Selasa, 31 Januari 2023

pentingnya ilmu aqidah untuk mendukung ilmu syari'i lainnya

Hadits tentang membantu kelancaran hajat/keinginan/cita-cita dengan cara menyembunyikannya/merahasiakannya adalah hadits MUNKAR

Hadits tentang membantu kelancaran hajat/keinginan/cita-cita dengan cara menyembunyikannya/merahasiakannya adalah hadits MUNKAR

اسْتَعِينُوا عَلَى قَضَاءِ الْحَوَائِجِ بِالْكِتْمَانِ ، فَإِنَّ كُلَّ ذِي نِعْمَةٍ مَحْسُودٌ 

“Bantulah kelancaran hajat dengan cara menyembunyikannya karena setiap pemilik nikmat menjadi obyek hasad.”

Hadits ini diriwayatkan: At-Thabraniy, Ibnu Adi, al-Uqailiy, ar-Ruyani, dll.

Semua riwayat dari referensi di atas dari  jalur Sa’id bin Sallam al-‘Athar, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma’dan dari Mu’adz bin Jabal.

Jalur Mu’adz ini, Sa’id bertafarrud dan tidak ada jalur lain dari Mu’adz selain jalur Sa’id. Ini sebagaimana kata at-Thabraniy dalam al-Ausath.

Tentang Sa’id ini, Ibnu Hibban berkata: “Munkar al-hadits, bertafarrud dari para tsabt pada hadits yang tidak memilik al-ashl dan dialah yang meriwayatkan dari Tsaur bin Yazid.”

Imam Ahmad berkata: “Kaddzab.”

Hadits ini adalah hadits munkar, sebagaimana pernyataan Abu Hatim:

 هذا حديث منكر كان سبب سعيد بن سلام بعد الضاء ضعفه من هذا الحديث
“Hadits ini adalah munkar. Penyebab Sa’id bin Sallam setelah al-qadha terkait ini adalah kelemahannya.” (Ilal ibn Abi Hatim)
______
Yani Fahriansyah

Kualitas dan derajat akhlak seseorang akan terlihat ketika Anda berselisih dengannya

Kualitas dan derajat akhlak seseorang akan terlihat ketika Anda berselisih dengannya. Orang mulia akan tetap menghormati orang yang bermusuhan dengannya. Adapun orang yang tercela, akan berbuat buruk dalam permusuhan.

Nabi ﷺ telah menyebutkan bahwa tanda kemunafikan adalah jika seseorang bermusuhan, ia berbuat keburukan.

Prof. Dr. Saad Al Khatslan
ustadz amrullah akhadinta

Senin, 30 Januari 2023

Diantara adab yang bagus dari seorang penuntut ilmu dalam urusan kitab

Diantara adab yang bagus dari seorang penuntut ilmu dalam urusan kitab,

ولا يستعير كتابا مع إمكان شرائه أو إجارته

“Dan ia (hendaknya) tak meminjam kitab ketika masih memungkinkan untuk bisa membelinya atau menyewanya.” [Tadzkiratus Saami’, hal. 187]

Mungkin karena itu lebih menjaga wibawa dan kehormatan dirinya.

—Mochamad Teguh Azhar—

Siapa yang menolak hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam maka ia berada dalam jurang kebinasaan

Imam Ahmad rahimahullah mengatakan:

من ردَّ حديث رسول الله فهو على شفا هلكة

“Siapa yang menolak hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam maka ia berada dalam jurang kebinasaan" 
(Manaqib Al Imam Ahmad [hal. 249], karya Ibnul Jauzi).

@fawaid_kangaswad

Ummul Quro (induk/pusatnya kota)

Ummul Quro (induk/pusatnya kota) 
------------------------------------------

Kalau Mesir punya julukan ummud dunya (induk/pusatnya dunia) karena sejarah panjangnya dengan berbagai kisah & cerita di dalamnya dari zaman firaun atau bahkan peradaban sebelumnya, dan juga cerita para Nabi dari Ibrahim, Yusuf, Musa hingga Muhammad solawatullah wa salamuhu alaihim jamian.

Makkah juga punya julukan/nama lain yakni Ummul Quro (induk/pusatnya kota), bahkan Allah abadikan dalam al-Quran penyebutan ini:
{ وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ أَنزَلۡنَـٰهُ مُبَارَكࣱ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِی بَیۡنَ یَدَیۡهِ وَلِتُنذِرَ أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَاۚ }

"Dan ini (Al-Qur`ān), Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummulqurā (Mekkah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya".
[Surat Al-An'am: 92]

Diantara alasan kenapa Makkah diberi nama ummul Quro antara lain:

1. Karena kota Makkah adalah kota paling mulia & tempat tersuci di muka bumi, Allah memberi keutamaan pada Makkah dibandingkan dengan tempat lain. 
2. Karena Makkah adalah tempat yang menghimpun Baitullah al-Haram dimana ia adalah Baitullah (masjid) paling utama sebagai tujuan safar dalam rangka ibadah, selepasnya berurutan al-masjid al-Nabawi & al-masjid al-aqsho. 

Karena Makkah sebagai tempat mulia, suci dan terdapat al-masjid al-Haram di dalamnya, tidak heran jika diberi julukan ummul qura, karena dengan berbagai kelebihannya tersebut ia menjadi destinasi Ummat islam di seluruh penjuru dunia, bahkan jadi pusat peradaban juga semenjak masa sebelum islam. 

Nama Ummul Quro kemudian juga digunakan sebagai nama lembaga pendidikan tinggi di Makkah, Ummul Qura university, awalnya adalah sekolah tinggi syariah yang didirikan oleh pemerintah di tahun 1949 , kemudian sempat menjadi bagian dari King Abdul Aziz University Jeddah di tahun 1971,lantas di tahun 1981 dengan keluarnya dekret kerajaan, sekolah tinggi syariah resmi melepaskan diri dari KAU dan menjadi universitas mandiri sampai sekarang. 

Ummul Quro memiliki dua lokasi kampus (setahu saya), di distrik aziziah untuk kampus lama dan sekarang digunakan untuk kelas persiapan bahasa & fakultas ilmu terapan, adapun ummul Quro baru berdiri di dekat arafah. Di kampus ini sebagaimana sudah menjadi rahasia umum, terdapat di dalamnya  beberapa jurusan keagamaan unggulan dari fak syariah, hadist, ushulud dien, Qur'an dll, termasuk juga jurusan ilmu2 sosial, sains & teknologi. 
Semoga bagi kawan2 sekalian yang berminat belajar disini Allah mudahkan prosesnya, dimudahkan untuk diterima, dan betapa bahagia & beruntungnya orang yang belajar disini, mengambil ilmu dari para pakar di bidangnya, disamping itu begitu mudahnya untuk beribadah di Masjidil Haram. 

Semoga Allah beri taufiq pada semuanya. 

Sumber bacaan:
1. https://www.islamweb.net/amp/ar/fatwa/73757/ 
2. https://mawdoo3.com/%D9%84%D9%85%D8%A7%D8%B0%D8%A7_%D8%B3%D9%85%D9%8A%D8%AA_%D9%85%D9%83%D8%A9_%D8%A8%D8%A3%D9%85_%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D9%89  
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Umm_Al-Qura
Ustadz setiawan tugiono

TAK PERNAH MENDOAKAN ISTERI

TAK PERNAH MENDOAKAN ISTERI

Ada seseorang, memiliki seorang isteri, namun wajah isterinya, jika dipandang tidak menyenangkannya, walaupun kata orang, isterinya cuaaantik. Jika diperintah membangkang. Dan jika ditinggal pergi, tidak menjaga kehormatan suami. Ini membuat dirinya tidak bahagia hidupnya. 

Apa penyebabnya ? Mungkin saja salah satu sebabnya, selama ini dia tidak pernah mendoakan isterinya. Sebagaimana doa seorang ulama tabiin, yang senantiasa mendoakan isterinya disetiap doanya.

Muhamad bin Husain rahimahullah berdoa :

 اللهم ارزقني امرأة
 تسرني إذا نظرت
 وتطيعني إذا أمرت
 وتحفظني إذا غبت 

“Ya Allah berilah aku rizki seorang istri, 
yang menyenangkanku jika aku memandangnya, 
mentaati aku, jika aku perintah 
dan menjaga (kehormatan) ku, jika aku tidak ada. (Bahjatul Majaalis 183).

