Sabtu, 01 Juni 2024

Muslim itu cara berpikirnya mengedepankan husnuzhon kepada Allah, baik dalam perjalanan hidup dunianya maupun dalam perjalanan agama dan akhiratnya.

Muslim itu cara berpikirnya mengedepankan husnuzhon kepada Allah, baik dalam perjalanan hidup dunianya maupun dalam perjalanan agama dan akhiratnya.

Syaikh Sholih Alu Syaikh memberikan contoh husnuzhon, dalam hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
بَدَأَ الإسْلَامُ غَرِيبًا، وَسَيَعُودُ كما بَدَأَ غَرِيبًا، فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
" Islam datang dalam keadaan asing, dan ajarannya akan kembali asing seperti awal mulanya. Maka, beruntunglah orang-orang asing tersebut." (HR. Muslim).

Biasanya, kita hanya melihat dari sisi realita ajaran islam sekarang sudah terasa asing, banyak yang menganggap aneh ajaran islam bahkan oleh pemeluknya sendiri. Tapi, kita lalai dari "sirr" sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Para ulama mengatakan: hadits ini mengisyaratkan akan kembalinya kejayaan islam. Sebagaimana dulu islam dimulai oleh satu orang, lalu menyebar dan menguat. Maka, ketika islam kembali asing, ia akan kembali menyebar dan menguat...

Begitulah husnuzhon kepada Allah dan keoptimisan seorang muslim...

Faedah dari Syaikh Sholih aalu Syaikh, "kaifa yufakkirul muslim fil waqi'"
Ustadz ihsan Muhammad