#DaurahSyariyyahLidDuat_3
#FawaidDaurahSyariyyah
#Mahad_IbnuHajarAl_Islamiy_Jakarta
#Syaikh_Dr_Basim_bin_Faisal_AlJawabirah_hafizhahullah
الدورة الشرعية الثالثة للدعاة
في معهد ابن حجر الإسلامي - جاكرتا الشرقية
Kitab:
*RIWAYAT-RIWAYAT YANG BERKAITAN DENGAN KHAWARIJ*
Oleh
Syaikh Dr. Basim bin Faisal Al-Jawabirah hafizhahullah
Guru Besar Hadits di Universitas Yordania
BAGIAN 02
الفَصْلُ الأَوَّلُ
المَطْلَبُ الأَوَّلُ
تَعْرِيفُ الخَوَارِجِ
Bab Pertama
Bagian Pertama
Definisi Khawarij
الخَوَارِجُ فِي اللُّغَةِ: جَمْعُ خَارِجٍ، وَخَارِجِيٍّ: اسْمٌ مُشْتَقٌّ مِنَ الخُرُوجِ.
جَاءَ فِي «لِسَانِ العَرَبِ»: الخُرُوجُ: نَقِيضُ الدُّخُولِ، خَرَجَ يَخْرُجُ خُرُوجًا، وَمَخْرَجًا، فَهُوَ خَارِجٌ وَخَرُوجٌ، وَخَرَّاجٌ، وَقَدْ أَخْرَجَهُ، وَخَرَجَ بِهِ
Khawarij secara bahasa:
Khawarij adalah bentuk jamak dari kharij (orang yang keluar) atau khariji (pemberontak). Kata ini berasal dari khuruj (keluar).
Dalam Lisan al-Arab disebutkan: "Khuruj adalah lawan dari dukhul (masuk). Kata kharaja berarti keluar, dan memiliki turunan seperti khurujan (proses keluar), makhrajan (tempat keluar), kharij (orang yang keluar), khuruj (keluar), dan kharrāj (orang yang sering keluar). Juga digunakan dalam konteks seperti akhrajahu (ia mengeluarkannya) dan kharaja bihi (ia keluar dengannya)."
وَأَمَّا فِي الاِصْطِلَاحِ: فَقَدِ اخْتَلَفَ العُلَمَاءُ فِي التَّعْرِيفِ الاِصْطِلَاحِيِّ لِلْخَوَارِجِ.
قَالَ الشَّهْرَسْتَانِيُّ: «كُلُّ مَنْ خَرَجَ عَلَى الإِمَامِ الحَقِّ الَّذِي اتَّفَقَتِ الجَمَاعَةُ عَلَيْهِ يُسَمَّى خَارِجِيًّا، سَوَاءٌ كَانَ الخُرُوجُ فِي أَيَّامِ الصَّحَابَةِ عَلَى الأَئِمَّةِ الرَّاشِدِينَ، أَوْ كَانَ بَعْدَهُمْ عَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ، وَالأَئِمَّةِ فِي كُلِّ زَمَانٍ
Khawarij secara istilah:
Para ulama berbeda pendapat tentang definisi Khawarij secara istilah.
Al-Syahristani berkata: "Siapa saja yang keluar melawan imam yang sah (imam al-haq) yang telah disepakati oleh jamaah disebut Khawarij. Baik pemberontakan itu terjadi pada masa sahabat terhadap para imam yang lurus (al-a’immah al-rashidin), maupun setelahnya terhadap para tabi'in yang mengikuti mereka dengan baik, serta terhadap para imam di setiap zaman."
وَقَالَ ابْنُ حَزْمٍ: «وَمَنْ وَافَقَ الخَوَارِجَ فِي إِنْكَارِ التَّحْكِيمِ، وَتَكْفِيرِ أَصْحَابِ الكَبَائِرِ، وَالقَوْلِ بِالخُرُوجِ عَلَى أَئِمَّةِ الجَوْرِ، وَأَنَّ أَصْحَابَ الكَبَائِرِ مُخَلَّدُونَ فِي النَّارِ، وَأَنَّ الإِمَامَةَ جَائِزَةٌ فِي غَيْرِ قُرَيْشٍ، فَهُوَ خَارِجِيٌّ، وَإِنْ خَالَفَهُمْ فِيمَا عَدَا ذَلِكَ مِمَّا اخْتَلَفَ فِيهِ المُسْلِمُونَ، وَإِنْ خَالَفَهُمْ فِيمَا ذَكَرْنَا؛ فَلَيْسَ خَارِجِيًّا
Ibnu Hazm berkata: "Siapa saja yang sependapat dengan Khawarij dalam hal seperti mengingkari tahkim (arbitrase), mengkafirkan pelaku dosa besar (ashab al-kaba'ir), berpendapat bahwa pemberontakan terhadap pemimpin zalim itu wajib, meyakini bahwa pelaku dosa besar kekal di neraka, dan menganggap bahwa imamah (kepemimpinan) tidak harus dari suku Quraisy, maka ia disebut Khawarij. Namun, jika ia berbeda pendapat dengan mereka dalam hal lainnya yang diperselisihkan oleh kaum Muslimin, atau dalam hal yang disebutkan di atas, maka ia bukanlah Khawarij."
