1. Mengikuti pemerintah dalam berhari raya masuknya bab persatuan, bukan semata bab ketaatan kepada penguasa. Dari zaman sahabat sampai sekarang, yang namanya penguasa itu hanya mengumumkan, bukan memerintah ataupun melarang.
Jadi kalau alasannya "tidak ada larangan untuk berbeda kok", ya ini tidak tepat, karena kita tahu bahwa tujuan pemerintah mengumpulkan saksi hilal kemudian mengumumkannya adalah untuk mempersatukan umat dalam ibadah jama'i. Itulah peran mereka sebagai waliyyul amri. Jika sudah dipahami tujuannya kenapa masih bicara soal "dibolehkan beda atau tidak"?
Makanya saya kadang merasa aneh juga, sebetulnya kita tu pengen pemerintah mengatur urusan umat Islam atau enggak ya? Ngga diatur dianggep sekuler, begitu diatur malah peran mereka dinihilkan.
2. Pemerintah ketika memerintahkan sesuatu berdasarkan salah satu pendapat ulama dalam masalah ijtihadiyah yang bersifat fardiyah (amalan individu), jika memang tidak sepakat silakan untuk tidak ikut, karena memang amalan individu tidak bisa dipaksakan. Namun jangan ditampakkan terang-terangan.
Syaikh 'Utsaimin mengatakan:
"Jika pemerintah menyuruh untuk puasa sebelum shalat istisqa', dan ada 'ulama yang berpandangan bahwa hal tersebut bukan sunnah karena Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- tidak pernah menyuruh orang-orang ketika akan shalat istisqa' untuk puasa, maka dia boleh untuk tidak berpuasa. Akan tetapi apakah kemudian dia umumkan penyelisihannya terhadap perintah waliyyul amr?"
Jawab: Janganlah ia umumkan. Hendaknya cukup hal itu antara dirinya dengan Allah. Memang tidak harus. Tapi menyempal dan mengumumkan penyelisihannya pada perkara ijitihadiyah, ini merupakan sebuah kesalahan.... Karena hal ini akan membuat orang-orang meremehkan apa yang sudah diatur oleh pemerintah dan mereka mudah untuk berkata: "Pemerintah mujtahid, saya juga mujtahid, dan kita amalkan ijtihad masing-masing".
Maka yang wajib adalah nasehat untuk Allah dan Rasul-Nya serta para pemimpin dan rakyatnya, dan hendaknya membicarakan apa yang dia perselisihkan ini kepada pemerintah dan ia jelaskan kepadanya."
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=0ZTimhmdO5I
Ustadz ristiyan ragil