Allah itu memiliki sifat kasih sayang dan sayangnya Allah kepada hambanya berada di level yang tidak sama dengan kasih sayangnya seorang ibu kepada anaknya.
Adapun Asyairoh mereka mentakwil kasih sayang (Rahmat) Allah menjadi إرادة الخير / menginginkan kebaikan, padahal redaksi haditsnya Rosulullah sedang mengedukasi para sahabatnya bahwa Allah lebih sayang kepada para hambanya melebihi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.

Coba kita terjemahkan hadits ini dengan takwil Asyairoh bahwa kasih sayang maknanya adalah menginginkan kebaikan, maka akan seperti ini :
ﻟﻠﻪ ﺃﺭﺣﻢ ﺑﻌﺒﺎﺩﻩ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺑﻮﻟﺪﻫﺎ
"Allah lebih menginginkan kebaikan kepada hambanya dari pada kasih sayang seorang ibu kepada anaknya."

Jadi aneh kan ?
Padahal konteksnya nabi sedang mengedukasi para sahabat bahwa Allah sayang pada hambanya dengan pendekatan contoh kasih sayang seorang ibu pada anaknya.
Tapi jika ditakwil sifat Rahmat Allah menjadi إرادة الخير maka malah jadi rancu.

Aqidah yang benar itu mudah, dahulu Rosulullah صلى الله عليه وسلم berdakwah kepada para sahabat dan kepada orang - orang Badui tapi mereka paham gak ada yang bingung, zaman sekarang pelajaran aqidah dibikin bingung karena orang Asyairoh enggan menetapkan sebagian sifat Allah akhirnya yg menurut mereka bisa paham aqidah hanyalah orang - orang yg memiliki kecerdasan diatas rata - rata.

Padahal agama ini mudah tapi ahlul Kalam dan Asyairoh membuatnya sulit.
Ayahnya mualim