AFM

Dahulu para ahli hadits jika ada orang yg berbicara tentang keadaan rowi tertentu sedangkan orang yg berbicara tersebut bukan ahlinya dan bukan orang yg takhossus pada ilmu hadits, maka perkataannya tidak di terima, walaupun ia seorang alim besar pada bidangnya

Dahulu para ahli hadits jika ada orang yg berbicara tentang keadaan rowi tertentu sedangkan orang yg berbicara tersebut bukan ahlinya dan bukan orang yg takhossus pada ilmu hadits, maka perkataannya tidak di terima, walaupun ia seorang alim besar pada bidangnya. Lalu bagaimana dengan keadaan orang² awam yg berbicara tentang Fulan dan Allan ? Sungguh orang² yg seperti ini adalah orang² yg melampaui batas.

Faidah pelajaran Dhowabith Jarh wa Ta'dil
Ustadz abu yahya tomy

Hakekat Syafa’atUstadz Abu Isa حفظه الله

Hakekat Syafa’at
Ustadz Abu Isa حفظه الله
Masjid Al-Muhtadin UNTAN
Ahad, 7 Rajab 1444 H / 29 Januari 2023

Definisi syafa’at:
Pengajuan dari seorang hamba yang terpilih untuk mengajukan permohonan kepada Allah demi kepentigan hamba yang lainnya.

Secara umum syafa’at terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Syafa’at yang diajukan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam saja, tidak oleh yang lainnya. Ini terbagi menjadi tiga:
a. Syafa’at Uzhma, syafa’at untuk ahli masyhar yang diajukan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam setelah sebelumnya beberapa Rasul menolak dan hanya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berkenan untuk mengajukan kepada Allah (maqoman mahmuda)
b. Syafa’at bagi calon penghuni surga dengan mengajukan agar pintu surga segera dibuka
c. Syafa’at Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam untuk meringankan azab bagi Abu Thalib

2) Syafa’at yang diajukan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, para Nabi yang lain, para malaikat dan orang-orang beriman
a. syafa’at untuk mereka yang masuk surga tanpa hisab. Sudah ada satu orang yang dikabarkan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau masih hidup, yaitu Ukasyah bin Mihshan radhiyallahu ‘anhu
b. syafa’at untuk penghuni surga agar derajatnya lebih tinggi dari sebelumnya. Ini bisa dari orang tua kepada anak atau anak kepada orang tua
c. syafa’at bagi yang timbangan kebaikan dan keburukannya sama, akhirnya mereka dapat syafa’at lalu masuk surga
d. syafa’at bagi orang-orang yang dosa besarnya lebih besar daripada kebaikannya, lalu mereka masuk surga dan tidak masuk neraka sama sekali
e. syafa’at bagi orng yang masuk neraka lalu dapat syafa’at sehingga keluar lebih cepat dan masuk ke dalam surga

Kaedah-kaedah penting dalam memahami hakekat syafa’at:
1) Syafa’at hanyalah milik Allah
2) Tidak ada seorang pun yang bisa mengajukan syafa’at melainkan setelah mendapatkan izin dari Allah
3) Syafa’at hanya diberikan kepada orang yang Allah ridhai
4) Keridhaan Allah hanya untuk orang-orang yang bertauhid. Adapun khusus Abu Thalib itu satu-satunya kasus pengecualian, itupun tidak keluar dari Neraka melainkan hanya diringankan dan yang memintakan juga hanya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam
5) Syafa’at tidak boleh diminta kecuali kepada Allah

Akhukum Noviyardi Amarullah
Masjid Al-Muhtadin UNTAN, 7-7-1444 H / 29-1-2023

Kaidah dalam dzikir yang disyari'atkan adalah bahwa kalimat dzikir tersebut adalah sebuah kalimat yang lengkap, memiliki makna yang jelas, yaitu memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kaidah dalam dzikir yang disyari'atkan adalah bahwa kalimat dzikir tersebut adalah sebuah kalimat yang lengkap, memiliki makna yang jelas, yaitu memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Misalnya: Subhanallah (سبحان الله), yang bermakna: Maha Suci Allah. Alhamdulillah (الحمد لله), yang bermakna: Segala puji hanya bagi Allah. Allahu Akbar (الله أكبر), yang bermakna: Allah Maha Besar. Laa ilaaha illallaah (لا إله إلا الله), yang bermakna: Tidak ada tuhan yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah.

Adapun berdzikir dengan mengucapkan Allah Allah (الله الله) secara berulang kali, apalagi meyakini bahwa lafazh ini lebih baik dan lebih afdhal daripada kalimat-kalimat dzikir yang berupa kalimat yang lengkap seperti yang telah disebutkan contoh-contohnya di paragraf sebelumnya, maka ini adalah sebuah kesalahan.

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

قال موسى: يا رب، علمني شيئا أذكرك وأدعوك به، قال: قل يا موسى: لا إله إلا الله، قال: كل عبادك يقولون هذا، قال: يا موسى، لو أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرضين السبع في كفة، ولا إله إلا الله في كفة، مالت بهن لا إله إلا الله

"Musa berkata, 'Wahai Rabb-ku, ajarilah aku sesuatu yang dengannya aku bisa berdzikir dan berdoa kepadamu.' Allah berfirman, 'Katakanlah wahai Musa: Laa ilaaha illallaah.' Musa berkata, 'Semua hamba-Mu mengucapkannya.' Allah berfirman, 'Wahai Musa, seandainya ketujuh langit dan penghuninya -selain Aku- dan ketujuh bumi berada dalam satu sisi timbangan, dan kalimat Laa ilaaha illallaah berada dalam sisi lain timbangan, maka sungguh kalimat Laa ilaaha illallaah akan lebih berat timbangannya.'" [Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan al-Hakim, dan dishahihkan juga oleh adz-Dzahabiy dan Ibnu Hajar]

Dari hadits ini, kita mengetahui bahwa kalimat dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallaah, bukan selainnya.

Oleh karena itu, jangan berdzikir dengan kalimat yang tidak membentuk makna yang lengkap, seperti: Allah, Allah, Allah. Atau: Hu, Hu, Hu.
Ustadz Dr andy oktavian latief

Siapakah orang yg paling baik?

Siapakah orang yg paling baik? Tanya orang itu, orang mukmin yg kaya, jawab luqman. Apakah kaya harta? Tanya orang orang. luqman menjawab, bukan, tapi kaya ilmu. Jika mereka membutuhkannya, mereka mendapatkan ilmu pada dirinya. Jika tidak ada yg membutuhkan dirinya, maka dialah yg membutuhkan dirinya sendiri.
Az zuhd imam ahmad
Al faqir 

Jiwa-jiwa kalian tidak jujur kepada kalian, kalian meng'angankan apa yang tidak bisa kalian capai, mengumpulkan apa yang tidak kalian makan, dan membangun apa yang tidak kalian tempati

Dari Abu Salil, Abu Hurairah رضي اللّه عنه berkata :

Jiwa-jiwa kalian tidak jujur kepada kalian, kalian meng'angankan apa yang tidak bisa kalian capai, mengumpulkan apa yang tidak kalian makan, dan membangun apa yang tidak kalian tempati"..

( Az-Zuhd, hlm. 224 )
Ustadz tri

Seandainya angin ditahan dari manusia selama 3 hari, niscaya apa yang ada diantara langit dan bumi pasti akan membusuk".

Dari Mutharrif, dari Ka'ab, dia berkata :

"Seandainya angin ditahan dari manusia selama 3 hari, niscaya apa yang ada diantara langit dan bumi pasti akan membusuk"..

( Az-Zuhd, hlm. 330 )
Ustadz tri

Kitab ini "Tanbihun Nabih" adalah kitab ke 4 yang ditulis oleh Syaikhuna Abdul Malik Ramadhani حفظه الله setebal 406 halaman untuk membantah kelompok sesat yang dikenal dengan "teroris".

#MENGHALALKAN_HARTA
#JIHADNYA_KAUM_TERORIS

Kitab ini "Tanbihun Nabih" adalah kitab ke 4 yang ditulis oleh Syaikhuna Abdul Malik Ramadhani حفظه الله setebal 406 halaman untuk membantah kelompok sesat yang dikenal dengan "teroris". 

Kitab Pertama yang beliau tulis adalah "Madarikun Nadzar fis Siyasah" yang telah dipuji dan diberi kata pengantar oleh dua ulama besar, Syaikh Al Albani رحمه الله dan Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad حفظه الله.

Kitab kedua adalah "Fatawa Al Ulama Al Akabir fiima uhdira min dimaai fil Jazaair" yang telah dikoreksi ulang oleh ulama besar, Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه الله.