وَقَدْ عَرَّفَهُمْ ابْنُ حَجَرٍ العَسْقَلَانِيُّ بِقَوْلِهِ: «وَالخَوَارِجُ الَّذِينَ أَنْكَرُوا عَلَى عَلِيٍّ التَّحْكِيمَ، وَتَبَرَّؤُوا مِنْهُ، وَمِنْ عُثْمَانَ وَذُرِّيَّتِهِ، وَقَاتَلُوهُمْ
Ibnu Hajar Al-Asqalani mendefinisikan Khawarij dengan berkata:
"Khawarij adalah orang-orang yang mengingkari keputusan arbitrase (tahkim) Ali, berlepas diri darinya, serta dari Utsman dan keturunannya, dan mereka memerangi mereka." (lihat Fath al-Bari karya Ibnu Hajar (1/459))
وَقَدِ اشْتَهَرَ تَعْرِيفُ الخَوَارِجِ بِالَّذِينَ يَخْرُجُونَ عَلَى أَئِمَّةِ المُسْلِمِينَ وَجَمَاعَتِهِمْ، وَيُكَفِّرُونَ بِالكَبَائِرِ، وَيَسْتَحِلُّونَ دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ.
Definisi Khawarij yang paling dikenal adalah:
Mereka yang memberontak terhadap para pemimpin Muslim dan jamaahnya, mengkafirkan pelaku dosa besar, serta menghalalkan darah dan harta mereka.
كَمَا يَشْمَلُ اسْمُ الخَوَارِجِ كُلَّ مَنْ أَخَذَ بِأُصُولِهِمْ وَسَلَكَ سَبِيلَهُمْ، وَعَلَى هَذَا فَإِنَّ الخَوَارِجَ قَدْ يَخْرُجُونَ فِي كُلِّ زَمَانٍ، وَسَيَظْهَرُونَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ.
Istilah Khawarij juga mencakup:
Siapa saja yang mengikuti prinsip-prinsip mereka dan menempuh jalan mereka. Oleh karena itu, Khawarij dapat muncul di setiap zaman dan akan muncul lagi di akhir zaman.
وَكَمَا أَخْبَرَ النَّبِيُّ ﷺ عَنِ الخَوَارِجِ الأَوَّلِينَ، فَقَدْ أَخْبَرَ كَذَلِكَ عَنِ المُتَأَخِّرِينَ، وَأَنَّهُمْ يَخْرُجُونَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ، قَالَ: «سَيَخْرُجُ قَوْمٌ فِي آخِرِ الزَّمَانِ، أَحْدَاثُ الأَسْنَانِ، سُفَهَاءُ الأَحْلَامِ، يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ البَرِيَّةِ، لَا يُجَاوِزُ إِيمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، فَأَيْنَمَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ، فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ
Sebagaimana Nabi ﷺ mengabarkan tentang Khawarij terdahulu:
Beliau juga mengabarkan tentang Khawarij yang muncul di masa mendatang, bahwa mereka akan keluar di akhir zaman. Nabi ﷺ bersabda:
"Akan keluar suatu kaum di akhir zaman, yang masih muda usia dan lemah akal. Mereka berkata dengan ucapan yang terbaik di antara makhluk, tetapi iman mereka tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah keluar dari sasarannya. Maka, di mana pun kalian menemui mereka, bunuhlah mereka, karena membunuh mereka ada pahalanya bagi orang yang melakukannya di Hari Kiamat." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari Hadits nomor 6930), akan dijelaskan lebih lanjut. dari Suwaid bin Ghafalah, berkata Ali).
المَطْلَبُ الثَّانِي : أَسْمَاءُ الخَوَارِجِ وَسَبَبُ تِلْكَ التَّسْمِيَاتِ
Bagian Kedua: Nama-Nama Khawarij dan Alasan Penamaan Tersebut
لِلْخَوَارِجِ أَسْمَاءٌ كَثِيرَةٌ، وَمِنْ تِلْكَ الأَسْمَاءِ:
۱ - الخَوَارِجُ.
