Jumat, 12 April 2024

Kitab al-Jami' al-Kaamil fii al-Hadits as-Shahih as-Syamil karya Syaikh Muhammad Abdullah al-A'zhomi. Kitab ini menghimpun seluruh hadits-hadits shahih dari kitab-kitab induk hadits.

Ajjjiiib parcel ini

#Bingkasan_Kebahagiaan

Kitab al-Jami' al-Kaamil fii al-Hadits as-Shahih as-Syamil karya Syaikh Muhammad Abdullah al-A'zhomi. Kitab ini menghimpun seluruh hadits-hadits shahih dari kitab-kitab induk hadits. 

Dalam kurun waktu 1.400 tahun perjalanan keilmuan Islam tidak ada yang menyusun semua hadits shahih ke dalam satu kitab. Syaikh Muhammad Abdullah al-A'zhomi berhasil melakukan ini selama rentang waktu 15 tahun dan menggunakan lebih dari 200 kitab induk hadits untuk menyusunnya dalam sebuah karya fenomenal dan paling berpengaruh mencakup 16.800 hadits dalam 12 jilid tanpa pengulangan hadits dan semuanya berstatus shahih. 

Ketika wawancara bersama Dr. Zakir Naik, ketika beliau ditanya tentang kitab hadits yang mengumpulkan semua hadits-hadits shahih maka beliau menyebutkan kitab yang berjudul :
الجامع الكامل في الحديث الصحيح الشامل المرتب على أبواب الفقه - جمعه الشيخ محمد عبد الله الاعظمي

Bahkan para hadits meyakini bahwa Syaikh Ziaur Rahman Azami telah berhasil mengumpulkan 99% dari seluruh hadits shahih yang ada di muka bumi dalam sebuah kompilasi kitab.

Latar belakang Syaikh Muhammad Abdullah al-A'zhomi

Beliau adalah seorang mantan Hindu Brahman India. Nama hindunya Banke Laal berasal dari keluarga pebisnis terkemuka di Uttar Pradesh. Ketika usianya baru 16 tahun, usia yang sangat belia. Usia yang ulama menyebutnya “qariib minal fithrah” atau (masih) dekat dari fithrah, yakni meskipun sudah bergeser, tetapi masih dekat dari fithrah yang suci, yakni tauhid yang murni. 

Berawal dari terjemahan sebuah buku bertajuk “Dinul Haq” (Agama yang Benar), ia sangat terusik dengan nukilan “إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ” dan pembahasan tentang firman Allah ‘Azza wa Jalla:⁣
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ ⁣
“Sesungguhnya (satu-satunya) agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Ali ‘Imran, 3: 19). ⁣
Ayat ini sangat bertentangan dengan keyakinannya. Bukan saja bahwa ia bukan seorang muslim, tetapi lebih mendasar lagi ia mendapati dalam agamanya bahwa semua agama merupakan jalan untuk menuju tuhan yang sama. Tetapi firman Allah Ta’ala tersebut menolak tegas keyakinan yang dipegangnya selama ini. Maka anak muda ini pun mendatangi sejumlah guru senior dan pemuka agama Hindu, “Dapat engkau menerangkan bahwa Hindu benar agar saya dapat membantah Islam?” ⁣
Banyak yang ia datangi, tetapi tidak pernah memperoleh jawaban memuaskan. Pada saat yang sama ia juga mendatangi orang yang menurutnya dapat menjelaskan tentang Islam, hingga suatu ketika setelah memperoleh penjelasan atas berbagai keresahannya, dibacakanlah kepadanya firman Allah ‘Azza wa Jalla:⁣
مَثَلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَوْلِيَآءَ كَمَثَلِ ٱلْعَنكَبُوتِ ٱتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ ٱلْبُيُوتِ لَبَيْتُ ٱلْعَنكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ ⁣
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut, 29: 41).⁣
Ayat ini menghentak, meruntuhkan bangunan keyakinan kepada agamanya yang selama ini telah goyah, sekaligus semua keraguannya kepada Islam. Banke Laal, nama pemuda dari keluarga pebisnis terkemuka di Uttar Pradesh tersebut, memutuskan masuk Islam. Keputusan yang mengundang kemarahan besar pada keluarganya. Selama keluarga dari kasta Brahmana ini dikenal sebagai keluarga yang sangat kuat dan militan dalam berpegang kepada agamanya. ⁣
Tanpa ragu, Banke Laal terusir. Hidupnya berubah total, dari menikmati kemewahan berbalik menjadi orang yang mencari perlindungan dengan segala keterbatasan. Tetapi ini tak mematahkan tekadnya. Ia semakin gigih mempelajari agama ini. Kegigihan itu pula yang memudahkannya belajar agama di saat ia masih dalam keraguan. Hanya dalam beberapa bulan, ia sudah mampu membaca Al-Qur’an dengan benar, fasih dan lancar. Padahal belum masuk Islam.⁣
Ringkas cerita, kelak ia memperoleh kesempatan belajar di Universitas Islam Madinah. Begitu lulus, ia memperoleh banyak tawaran untuk berkarir di Eropa dan sejumlah negara. Tetapi ia lebih memilih melanjutkan pendidikan di Ummul Qura Makkah dan menulis tesis S-2 tentang pembelaan ilmiah terhadap segala tuduhan terhadap Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Dan ia menyelesaikan S-3 di Universitas Al-Azhar Cairo, Mesir.⁣
Kita mengenalnya dengan Syaikh Abu Ahmad Muhammad ‘Abdullah al-A’zami atau dalam lingkungan akademik lebih dikenal dengan Syaikh Dr. Muhammad Diya’ al-Rahman al-A’zami (محمد ضیاء الرحمن اعظمی). Jangan bingung dengan beragam cara penulisan namanya dalam transliterasi yang berbeda-beda sesuai cara negara yang menuliskannya, semisal Zia ur Rahman, Zia er Rahman atau yang lain. 

Sebagai bentuk I'tiraf atas kontribusinya terhadap Ilmu Hadis, beliau diberikan kewarganegaraan Arab Saudi. Beliau pun sempat menjadi dekan di Universitas Islam Madinah, Syaikh Diya’ al-Rahman menghabiskan masa tuanya dengan mengajar Masjid Nabawi.⁣ 
Beliau wafatnya tepat di hari Arafah, 30 Juli tahun 2020, benar-benar merupakan kehilangan yang sangat besar. 

- Tinta. Asw -
𝕄𝕒𝕜𝕥𝕒𝕓𝕒𝕙 ℝ𝕚𝕪𝕒𝕕𝕙𝕦𝕤 𝕊𝕙𝕒𝕝𝕚𝕙𝕚𝕟

Ustadz abu sa'dy