Kitab ketiga adalah "Takhlishul Ibad min Wahsyati Abil Qatad". bantahan kepada gembong teroris takfiri yang dikenal dengan Abu Qatadah Al Filastini -yang berhijrah ke Inggris dan kemudian diusir kembali ke Yordan-. 

Kitab keempat ini adalah "Tanbihun Nabih ala lishsin bisamti Faqih" sebagai lanjutan bantahan kepada tokoh teroris Abu Qatadah Al Filastini dan membongkar syubhat-syubhatnya dalam menghalalkan harta kaum muslimin dan harta yang terlindungi milik kuffar.

Diawal kitab Syaikh Abdul Malik Ramadhani menyebutkan sekilas tentang pemikiran Abu Qatadah Al Filastini, keadaan kaum salaf dengan harta, kewajiban menjaga harta dan menunaikan janji, dll. kemudian beliau membantah 18 syubhat kaum teroris dalam menghalalkan harta kaum muslimin dan kaum kuffar yang terlindungi.
Dilanjutkan lagi dengan menyebutkan pengkhiyanatan Abu Qatadah Al Filastini dalam menisbatkan ucapakan kepada para ulama, dan kontradiksi fatwanya. 

Diakhir kitab Syaikh Abdul Malik Ramadhani حفظه الله menegaskan tentang indahnya akhlaq islam yang diajarkan Nabi shallallahu alaihi wasallam agar menjaga harta kaum muslimin dan harta siapa saja yang terlindungi, serta kewajiban menunaikan perjanjian. 

Kemudian beliau menasehatkan kepada para pemilik harta yang semangat membantu dakwah dan kaum muslimin dengan hartanya -agar dicatat oleh Allah sebagai muhsinin- untuk berhati-hati dan teliti dalam menginfaqkan hartanya tidak kepada sembarang yayasan sosial kemanusiaan dan dakwah, berhati-hati agar hartanya sampai kepada yang membutuhkan dan tidak jatuh kepada tangan-tangan yang salah menggunakan harta tersebut untuk aksi-aksi terorisme dengan nama jihad. 

Waspadalah.. tidak semua yang mengatasnamakan membela rakyat Palestina itu benar, berapa banyak yang mereka menjadikan harta tersebut untuk menyebarkan pemikiran menyimpang, untuk menumpahkan darah yang terlindungi, untuk memecah belah kaum muslimin.

Ingatlah bahwa tidak semua yang menyerukan jihad itu benar..! karena jihad memiliki hukum-hukum, syarat-syarat dan ketentuan syar'i, tidak hanya bermodal semangat saja. 
Sesungguhnya zaman ini jihad di jalan ilmu lebih utama dan lebih berhak untuk dibantu, dengan mendirikan ma'had-ma'had dan markaz untuk belajar Al Quran dan ilmu-ilmu syar'i, serta menyebarkan kitab-kitab para ulama. 

Diantara pemikiran dan fatwa Abu Qatadah Al Filastini yang menunjukkan dirinya sebagai gembong takfir teroris adalah :

1. Wajibnya memerangi negeri-negeri islam lebih dahulu daripada negeri-negeri kafir, dengan hujjah negeri islam telah murtad !
2. Memfatwakan bahwa masjid-masjid kaum muslimin adalah masjid dhirar dan batalnya shalat di dalam masjid-masjid tersebut.
3. Memfatwakan halalnya darah Syaikhul Azhar -Grand Syaikh-.
4. Memvonis seluruh pemimpin kaum muslimin adalah kafir.
5. Memfatwakan untuk membunuh para khatib dan ulama yang tidak sepakat dengannya dalaa memvonis kafir para pemimpin.
6. Memvonis kafir seluruh militer di negeri Jazair,.

Ini secara ringkas, selebihnya disebutkan dalam kitab beliau yang berjudul "Takhlisul Ibad min wahsyati Abil Qatad". 

Semoga Allah menjaga kaum muslimin dan negeri-negeri kaum muslimin dari bahaya kerusakan Khawarij, teroris dan kaum takfiri. 

📖-----------------
JazaaAllahu khairan Syaikhana Abdal Malik Ramadhani atas hadiah kitabnya dan semoga Allah memberkahi ilmu dan dakwah beliau,.
Ustadz muhammad alif 

Di antara faidah dari pelajaran Dhowabith Jarh wa Ta'dil yg kami sampaikan malam ini bahwa bagi yg hendak membicarakan kehormatan orang lain harus memenuhi beberapa persyaratan

Di antara faidah dari pelajaran Dhowabith Jarh wa Ta'dil yg kami sampaikan malam ini bahwa bagi yg hendak membicarakan kehormatan orang lain harus memenuhi beberapa persyaratan, di mana jika tidak terpenuhi persyaratan tersebut, maka akan bisa terjatuh ke dalam perbuatan yang haram dan termasuk bentuk merobek² kehormatan, di antaranya:

1. Yg berbicara haruslah ahlinya. Dia memiliki ilmu pada bidangnya, tidak lalai dan tidak fanatik. Dan untuk syarat yg pertama ini banyak sekali di langgar oleh orang² yg bukan kapasitasnya dari kalangan orang² awam, baik yg telah mengenal Sunnah maupun yg belum mengenal Sunnah.

2. Ada kebutuhan, bukan dalam rangka menuruti hawa nafsu.

3. Tidak melampaui batas dalam menyebutkan Jarh atau ta'dilnya.

4. Cermat pada Jarh dan ta'dilnya. Sehingga tidak menjarh orang yg adil, atau menta'dil orang yg seharusnya di Jarh.
Ustadz abu yahya tomy

Ibnu Utsaimin rahimahullah sebutkan ada sebagian orang-orang bodoh yang keras dan sok di depan ulama dan nyalah-nyalahin ulama

Intinya:
Ibnu Utsaimin rahimahullah sebutkan ada sebagian orang-orang bodoh yang keras dan sok di depan ulama dan nyalah-nyalahin ulama. Padahal setelah dicek, ulama yang disalahin itu lebih sesuai dengan kebenaran dari pada pendapat mereka yang nyalahin. Orang-orang itu, mereka sok paling salafi. Padahal hakikatnya mereka sangat jauh dari manhaj salaf.
Ustadz gigih nugraha

Penanda wacana Bahasa Arab

Penanda wacana Bahasa Arab

1- بعد ذلك : selepas itu
2- لذلك : oleh itu
3- إذا كان اﻷمر كذلك : kalau begitu
4- علاوة على ذلك : tambahan pula
5- قبل ذلك : sebelum itu
6- ولذلك : oleh demikian
7- وعلى الرغم : walaupun/sungguhpun
8- خاصة : terutamanya
9- في البداية / في بادئ الأمر : pada awal nya
10- إن لم يكن : sekiranya tidak
11- وباﻹضافة إلى ذلك : di samping itu
12- مم لا شك : tidak di ragui
13- لا ينافي أحد أن : tidak di nafikan bahawa
14- ومع ذلك : walau bagaimanapun / namum demikian
15- وعلى سبيل المثال : sebagai contohnya
16- بناء على ذلك : berdasarkan demikian
17- في الواقع : realitinya
18- على هذا النحو : berhubung dengan itu
19- وفي الوقت نفسه : pada masa yang sama
20- وبالتالي : berikut nya
21- في نهاية المطاف : kesudahannya
22- وبذلك : dengan ini
23- وعرضا من هذا : sebalik dari
24- باختصار شديد : pendek kata
25- بسبب :oleh kerana
26- على الرغم من : meskipun
27- بعبارة أخرى : dengan kata lain
28- بعدئذ : sesudah itu
29- بيد أن : akan tetapi
30- رغم عن : walaupun
31- على كل حال : walaupun bagaimanapun juga
32- عندئذ : ketika itu
33- غير أن : akan tetapi
34- فضلا عن : di samping itu/ tambahan pula
35- من أجل / ﻹجل : oleh kerana
36- وانطلاقا من هذا : bertitik tolak daripada
37- من جانب آخر : dari sudut yang lain
38- من المعلوم أن / من المعروف أن :sebagaimana yg di ketahui bahawa
39- وبالجدير بالذكر أن : suka di ingatkan bahawa
40- قصارى القول أن : kesimpulannya
41- عندما : ketika mana
42- لا بد لنا : kita mestilah
43- من مظاهر ذلك أن :daripada fenomena itu sesungguhnya
44- مهما يكن من أمر ف... : walau apa pun yang terjadi maka
45- نظرا إلى : berdasarkan kepada/ melihat kepada
46- من خلال ذلك : menerusi perkara tersebut
47- وعلى صعيد آخر : dari aspek yang lain
48- من العوامل التي تساهم هذه الظاهرة : antara faktor2 yg menyumbang terjadinya fenomena ini
49- من الخطوات في طرق علاج : antara langkah yang perlu dilakukan untuk 
50- من محاسن / ومن مساوئ : Antara kebaikan/ antara keburukan
Ustadz ihsan hafiz abdullah 

Tamadzhub itu ada dua kemungkinan makna:

Tamadzhub itu ada dua kemungkinan makna:

1. Intisab, yaitu menisbatkan diri kepada madzhab yang dikenal dari madzhab fiqh Ahlus Sunnah, seperti madzhab Abu Hanifah dan lainnya. Hal ini diperbolehkan selama sesuai hakikatnya, yakni sang penisbat mempelajari madzhab tersebut dan mengamalkan apa yang haq darinya. 