٢ - الحَرُورِيَّةُ.
٣ - الشُّرَاةُ.
٤ - المَارِقَةُ.
٥ - المُحَكِّمَةُ.
٦ - النَّوَاصِبُ.
Khawarij memiliki banyak nama, di antaranya:
1. Al-Khawarij.
2. Al-Haruriyyah.
3. Asy-Syurāt.
4. Al-Mariqah.
5. Al-Muhakkimah.
6. An-Nawashib.
أَمَّا تَسْمِيَتُهُمْ بِالخَوَارِجِ فَهُوَ أَشْهَرُ أَسْمَائِهِمْ، وَسَبَبُ تَسْمِيَتِهِمْ بِالخَوَارِجِ؛ كَوْنُهُمْ يَخْرُجُونَ عَلَى حُكَّامِ المُسْلِمِينَ، أَوْ عَلَى النَّاسِ عُمُومًا، أَوْ لِأَنَّهُمْ خَرَجُوا عَلَى عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ خُصُوصًا.
Penamaan mereka sebagai Khawarij adalah nama yang paling dikenal.
Sebab penamaan ini adalah karena mereka memberontak terhadap pemimpin kaum Muslimin, atau terhadap masyarakat secara umum, atau karena mereka secara khusus memberontak terhadap Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu.
وَأَمَّا تَسْمِيَتُهُمْ بِالحَرُورِيَّةِ: فَنِسْبَةٌ إِلَى حَرُورَاءَ مَنْطِقَةٍ بِقُرْبِ الكُوفَةِ، كَانَ بِهَا أَوَّلُ اجْتِمَاعِهِمْ حِينَمَا خَالَفُوا عَلِيًّا، وَخَرَجُوا عَلَيْهِ.
Penamaan mereka sebagai Haruriyyah:
Berasal dari kata Harura, yaitu nama sebuah daerah di dekat Kufah, tempat pertama kali mereka berkumpul ketika menentang Ali dan memberontak terhadapnya.
وَأَمَّا تَسْمِيَتُهُمْ بِالشُّرَاةِ: فَهِيَ نِسْبَةٌ إِلَى الشِّرَاءِ، الَّذِي ذَكَرَهُ اللهُ بِقَوْلِهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ﴾ [التوبة: ١١١]. وَهُمْ يَفْتَخِرُونَ بِهَذِهِ التَّسْمِيَةِ: الشُّرَاةُ.
Penamaan mereka sebagai Asy-Syurāt:
Merujuk pada istilah asy-syira' (penjualan), sebagaimana disebutkan Allah dalam firman-Nya:
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah..." (QS. At-Taubah: 111).
Mereka merasa bangga dengan nama ini: Asy-Syurāt.
وَأَمَّا التَّسْمِيَةُ بِالمَارِقَةِ فَلِوُرُودِ أَحَادِيثِ المَرُوقِ الوَارِدَةِ فِي الصَّحِيحَيْنِ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ يَقْرَءُونَ القُرْآنَ، لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الإِسْلَامِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، قِتَالُهُمْ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Penamaan mereka sebagai Al-Mariqah:
Berasal dari Hadits tentang "keluar dari agama" (muruq) yang terdapat dalam Shahihain. Ali radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Akan ada suatu kaum di akhir zaman yang membaca Al-Qur'an, tetapi tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah keluar dari sasarannya. Memerangi mereka adalah kewajiban setiap Muslim."
وَأَمَّا التَّسْمِيَةُ بِالمُحَكِّمَةِ: فَإِمَّا لِرَفْضِهِمْ تَحْكِيمَ الحَكَمَيْنِ بَيْنَ عَلِيٍّ وَمُعَاوِيَةَ.
Penamaan mereka sebagai Al-Muhakkimah:
Disebabkan oleh penolakan mereka terhadap keputusan arbitrase antara Ali dan Muawiyah.
وَإِمَّا لِتَرْدَادِهِمْ كَلِمَةَ: «لَا حُكْمَ إِلَّا لِلَّهِ»، وَهُوَ الرَّاجِحُ، وَهِيَ كَلِمَةُ حَقٍّ أُرِيدَ بِهَا بَاطِلٌ كَمَا قَالَ لَهُمْ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ.
