Sabtu, 29 Juni 2024

BIARKAN ANAK MENANGIS

BIARKAN ANAK MENANGIS

Ketika anak-anak saya masih kecil-kecil, saya banyak membaca buku cara mendidik anak, bahkan beberapa buku fisiologi anak saya koleksi untuk menambah wawasan tentang perkembangan anak dan persoalannya setiap tahapan usianya dan bagaimana cara mengatasinya. 

Salah satunya, ketika anak meminta sesuatu, kemudian tidak dipenuhi, lantas anak itu menangis. Apalagi ketika memintanya lagi banyak orang atau ketika ada tamu. Kemudian dia pun menangis. Akhirnya kebanyakan orang tua, mengabulkan permohonan anaknya, padahal yang dia minta tidak urgen, dan uang yang ada bukan diperuntukkan untuk sesuatu yang diinginkan anak, tetapi untuk keperluan lain. 

Didalam buku fisiologi yang saya baca, biarkan anak menangis sampai cape sendiri, jangan penuhi permintaannya. Kalau dipenuhi, maka menangis akan menjadi senjata. Setiap ada kemauan, kemudian tidak dituruti, dia akan menangis sejadi-jadinya. Karena dia yakin akan dipenuhi. Tetapi kalau dibiarkan menangis, dia akan cape sendiri. Besok-besok kalau menangis, akan sia-sia tangisannya, karena pasti tidak dipenuhi keinginannya. 

Teori ini saya praktekan. Ketika anak saya dibawa ke pasar, kemudian minta sesuatu, yang barang tersebut tidak urgen dan uang yang ada untuk keperluan lain, saya biarkan dia menangis, sampai pulang dari pasar. Diwaktu yang lain, saya bawa lagi ke pasar, dia pun menangis lagi minta sesuatu dan saya tidak penuhi. Sebentar dia berhenti. Dan berikutnya kalau minta sesuatu tidak memaksa dengan senjata menangisnya. 

Namun didalam perkara lain, mungkin anak menangis karena sedih atau disakiti saudaranya atau temannya, maka jangan dilarang dia menangis, apalagi dipukul, biarkan dia menangis beberapa saat. 

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah,
.
إن من جملة الأدب والتربية بالنسبة الصبيان أنه إذا أراد أن يبكي أن يترك يبكي مدة قصيرة من أجل أن يرتاح لأنه يخرج ما في قلبه
.
"Sesungguhnya termasuk dalam adab dan pendidikan kepada anak kecil, bahwasanya apabila ia ingin menangis, biarkan menangis beberapa saat untuk membuat dirinya tenang karena sesungguhnya ia sedang mengeluarkan apa yang ada didalam hatinya." (Syarhul Mumti' 5/393).

AFM