2. Iltizam, yaitu mengharuskan diri sesuai pendapat imam atau madzhab tertentu, sehingga tidak akan selamanya keluar dari madzhab untuk suatu hukum masalah apapun. Ini disebut ta'ashshub madzhaby. Ini tercela dan haram. 

Adapun Lamadzhabiyyah (tak bermadzhab), maka ada dua kemungkinan makna:

1. Tidak berintisab kepada madzhab tertentu namun mengikuti apa yang menurutnya haq di setiap madzhab. Disebut sebagian ulama ini adalah bentuk talfiq. Sebagian ulama mencela hal ini, sebagian lainnya tidak. Yang shahih adalah pencari haq tanpa intisab madzhab tidak tercela. 

2. Sikap menyatakan anti terhadap madzhab atau mengatakan bahwa tamadzhub itu pasti ta'ashshub. Ini pandangan bathil. Menggeneralisir tamadzhub hanya di makna kedua (iltizam dan ta'ashshub) jelas pandangan zalim terhadap banyak dari fuqaha madzhab. Sekalipun ada dalam sejarah fiqh kasus-kasus fanatisme madzhab bahkan mungkin sampai sekarang, tapi tidak berarti tamadzhub itu berarti ta'ashshub. 

Tidak ada aib bagi yang berintisab kepada madzhab. Juga tak masalah jika tak berintisab. Yang wajib adalah mengikuti kebenaran dengan dalilnya. Wallahu a'lam.

✍️Ust Hasan Al Jaizy -Hafizuhullah ta'ala-
Di share oleh ustadz ihsan hafiz abdullah 

Setelah 13 Tahun Tidak Punya Anak

📒 Setelah 13 Tahun Tidak Punya Anak

Beliau ini namanya Syekh Abdullah ash-Shumai'iy (Mudir Maktabah Dar as-Shumai'iy). Beliau bercerita hingga selama 13 tahun menikah belum dapat anak juga. Beliau pergi ke banyak dokter untuk periksa dan mereka semuanya sepakat beliau ini mandul. Bahkan ada seorang profesor doktor yang memastikan beliau tidak akan bisa dapat anak. 

Suatu ketika beliau pergi umrah bersama kedua orang tuanya. Saat di masjidil haram sang ayah mendoakan beliau, "Wahai Rabb, sesungguhnya anakku ini hamba soleh dan berbakti, janganlah Engkau mewafatkan diriku sebelum aku melihat anak²nya."

Setelah itu, Allah menakdirkan beliau memiliki 6 anak; 3 laki² dan 3 perempuan. Kemudian beliau menikah lagi lalu dapat 4 anak lagi; 2 laki-laki dan 2 perempuan. (Selesai)

Dari kisah singkat beliau dapat kita ambil banyak pelajaran, diantaranya: 
1). Penting berbakti kepada orang tua.
2). Pentingnya doa baik orang tua untuk anak²nya.
3). Jangan pernah putus asa dari rahmat Allah ta’ala.
4). Allah Maha segalanya. Tidak ada yang mustahil bagiNya.
Ustadz muhammad sulhan jauhari 
https://www.facebook.com/100000066499871/posts/pfbid0YsUS4uRxAmCKANNJSfUo35YarMs7jSZLZeoW1CyAGf9eQdM8oPF3aj867FDN5Vodl/?mibextid=Nif5oz

Anak Keturunan Terkadang Membuat Kita Bakhil & Pengecut

Anak Keturunan Terkadang Membuat Kita Bakhil & Pengecut
-----------------------------------------------------------------
Dalam hal terkait agama & perkara akhirat, semakin besar kadar ujian, semakin besar pula ganjaran & pahala yang bisa didapatkan jika mampu melaluinya. 

Diantara amal ibadah yang berat adalah menuntut ilmu agama, banyak rintangan, ujian & hambatan. 
Termasuk yang menjadi ujian bagi penuntut ilmu adalah anak keturunan. Anak keturunan, selain Allah jadikan bagi hamba-Nya sebagai ziinatul hayah/perhiasan kehidupan dunia, dunia seakan tidak sempurna dan komplit tanpa kehadiran anak, sebanyak apapun hartanya, setinggi apapun kedudukannya, tanpa anak terasa masih ada yang kurang. 

Namun di sisi lain, Allah juga peringatkan bagi manusia bahwa anak adalah bagian dari ujian hidup, diantaranya Allah sampaikan dalam firman-Nya:
{ إِنَّمَاۤ أَمۡوَ ٰ⁠لُكُمۡ وَأَوۡلَـٰدُكُمۡ فِتۡنَةࣱۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥۤ أَجۡرٌ عَظِیمࣱ }

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar".
[Surat At-Taghabun: 15]

Dalam kitab al-Tafsir al-Muyassar disebutkan:
ما أموالكم ولا أولادكم إلا بلاء واختبار لكم. والله عنده ثواب عظيم لمن آثر طاعته على طاعة غيره، وأدَّى حق الله في ماله.
"Tidaklah harta benda dan anak keturunanmu melainkan sebagai cobaan dan ujian bagimu, dan di sisi Allah terdapat pahala yang agung bagi yang lebih mengedepankan ketaatan pada-Nya atas ketaatan selain-Nya, dan menunaikan hak Allah dari harta yang dimilikinya".

Anak, terkadang menjadi penghalang bagi ortunya untuk berbuat baik atau melewatkan sesuatu yang lebih afdhol, diantaranya amal baik yang bisa terhalangi adalah menuntut ilmu, dalam hadist Nabi shallallahu alaihi wa sallam Beliau bersabda:
إن الولد مبخلة مجبنة
"Sesungguhnya anak itu membuat seseorang menjadi bakhil & pengecut". (H.R Ahmad) 

Al-Hafidz al-Iraqi menjelaskan makna hadist di atas:
ومعنى قوله "مجبنة" أي أن الولد سبب لجبن الأب فإنه يتقاعد من الغزوات بسبب حب الأولاد والخوف من الموت عنهم. ومعنى قوله "مبخلة" أي أن الولد سبب للبخل بالمال
"Makna sabda Nabi " Mujbinah" Ialah bahwa anak menjadi sebab pengecutnya seorang ayah, ia memutuskan tidak ikut berperang (jihad) karena kecintaan terhadap anak & rasa takut mati meninggalkan mereka. Adapun makna "mubkhilah" ialah bahwa anak menjadi sebab adanya sifat bakhil dengan harta (enggan sedekah dll karena memprioritaskan anak)". 

Bentuk jihad itu ada beragam, diantaranya yang disampaikan dalam syarah hadist di atas yaitu jihad berperang, ada jihad yang lain yaitu menuntut ilmu agama, disebutkan dalam fatwa islamqa di bawah bimbingan Syaikh al-Munajjid:
وطلب العلم من الجهاد في سبيل الله , ولا سيما في وقتنا هذا حيث يكثر الجهل وتنتشر البدع ويتقلد الفتيا من ليس لها أهلا .
"Menuntut ilmu bagian dari jihad di jalan Allah, terlebih lagi di era kita sekarang dimana kebodohan dan kebidahan banyak tersebar, serta adanya fatwa dari yang bukan ahlinya banyak diikuti".

Terkadang ada kesempatan terbuka bagi seorang ayah untuk melanjutkan study agama secara lebih intensif dan fokus, namun kesempatan itu menuntutnya untuk safar & merantau, entah pendidikan formal ataupun non formal, mondok di pesantren dalam kota atau luar kota, study di kampus dalam negri terlebih luar negri. Terkadang kesempatan itu terbuka, pintu itu ada, namun rasa cinta yang berlebih pada anak dan keluarga, takut kehilangan & tak tega meninggalkan, akhirnya niat itu diurungkan. Memang berat ujiannya, tidak mudah, tapi sebagaimana di awal disampaikan, bahwa semakin berat ujian, semakin besar ganjaran pahala yang akan dituai. 