Atau karena mereka sering mengulang-ulang perkataan:
"Tidak ada hukum kecuali milik Allah," dan pendapat ini yang lebih kuat. Perkataan tersebut adalah kalimat yang benar tetapi dimaksudkan untuk tujuan yang batil, sebagaimana dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib kepada mereka.
وَأَمَّا تَسْمِيَتُهُمْ بِالنَّوَاصِبِ فَلِأَنَّهُمْ نَصَبُوا العَدَاءَ لِعَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ وَقَتَلُوهُ.
Penamaan mereka sebagai An-Nawashib:
Disebabkan karena mereka menunjukkan permusuhan kepada Ali bin Abi Thalib dan membunuhnya.
المَطْلَبُ الثَّالِثُ : مَتَى نَشَأَ مَذْهَبُ الخَوَارِجِ
Bagian Ketiga : Kapan Munculnya Madzhab Khawarij
اخْتَلَفَ العُلَمَاءُ فِي تَحْدِيدِ بَدْءِ نَشْأَةِ الخَوَارِجِ، فَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ: كَانَ بَدْءُ خُرُوجِهِمْ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ ﷺ، وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ: فِي عَهْدِ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَدْ خَرَجُوا عَلَيْهِ وَحَاصَرُوهُ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ قَتَلُوهُ، وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ: فِي عَهْدِ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بَعْدَ قُبُولِهِ لِلتَّحْكِيمِ فِي وَقْعَةِ صِفِّينَ.
Para ulama berbeda pendapat mengenai kapan munculnya Khawarij:
Sebagian mengatakan bahwa awal kemunculan mereka terjadi pada masa Nabi ﷺ. Sebagian lain mengatakan pada masa Utsman radhiyallahu 'anhu, karena mereka memberontak terhadapnya, mengepung rumahnya, dan kemudian membunuhnya. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka muncul pada masa Ali radhiyallahu 'anhu setelah beliau menerima arbitrase (tahkim) pada Perang Shiffin.
أَمَّا بِالنِّسْبَةِ لِلْقَوْلِ الأَوَّلِ، فَإِنَّ المَقْصُودَ بِهِ مَا وَقَعَ لِرَسُولِ اللهِ ﷺ مِنْ قِيَامِ ذِي الخُوَيْصِرَةِ - عَبْدِ اللهِ التَّمِيمِيِّ - فِي إِحْدَى الغَزَوَاتِ فِي وَجْهِ الرَّسُولِ ﷺ مُعْتَرِضًا عَلَى قِسْمَةِ الرَّسُولِ ﷺ لِلْفَيْءِ، مُتَّهِمًا النَّبِيَّ ﷺ بِعَدَمِ العَدْلِ فِي قِسْمَتِهِ. فَالاِعْتِرَاضُ عَلَى الإِمَامِ الحَقِّ يُسَمَّى خُرُوجًا، فَكَيْفَ بِالاِعْتِرَاضِ عَلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ؟!
Adapun pendapat pertama:
Yang dimaksud adalah peristiwa pada masa Rasulullah ﷺ, ketika Dzul Khuwaishirah, seorang dari Bani Tamim, berdiri di hadapan Rasulullah ﷺ saat salah satu peperangan. Ia memprotes pembagian harta rampasan perang oleh Rasulullah ﷺ dan menuduh beliau tidak adil dalam pembagiannya. Protes terhadap pemimpin yang sah disebut pemberontakan (khuruj), apalagi jika protes itu diarahkan kepada Rasulullah ﷺ.
وَبِهَذَا القَوْلِ قَالَ كَثِيرٌ مِنَ العُلَمَاءِ؛ مِنْهُمُ الشَّهْرَسْتَانِيُّ، وَابْنُ حَزْمٍ، وَابْنُ الجَوْزِيِّ، وَالأَجُرِّيُّ.
Pendapat ini didukung oleh banyak ulama,
Di antaranya Al-Syahrastani, Ibnu Hazm, Ibnu Al-Jauzi, dan Al-Ajurry.
لَكِنْ يَجِبُ التَّفْرِيقُ بَيْنَ بَدْءِ الخُرُوجِ مِنْ شَخْصٍ مُعَيَّنٍ لَيْسَ لَهُ جَمَاعَةٌ أَوْ أَفْكَارٌ، وَظُهُورِ الخَوَارِجِ كَفِرْقَةٍ لَهَا آرَاءٌ وَأَفْكَارٌ وَمَنَاهِجُ، وَتَجَمُّعٌ قَوِيٌّ.
Namun, harus dibedakan
Antara awal pemberontakan yang dilakukan oleh individu tertentu tanpa memiliki kelompok atau ideologi, dan munculnya Khawarij sebagai sebuah sekte yang memiliki pemikiran, ideologi, metode, dan kekuatan yang terorganisir.
