KETAATAN KEPADA ULIL AMRI [ Pemerintah ] yang diajarkan para ulama salafi....
Ketaatan kepada ulil amri - dalam hal ini maksudnya pemerintah - merupakan salah satu prinsip mendasar dalam aqidah salafiyah yang selalu ditekankan.
Bagaimana jika ulil amri itu dari kalangan Ikhwanul muslimin? Apakah salafi tetap taat? Padahal banyak kritik salafi terhadap ikhwanul muslimin....
Jawab : TIDAK ADA beda apakah ulil amri itu berlatar belakang ikhwan atau bukan ikhwan, bahkan ia dari partai sekuler pun... Dan ini telah dibuktikan oleh salafi...
Bagaimana jika ulil amri TIDAK BERHUKUM dengan hukum islam, seperti di Indonesia?
Ingat dalam hal ini masyayikh salafi TIDAK SEPAKAT.... dan saya kira memang persoalan ini jarang diangkat....
Ulama Salafi seperti Imam Ibnu Utsaimin dan Al 'Allamah Shalih Al Fauzan berpendapat SAMA SAJA, apakah negara yang dipimpin itu menerapkan islam sebagai hukum seperti di Arab Saudi ataukah tidak, seperti umumnya di negeri-negeri kaum muslimin, sepanjang presiden atau pemimpin itu beragama islam maka ia ditaati sebagai ulil amri...
Adapun ulama salafi lain seperti Imam Muqbil Al Wadii mempersyaratkan HARUS MENERAPKAN hukum islam seperti di Arab Saudi misalnya, demikian juga Al 'Allamah Shalih Alu Asy Syaikh...
JADI mauqif atau sikap salafi itu JELAS.....
Siapapun yang beragama islam menduduki posisi tertinggi di sebuah negara, maka wajib ditaati dalam hal yang bukan maksiat, dan tidak boleh dilengserkan, baik negara yang dipimpin menggunakan sisitem hukum islam atau tidak, dari latar belakang manapun......
APAKAH salafi membela pemimpin dhalim?
TIDAK...., salafi tidak akan berada membela pemimpin yang dhalim...., namun secara umum akan menyampaikan kepada masyarakat bahwa jika pemimpin itu beragama islam, maka ia ditaati dalam hal baik dan tidak memberontak...
Jadi, inilah realita para ulama salafi......
Bagaimana dengan menasihati penguasa? Apakah harus sembunyi - sembunyi empat mata?
Nyatanya dikalangan ulama salafi ada yang menyebut demikian, namun ada yang membolehkan menasihati didepan khalayak dengan beberapa syarat :
1. Pemimpin yang mau dinasihati itu ada didepannya - bukan ghibah -
2. Tidak menimbulkan madharat dimana yang menasihati punya kedudukan disisi pemimpin.
3. Menggunakan bahasa yang baik yang mengesankan menghormati ulil amri tersebut...
https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/13289
https://islamqa.info/ar/answers/128453/%D9%87%D9%84-%D8%AA%D8%AC%D8%A8-%D8%B7%D8%A7%D8%B9%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%A7%D9%83%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%B0%D9%8A-%D9%84%D8%A7-%D9%8A%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%A8%D9%83%D8%AA%D8%A7%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D9%88%D8%B3%D9%86%D8%A9-%D8%B1%D8%B3%D9%88%D9%84%D9%87-%D8%B5%D9%84%D9%89-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%B9%D9%84%D9%8A%D9%87-%D9%88%D8%B3%D9%84%D9%85
https://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=535