Ini sedikit bentuk gambaran bahwa anak sebagai ujian hidup, sebagaimana Nabi kita sallallahu alaihi wa sallam mengabarkan.. Tentunya sedikit kutipan ini bukan bermaksud memaksakan orang harus merantau, tidak demikian, karena setiap orang pasti punya kondisi yang berbeda beda, namun ini hanya sebatas pengkabaran bahwa anak adalah bagian dari ujian hidup, dan untuk aplikasinya pada setiap individu, masing2 kita bisa mengukur kemampuannya.. Semoga Allah senantiasa beri taufiq. 

Referensi:
1. https://islamqa.info/amp/ar/answers/198486 
2. https://www.islamweb.net/amp/ar/fatwa/33465/ 

Keterangan gambar:
1. Teman kami Dr Dawud dari Nigeria, mahasiswa s3 fiqh diKAU Jeddah, beliau sudah selesai s3 di Libya, praktisi poligami dengan 3 istri, memiliki 13 anak, semuanya ditinggal di Nigeria demi merantau menuntut ilmu. 
2. Syaikh Azad al-Kurdy, mahasiswa s2 fiqh & ushul asal Iraq, punya anak 1, istrinya sedang mengandung anak ke dua & hampir melahirkan, semuanya ditinggal di Iraq.
Ustadz setiawan tugiono 

Manfaat yang diberikan oleh bank





Manfaat yang diberikan oleh bank, jika itu bukan disebabkan oleh iqradh (mengutangi bank, dalam bentuk menabung di bank tersebut misalnya), yakni manfaat tersebut tidak berkaitan dengan besar saldo dan lamanya saldo mengendap, maka ini tidak mengapa.

Misal, fasilitas bisa mengambil uang dari ATM dengan mudah, dan bisa memonitor akun dari mbanking atau ibanking. Ini jelas termasuk manfaat, karena siapa yang mau memilih untuk menabung di bank syari'ah yang tidak ada ATM-nya, misalnya.

Jika fasilitas-fasilitas tersebut diberikan oleh bank kepada seluruh nasabah tanpa membedakan besar saldo dan lamanya saldo mengendap, maka hukum manfaat ini adalah tidak mengapa.

Demikian pula jika ada hadiah yang diberikan oleh bank kepada seluruh nasabah baru, misalnya, tanpa melihat besarnya saldonya dan lamanya saldonya mengendap, maka ini tidak mengapa.

Adapun jika manfaat tersebut disebabkan oleh qardh, yakni bergantung pada besar saldo dan lamanya saldo mengendap, maka itu adalah riba dan hukumnya adalah haram. Sebut saja contohnya adalah bunga, selain contoh-contoh manfaat lainnya yang memang masuk dalam kategori ini yaitu riba.
Ustadz Dr andy oktavian latief 

Hindarilah Merugi Dunia dan Akhirat

___ Hindarilah Merugi Dunia dan Akhirat

Imam al-Hasan al-Bashri -rohimahullah- berkata:

يا إبن آدم بعْ دنياك بآخرتك تربحهما جميعًا, ولا تبيعن آخرتك بدنياك فتخسرهما جميعًا.

"Wahai Bani Adam, juallah duniamu demi akhiratmu, (niscaya) engkau akan mendapatkan semuanya, dan janganlah menjual akhiratmu demi duniamu hingga kerugian (akan menimpa pada) semuanya."

Shifatush-Shofwah, jilid 3, hlm. 165
Ustadz elfuadzy

ketiadaan lemah lembut dalam dakwah termasuk kesalahan manhajiy!!

Faidah Syaikh Ibrahim  Arruhaily saat daurah asatidzah Pekanbaru: "ketiadaan lemah lembut dalam dakwah termasuk kesalahan manhajiy!!"

#murajaah tipis²...
Ustadz bagus wijanarko 

Minggu, 29 Januari 2023

Terorisme Berkedok Jihad

Terorisme Berkedok Jihad

Aksi-aksi terorisme yang marak belakangan ini, banyak yang dianggap oleh pelakunya sebagai jihad. Sasaran teror mereka tidak lepas dari 2 sasaran :

1. Orang-orang kafir yang berada di negeri ini secara mutlak. Alasannya mereka beranggapan bahwa memerangi setiap orang kafir yang ada di negeri ini adalah jihad fi sabilillah.

2. Orang-orang yang berada di pemerintahan, termasuk kepolisian dan militer. Alasannya mereka dianggap sebagai orang kafir yang keluar dari Islam karena mendukung sistem pemerintahan yang tidak Islami.

Namun realitanya, seluruh masyarakat adalah korban teror dari aksi-aksi terorisme mereka. Dan tidak sedikit kaum muslimin yang tumpah darahnya disebabkan aksi mereka. Mereka pun merampok dan mencuri harta dari orang-orang yang mereka anggap musuh, sebagai fa’i (rampasan perang), untuk membiayai jihad fi sabilillah. Mereka menganggap semua itu perbuatan jihad yang mulia.

Dalam masalah memerangi orang kafir di negeri ini, mereka telah melanggar larangan mengganggu orang kafir mu’ahad dan orang kafir musta’man. Kafir mu’ahad adalah yang sedang memiliki perjanjian dengan kaum muslimin untuk tidak saling menyerang. Sementara kafir musta’man adalah yang masuk ke negeri muslim lalu dijamin keamanannya oleh penguasa Muslim. Nabi bersabda, “Barangsiapa yang membunuh kafir mu’ahad, ia tidak mencium wangi surga. Padahal wangi surga tercium dari jarak 40 tahun” (HR. Bukhari 3166). Jadi syariat Islam mengatur ada orang kafir yang wajib diperangi dan ada yang terlarang untuk diperangi. Tentunya dengan tetap membenci kekafiran yang ada pada mereka dan membenci orang kafir karena kekafiran mereka.

Jihad memerangi orang kafir memang amalan yang mulia. Namun hal tersebut menjadi amalan yang mulia di sisi Allah jika dilakukan sesuai tuntunan syari’at, bukan serampangan menurut interpretasi masing-masing orang. Sebuah pemahaman yang bagus diajarkan sahabat Nabi, Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu’anhu. Hudzaifah Ibnul Yaman berkata kepada Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhuma : “Apakah menurutmu orang yang keluar dengan pedangnya untuk berperang dengan mengharap ridha Allah lalu terbunuh ia akan masuk surga? Abu Musa menjawab: ‘Ya’. Hudzaifah lalu berkata kepadanya: ‘Tidak demikian. Jika ia keluar lalu berperang dengan pedangnya dengan mengharap ridha Allah dan menaati aturan Allah, lalu terbunuh, barulah ia masuk surga‘” (Sunan Sa’id bin Manshur 6/69, shahih).

Dengan demikian, apa yang dilakukan para teroris tersebut adalah terorisme dan tidak layak disebut jihad.

Kemudian, memvonis kafir orang-orang Muslim yang berada di pemerintahan atau perangkat-perangkatnya dengan alasan sistem pemerintahan yang diterapkan tidak Islami adalah sebuah kesalahan. Karena vonis kafir terhadap seorang Muslim itu perkara berat. Berhukum dengan selain hukum Allah hukumnya dirinci oleh para ulama, sebagaimana Al Qur’an juga merinci orang yang berhukum dengan selain hukum Allah, ada yang kafir, ada yang zhalim, dan ada yang fasiq. Dan bisa jadi orang yang berhukum dengan selain hukum Allah melakukannya karena ia tidak tahu atau adanya syubhat yang membuatnya bingung. Intinya, vonis kafir dalam masalah ini sangatlah berat dan berbahaya. Ditambah lagi, vonis kafir bukanlah hak setiap orang, akan tetapi haknya para ulama.

Nabi sendiri pernah shalat ghaib untuk Raja Najasyi yang wafat dalam keadaan beriman padahal hukum yang diberlakukan di negeri yang ia pimpin belum berdasarkan syariat Islam. Lebih lagi Nabi bersabda: “Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah shalat” (HR. Ahmad 21583, shahih). Hadits ini jelas menyatakan bahwa ketika tali Islam yang pertama sudah putus dalam diri seseorang, yaitu ia tidak berhukum pada hukum Islam, ia masih bisa disebut Islam. Di sini Nabi tidak mengatakan bahwa ketika tali pertama putus, maka kafirlah ia. Bahkan masih ada tali-tali yang lain hingga yang terakhir adalah shalatnya. Singkat kata, serampangan dalam memvonis kafir kaum muslimin dalam masalah ini adalah sebuah kesalahan yang fatal dan merupakan manhaj kaum Khawarij.