فَذُو الخُوَيْصِرَةِ لا يُعْتَبَرُ فِي الحَقِيقَةِ زَعِيمًا لِلْخَوَارِجِ، لأَنَّ فِعْلَتَهُ حَادِثَةٌ فَرْدِيَّةٌ - تَقَعُ لِلْحُكَّامِ كَثِيرًا - وَلَمْ تَكُنْ لَهُ جَمَاعَةٌ يَتَزَعَّمُهَا، وَمَعَ هَذَا فَيُمْكِنُ القَوْلُ بِأَنَّ نَزْعَةَ الخُرُوجِ قَدْ بَدَأَتْ بَذْرَتُهَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ ﷺ.
Dzul Khuwaishirah sebenarnya tidak dianggap sebagai pemimpin Khawarij,
Karena tindakannya adalah insiden individu—yang sering terjadi pada para pemimpin—dan ia tidak memiliki kelompok yang ia pimpin. Namun demikian, dapat dikatakan bahwa bibit pemikiran pemberontakan telah muncul pada masa Rasulullah ﷺ.
وَأَمَّا بِالنِّسْبَةِ لِلْقَوْلِ الثَّانِي، فَهُوَ رَأْيٌ لِبَعْضِ العُلَمَاءِ أَيْضًا؛ كَابْنِ كَثِيرٍ، وَابْنِ أَبِي العِزِّ، وَلَكِنْ يُرَدُّ عَلَى هَذَا القَوْلِ بِأَنَّ أُولَئِكَ الثُّوَّارَ البُغَاةَ كَانَ هَدَفُهُمْ قَتْلَ عُثْمَانَ فَقَطْ.
Adapun pendapat kedua:
Pendapat ini juga dikemukakan oleh sebagian ulama seperti Ibnu Katsir dan Ibnu Abi Al-Izz. Namun, pendapat ini dapat dibantah karena para pemberontak tersebut (yang melawan Utsman) hanya bertujuan untuk membunuh Utsman radhiyallahu 'anhu semata.
وَلَا يَنْطَبِقُ عَلَيْهِمْ وَصْفُ فِرْقَةٍ ذَاتِ طَابِعٍ عَقَائِدِيٍّ خَاصٍّ، وَلِهَذَا انْدَمَجُوا مَعَ المُسْلِمِينَ بَعْدَ تَنْفِيذِ جَرِيمَتِهِمْ، وَلَمْ يُشَكِّلُوا فِرْقَةً مُسْتَقِلَّةً - وَإِنْ كَانَ فِعْلُهُمْ يُعْتَبَرُ خُرُوجًا عَنِ الطَّاعَةِ وَخُرُوجًا عَلَى الإِمَامِ - إِلَّا أَنَّهُمْ لَيْسُوا هُمُ الخَوَارِجَ كَفِرْقَةٍ عَقَائِدِيَّةٍ سِيَاسِيَّةٍ.
Mereka tidak dapat dikategorikan sebagai sekte dengan karakteristik ideologis tertentu.
Oleh karena itu, mereka berbaur kembali dengan kaum Muslimin setelah melakukan kejahatan mereka. Mereka tidak membentuk sekte yang independen—meskipun tindakan mereka dianggap sebagai pemberontakan terhadap ketaatan dan pemberontakan terhadap imam. Namun, mereka bukanlah Khawarij sebagai sekte ideologis-politik.
وَالحَاصِلُ أَنَّ الخَوَارِجَ بِالمَعْنَى الصَّحِيحِ اسْمٌ يُطْلَقُ عَلَى تِلْكَ الطَّائِفَةِ ذَاتِ الاِتِّجَاهِ السِّيَاسِيِّ وَالآرَاءِ الخَاصَّةِ، الَّتِي خَرَجَتْ عَنْ جَيْشِ الإِمَامِ عَلِيٍّ وَتَقَاتَلُوا مَعَهُ فِي مَعْرَكَةِ النَّهْرَوَانِ الشَّهِيرَةِ. وَاللهُ أَعْلَمُ.
Kesimpulannya:
Khawarij dalam makna yang benar adalah sebutan bagi kelompok dengan arah politik dan pandangan khusus yang memisahkan diri dari pasukan Imam Ali radhiallahu’anhu dan bertempur melawannya dalam Perang Nahrawan yang terkenal. Wallahu a‘lam.
Bersambung inSya Allah
Zaki Rakhmawan Abu Usaid
Di Ma’had IHBS Jakarta