Jika ingin memahami lebih lanjut bagaimana jihad yang syar'i yang jauh dari praktek terorisme, silakan baca buku yang bagus ini. Buku "Jihad Dalam Syariat Islam Dan Penerapannya Di Masa Kini" karya Al Ustadz Yazid bin Abdulqodir Jawas. Dijamin akan jauh dari syubhat-syubhat teroris khawarij.

Harga buku: Rp. 50.000,-
Bisa ongkir gratis jika beli melalui Tokopedia atau Shopee.
Langsung saja dipesan!

Tokopedia:
https://bit.ly/syariat-jihad-tpd
https://bit.ly/syariat-jihad-tpd

Shopee:
https://bit.ly/syariat-jihad-shpe
https://bit.ly/syariat-jihad-shpe

Atau bisa juga beli secara manual melalui CS kami:
https://wa.me/6285228770889


Yang tinggal di tempat² kotor seperti toilet itu Jin² Kafir, adapun Jin muslim menyukai tempat² yg bersih sebagaimana manusia muslim.

Yang tinggal di tempat² kotor seperti toilet itu Jin² Kafir, adapun Jin muslim menyukai tempat² yg bersih sebagaimana manusia muslim. 

Jin² kafir tersiksa dgn wewangian,  adapun Jin² muslim menyukai wewangian sebagaimana manusia muslim

Akhuukum Fillah 
~ al Faqiir Abu Musa al-Fadaniy

Pendapat yang paling kuat, Tulang² yg dibuang tanpa membaca basmalah, maka akan menjadi makanan bagi syaitan dari bangsa Jin,

Pendapat yang paling kuat, 
Tulang² yg dibuang tanpa membaca basmalah,  maka akan menjadi makanan bagi syaitan dari bangsa Jin, 

adapun jika tulang² tsb dibuang dengan membaca basmalah, maka akan menjadi santapan yang lezat bagi saudara² kita dari bangsa Jin Muslim

Allahu Ta'ala A'lam

Akhuukum Fillah 
~ al Faqiir Abu Musa al-Fadaniy
Wiqayatul insan syaikh abdusalam bali

Di antara tanda diterimanya amal ibadah seseorang adalah:

Di antara tanda diterimanya amal ibadah seseorang adalah:

- Lapangnya hati (dalam menerima kebaikan)
- Istiqamah (konsisten) dalam melakukan kebaikan
- Bersegera dalam mengerjakan ketaatan-ketaatan
- Waspada dari berbagai macam kejelekan
- Keadaannya lebih baik (dari sebelumnya)

(Faedah dari Syaikh Abdullah bin Baz rahimahullah)
Ustadz muadz mukhadasin

Sabtu, 28 Januari 2023

Ya Allah, siapapun dari umat ini yg tidak di atas kebenaran, dan dia menyangka bhwa dirinya di atas kebenaran, maka kembalikanlah dia kepada kebenaran, agar dia termasuk golongan orang yang benar

Jembar Ati dan Welas Asih

Di antara doa Imam Ahmad rahimahullah: " Ya Allah, siapapun dari umat ini yg tidak di atas kebenaran, dan dia menyangka bhwa dirinya di atas kebenaran, maka kembalikanlah dia kepada kebenaran, agar dia termasuk golongan orang yang benar (ahli Haq) .
Ustadz fadlan fahamsyah

Disebutkan bahwa dekapan kubur terhadap mayat mukmin itu seperti dekapan kasih sayang ibu terhadap anaknya, yakni bukan himpitan yg menyakitkan.

• - وقد ذكر أن ضمة القبر للمؤمن كضمة الأم الرحيمة لولدها ، يعني ليس هو ضم يؤلم أو يؤذي ،

Disebutkan bahwa dekapan kubur terhadap mayat mukmin itu seperti dekapan kasih sayang ibu terhadap anaknya, yakni bukan himpitan yg menyakitkan.

نسأل الله أن يجعلنا وإياكم من السعداء .*
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

* 📚 Majmu' Fatawa Ibni Utsaimin (17/470).
Ustadz abu royan

Tidak semua yang berhias dengan sunnah lantas menjadi sunni (salafi), tetapi akan diketahui hakikat seseorang ketika terjadi fitnah, dan orang yang ma'sum adalah yang dijaga oleh Allah

#PERHATIKAN_MANHAJ

Sungguh nyata perkataan ini disaat zaman fitnah :

"لَيْسَ كُلُّ مَنْ تَحَلَّى بِالسُّنَةِ صَارَ سُنِّيًّا، وَلَكِنَّ الْفَرْقَ عِنْدَ الْفِتَنِ تُعْرَفُ الرِّجَالُ، وَالْمَعْصُومُ مَنْ عَصَمَهُ اللَّهُ".

"Tidak semua yang berhias dengan sunnah lantas menjadi sunni (salafi), tetapi akan diketahui hakikat seseorang ketika terjadi fitnah, dan orang yang ma'sum adalah yang dijaga oleh Allah". 

Sebagai contoh Fitnah Arab spring -revolusi 2011- menjadi saksi para harakiyyin hizbiyyin yang sebelumnya selalu berhias sunnah dan berbaju "salafiyyah" terbuka kedok aslinya. 
dengan turun ke jalan -berdemo- (dengan berbagai kerusakannya) sampai mendirikan partai, seperti partai An Nur Alexandria, partai Al Ashalah, partai Al Fadhilah. 
kemudian bergandeng tangan dengan Ikhwan Muslimin partai sekuler untuk meraih kursi dan tahta,.
dan disaat mereka menang akhirnya saling cakar-cakaran berebut jatah kursi parlemen dan kemaslahatan partainya,.

Tokoh-tokoh haraki Partai An Nur dll :
1. dr. Ahmad Farid
2. dr. Mohammad Ismail Muqaddam
3. dr. Yasir Burhami
4. dr. Said Abdul Adzhim dll
5. dr. Mohammad Abdul Maqshud 

Semoga hal demikian menjadi pelajaran bersama agar lebih memahami tentang pentingnya belajar aqidah dan manhaj yang benar dari sumbernya yang terpercaya, bukan asal-asalan. serta tidak mudah percaya ajakan-ajakan turun ke jalan.. 

والله أعلم 
وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Ustadz muhammad alif

IJTIHAD KOLEKTIF

IJTIHAD KOLEKTIF
____________________________________________

Proses ijtihad bukanlah sesuatu pekerjaan yang ringan, oleh karenanya secara etimologi ijtihad itu adalah: 

بذل الجهد لإدراك أمر شاق
"Mengerahkan kesungguhan/upaya untuk mendapatkan perkara yang berat/sulit"

Atau kalau didefinisikan secara terminologi kurang lebih: 

بذل الجهد لإدراك حكم شرعي
"Mengerahkan segala upaya untuk mengetahui hukum syari"

Pelaku ijtihad juga bukan orang yang sembarangan, dia adalah orang yang terkumpul dalam dirinya paling tidak beberapa syarat berikut: 

1. Mengetahui dalil-dalil syari (al-quran,  sunnah atau selainnya) dalam masalah yang sedang dibahas, dia tahu betul sohih atau lemahnya dalil, mengenal mana dalil yang sudah mansukh, mana yang masih eksis, tujuannya agar tidak berdalil dengan yang lemah, atau dengan  yang mansukh/tidak eksis.

2.Menguasai bahasa Arab yang dengannya menjadi wasilah untuk memahami dalil, karena sumber hukum semuanya berbahasa arab.

3. Mengetahui disiplin ilmu ushul fiqih dan mampu menerapkan kaidah-kaidahnya pada dalil untuk memahami dilalah dan maknanya. Tanpa ilmu ini, seorang yang berijtihad permisalannya seperti orang sudah di depan kompor, sudah ada wajan, sayur, bumbu dan bahan lainnya namun tidak mampu untuk mengolahnya.

4. Mengetahui mana masalah yang sudah dikonsensuskan (ijmak), mana yang masih ada silang pendapat, agar fatwanya tidak menyelisihi ijmak. 

Adapun berkaitan dengan hukum syari yang sedang diijtihadkan (المجتهد فيه) alias yang sedang dicari statusnya, ia adalah hukum-hukum syari dengan dalil-dalil yang dzonni, bukan yang memiliki dalil secara qat'iy (karena sudah tidak perlu diijtihadkan). 

Sebagaimana disebutkan di awal, bahwa proses ijtihad itu berat, syaratnya tidak ringan, sangat sedikit orang yang mampu dan mencapai level ini. Jika ada orang yang belum mencapai level tersebut namun memaksakan berijtihad maka berpotensi melahirkan hasil yang prematur, atau hasil ijtihad yang memiliki kecacatan.

Karena sulitnya mencapai level mujtahid, tidak dipungkiri maka kemudian muncul sebagian pendapat ulama bahwa ijtihad di masa belakangan sulit terwujud, atau sangat sedikit dan langka, sehingga sebagian mereka kemudian mewajibkan bagi yang awam untuk bermadzhab (mengambil semua azimah & rukhsoh) dari pendapat ulama terdahulu melalui kitab-kitab mereka, karena ulama terdahulu sudah jelas dan terakui pencapaian mereka pada derajat ijtihad.

Memang untuk mencapai level mujtahid dalam setiap pembahasan tema agama itu berat dan sedikit wujudnya, namun para ulama ushul fiqh membahas bahwa masih memungkinkan untuk menjadi mujtahid namun hanya dalam bagian kecil pembahasan tema agama, misal seorang dikatakan mujtahid dalam tema muamalat, atau dalam tema fiqih jinayat, atau mujtahid dalam tema fiqih keluarga (ahwal syakhsiyah) dan semisalnya, ini yang diistilahkan oleh para ulama dengan (تجزء الاجتهاد)  “mencapai level mujtahid dalam sebagian pembahasan”.

Nah, karena sulitnya menemukan adanya satu orang yang mencapai derajat ijtihad dalam semua aspek pembahasan agama, maka kemudian muncullah lembaga-lembaga ijtihad kolektif (الإجتهاد الجماعي) yang menghimpun para pakar dan ahli agama agar masing-masing bisa saling menutupi dan melengkapi, sehingga dengan kolektifitas itu mereka bisa mencapai level ijtihad secara menyeluruh dengan hasil ijtihad semakin sempurna. Taruhlah permisalannya muncul al-Majma al-fiqhiy al-islamiy milik robitah al-aalam al-islamiy, majma al-fiqhiy al-islamiy milik OKI, haiah kibar ulama kerajaan saudi arabia, al-lajnah al-daimah saudi arabia, majma fiqih islami di sudan dan india, dan lainnya.

Dengan ijtihad secara kolektif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tersebut, maka diharapkan bisa lebih meminimalisir kesalahan dan kecacatan dalam ijtihad jika dibandingkan dengan proses ijtihad individu (الإجتهاد الفردي) karena output hukum yang muncul adalah hasil diskusi dan pengompromian berbagai sudut pandang dari para ulama yang tergabung dalam lajnah.

Dalam salah satu jurnal yang ditulis perihal ijtihad kolektif oleh Prof Dr Mahir Hamid al-Hauly (dekan fak syariah univ islam gaza, palestina) beliau mengungkapkan:

الاجتهاد الجماعي له أهمية عظيمة كما له أغراض عملية كثيرة يحققها بتحققه. وهو أصل تشريعي تأتي مكانته بعد الإجماع الحقيقي التام، بل هو سبيل إليه في كثير من الأحيان وهو فوق القياس وفوق كل اجتهاد فردي 

“Ijtihad secara kolektif memiliki urgensi yang sangat agung dan tujuan-tujuan amaliah yang begitu banyak, itu semua tidak terwujud melainkan dengan merealisasikannya. Ia merupakan dasar syariat yang memiliki kedudukan setelah konsensus ulama, bahkan sejatinya ia adalah satu tahapan menuju konsensus ulama dalam banyak kesempatan, ia juga mempunyai kedudukan di atas qiyas dan ijtihad secara individu”. (Tandzimu al-Ijtihad al-jamaiy fi al-‘aalam al-islamy).

Dari keterangan tersebut kita pahami bahwa ijtihad kolektif itu begitu memiliki urgensi besar dalam menyimpulkan hukum syari, dan dia lebih baik daripada ijtihad secara personal/individu.

Di sisi yang lain, untuk orang awam seperti saya, hasil simpulan hukum dari ijtihad secara kolektif ini lebih menentramkan bagi saya untuk diadopsi daripada hasil ijtihad individu. Dan secara kaidah memang demikian yang disebutkan, jika seorang awam menghadapi suatu masalah dan mendapati fatwa yang berbeda-beda dalam perkara itu, satu bilang A, lainnya bilang B, lainnya lagi C,  maka salah satu cara untuk memilih fatwa terkuat bagi awam adalah dengan melihat mana kuantitas ulama yang lebih banyak berpendapat dari salah satu pendapat yang ada.
Syaikh Dr Sa’d bin Nashir al-Syatsry mengatakan:

والعامي مطالب باتباع شرع الله، ولا يعرف شرع الله إلا بقول المفتي، فإذا اختلفت عليه أقوال المفتين وجب عليه العمل بما يغلب على ظنه أنه شرع الله سواء غلب على ظنه بوساطة كثرة المفتين بأحد الأقوال، أوبأفضلية القائلين به، أو بالأدلة الشرعية

“Seorang awam dituntut untuk mengikuti syariat Allah, dan ia tak akan mengenal syariat Allah melainkan dengan perantara fatwa seorang mufty. Jika fatwa para mufty ia dapati berbeda-beda, wajib atasnya untuk beramal dengan apa yang dominan dari prasangka kuatnya bahwa salah satu pendapat itulah yang merupakan syariat Allah, entah ia dapatkan dominannya prasangka itu karena sebab banyaknya  mufty yang berpegang dengan salah satu pendapat, atau dengan menengok siapa yang paling afdol dari para mufty tersebut, atau dengan perantara dalil syari”. (al-Qawaid al-Ushuliah wa al-Fiqhiyyah al-Muta’alliqah bi al-Muslim Ghair al-Mujtahid hal:26).
______________________________________________

Kesimpulannya: ijtihad secara kolektif memiliki urgensi yang begitu besar dalam memecahkan permasalahan-permasalahan kontemporer dan nawazil yang tak putus dan senantiasa baru di tengah umat, dan bagi orang awam seperti saya, hasil ijtihad secara kolektif itu lebih menentramkan untuk diterima, apalagi jika itu hasil ijtihad kolektif para ulama internasional yang sudah tidak diragukan lagi kepakarannya. Wallahu a’lam.

#Repost status lama... 

Beberapa waktu lalu walhamdulillah berkesempatan mengunjungi dua markaz fatwa tersebut di Jeddah untuk OKI & di Makkah untuk rabithah, bisa sedikit ngobrol & bersoal jawab dengan para petugas/pegawai di dalamnya terkait aktifitas majma, kemudian kami mencoba meminta kitab kumpulan qararat/keputusan2 fatwa yang pernah disidangkan dan walhamdulillah kami bisa mendapatkan keduanya...
Ustadz setiawan tugiono

Jumat, 27 Januari 2023

Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, ..” (QS. Al

Allah berfirman;

وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ

“Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, ..” (QS. Al Furqan 58)

Berkata Sulaiman al Khawwash -رحمه الله-:

“Tidak semestinya bagi seorang hamba untuk meminta pertolongan kepada seorang pun dari makhluk pada seluruh urusanya setelah ia membaca ayat ini..” (Tarikh Dimasyq 72/249)
Ustadz yami cahyanto

Sebab Keburukan

📚 Sebab Keburukan

"Segala keburukan yang menimpa diri seorang mukmin sesungguhnya karena sebab dosa-dosanya." (Ibnu Taimiyyah rahimahullah)

🇮🇩🇸🇦 ICC DAMMAM KSA
Channel Telegram: https://t.me/iccdammamksa

Kamis, 26 Januari 2023

Jangan kalian memaksa jika meminta. Demi Allah, jika seseorang meminta kepadaku sesuatu, kemudian aku mengabulkan permintaannya tersebut dengan perasaan tidak senang, maka tidak ada keberkahan pada dirinya dan apa yang ia minta itu

hadits berfaidah bagi kita semua

ا تُلْحِفُوا فِي الْمَسْأَلَةِ، فَوَاللهِ، لَا يَسْأَلُنِي أَحَدٌ مِنْكُمْ شَيْئًا، فَتُخْرِجَ لَهُ مَسْأَلَتُهُ مِنِّي شَيْئًا، وَأَنَا لَهُ كَارِهٌ، فَيُبَارَكَ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتُهُ

“Jangan kalian memaksa jika meminta. Demi Allah, jika seseorang meminta kepadaku sesuatu, kemudian aku mengabulkan permintaannya tersebut dengan perasaan tidak senang, maka tidak ada keberkahan pada dirinya dan apa yang ia minta itu.” (HR. Muslim no. 1038).

jadi jangan seneng kalau kita maksa atau bahkan ngancem terus orang yang kita paksa atau ancam akhirnya bantuin kita, jangan2 urusan kita sufah dicabut keberkahannya

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/72025-kalau-meminta-jangan-memaksa.html

wallahu a'lam
Di share oleh ustadz devin halim 

MENGIKUTI_PEMAHAMAN_ASSALAF_ASHSHOLIH_DALAM_BERAGAMA_LEBIH_AMAN_DAN_SELAMAT_DARI_PENYIMPANGAN

#MENGIKUTI_PEMAHAMAN_ASSALAF_ASHSHOLIH_DALAM_BERAGAMA_LEBIH_AMAN_DAN_SELAMAT_DARI_PENYIMPANGAN

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata:

مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُسْتَنًّا فَلْيَسْتَنَّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ، فَإِنَّ الْحَيَّ لَا تُؤْمَنُ عَلَيْهِ الْفِتْنَةُ، أُولَئِكَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانُوا أَفْضَلَ هَذِهِ الْأُمَّةِ، أَبَرَّهَا قُلُوبًا، وَأَعْمَقَهَا عِلْمًا وَأَقَلَّهَا تَكَلُّفًا، قَوْمٌ اخْتَارَهُمُ اللَّهُ لِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ وَإِقَامَةِ دِينِهِ، فَاعْرَفُوا لَهُمْ فَضْلَهُمْ، وَاتَّبِعُوهُمْ فِي آثَارِهِمْ، وَتَمَسَّكُوا بِمَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ أَخْلَاقِهِمْ وَدِينِهِمْ، فَإِنَّهُمْ كَانُوا عَلَى الْهَدْيِ الْمُسْتَقِيمِ.

Artinya: “Barangsiapa di antara kalian ingin mncontoh (dalam beragama), maka hendaklah mencontoh orang yang telah wafat, yaitu para Shahabat Rasulullah, karena orang yang masih hidup tidak akan aman dari fitnah. Adapun mereka yang telah wafat, merekalah para Sahabat Rasulullah, mereka adalah umat yang paling utama, mereka paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling baik keadaannya. Mereka adalah kaum yang dipilih Allah untuk menemani Nabi-Nya, dan menegakkan agama-Nya, maka kenalilah keutamaan mereka, dan ikutilah jejak mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus.” (Lihat Jami’ul Bayan Al-ilmi Wa Fadhlihi (2/97))
Ustadz muhammad wasitho

duhai lisan ucapkanlah kalimat yg baik

Jika suatu saat mencari rezeki terasa begitu sulit, melelahkan bahkan mungkin menguras tenaga dan air mata, kemudian terbesit keinginan untuk mencarinya meskipun dengan cara yang haram, maka ingatlah sabda Nabi berikut ini.

Jika suatu saat mencari rezeki terasa begitu sulit, melelahkan bahkan mungkin menguras tenaga dan air mata, kemudian terbesit keinginan untuk mencarinya meskipun dengan cara yang haram, maka ingatlah sabda Nabi berikut ini.

إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْركُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ.

“Sesungguhnya Ruh al-Qudus (Malaikat Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati hingga sempurna rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara mengais rezeki. Dan jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena apa yang ada di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Saudaraku, rezeki itu telah Allah tentukan bagiannya seperti ajal yang telah ditentukan waktunya. Dan andai seseorang berusaha lari dari rezeki yang telah ditentukan untuknya, maka rezeki pasti akan menemuinya seperti ajal yang pasti akan menjemput meskipun ia bersembunyi di benteng yang kokoh.

Semoga Allah memudahkan rezeki kita semua dan setiap orang yang berusaha mencarinya dengan cara yang halal
Ustadz muhammad hamdi

Apakah jalan yang paling mudah untuk mendapatkan sifat IHSAN dalam kehidupan ini, sementara fitnah dan syahwat tersebar dimana-mana?

Pertanyaan Di Masjid Islamic Center Bin Baz

Kepada Syeikh DR. Mubarok Al 'Aazimiy Hafidhohulloh.. 

Apakah jalan yang paling mudah untuk mendapatkan sifat IHSAN dalam kehidupan ini, sementara fitnah dan syahwat tersebar dimana-mana? 

Beliau menjawab yang intinya :

Jalannya mujahadah, yakni bersungguh-sungguh dengan hatinya dan jasadnya untuk mendapatkanya. Dan Alloh Azza Wa Jalla telah berfirman :

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ 

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.(Qs. Al - 'Ankabut : 69 )

Hendaknya tidaklah kita mendekat dan mendatangi perkara - perkara yang mungkar dan tempat - tempat kemungkaran.

Dan beliau membawakan penggalan hadits Rosulullah Sholallohu 'alaihi wa sallam :

 إنَّ السَّعيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الفِتَنَ 

Sesungguhnya orang yang bahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah - fitnah.

Dan apabila hati merasa akan terjatuh pada fitnah dan Kemungkaran sementara hatinya tidak mampu menghadapinya maka hendaknya menjauhinya.

Tidaklah seseorang melewati tempat - tempat Kemungkaran dan tempat yang mengarah pada syahwat ( yang diharomkan) kecuali dalam kondisi sangat darurat sekali. 

Pertanyaanmu ini, pertanyaan yang agung ( permasalahan yang besar dan peting ).

//Dauroh//Tarohum//YIS/ICBB
Ustadz abu M hammam

Gelarnya atiq

Tanda kebodohan itu tiga : bangga diri, banyak bicara yang tidak bermanfaat dan melarang sesuatu namun malah melakukannya

Abu Darda’ radhiyallahu’anhu,

علامة الجهل ثلاث : العُجْب، وكثرة المنطق فيما لا يعنيه، وأن ينهى عن شيء ويأتيه

“Tanda kebodohan itu tiga : bangga diri, banyak bicara yang tidak bermanfaat dan melarang sesuatu namun malah melakukannya.”
————————
Jami’ Bayan ‘Ilmi wa Fadhlih (1/569)
Ustadz didik suyadi

Mengingkari kemungkaran di majlis dg hati tidak harus pergi dari majlis. Karena pergi dari majlis adalah mengingkari dg anggota tubuh.Terkadang, kita harus tetap ada di majlis dg hati mengingkari.Misalnya jika ada kemungkaran di majlis penguasa .

Diantara faidah daurah:

Mengingkari kemungkaran di majlis dg hati tidak harus pergi dari majlis. Karena pergi dari majlis adalah mengingkari dg anggota tubuh.
Terkadang, kita harus tetap ada di majlis dg hati mengingkari.
Misalnya jika ada kemungkaran di majlis penguasa .
Tentu penguasa akan marah jika kita pergi dari majlis.
Maka saat itu kita tetap ada di sana dg hati mengingkari kemungkaran.
-Syaikh Ibrahim Ar Ruhaily hafizhahullah-
Ustadz abu ja'far cecep rahmat 

Kisah nyata

(قصة واقعية) 
                          Kisah nyata 

     Seorang Syaikh pengajar Tafsir dari kota Riyadh bercerita, di Saudi ada seorang laki-laki tua yang sedang sakit.  sehari-hari berada di atas ranjangnya sehingga ia membutuhkan perawatan dari orang lain, mulai dari makan dan sebagainya. 

   Sementara istrinya usianya sudah menua tidak mampu merawat suaminya. Begitu juga dengan anak-anaknya yang tidak bisa berada di sisi ayahnya setiap saat. Sehingga mereka membutuhnkan seorang perawat yang bisa membatu untuk merawat ayah mereka. Sampai pada akhirnya mereka mendapatkan seorang wanita yang siap merawat sang ayah dan menyiapkan kebutuhanya sehari-hari . Kebetulan keluarga mereka adalah keluarga yang mutadayyin (berpegang teguh dengan agama) yang mana apabila sang ayah dirawat oleh orang asing yang tidak ada hubungan mahram banyak kemadharatan agama yang akan terjadi, seperti : khalwat (berduaan dengan yang bukan mahram), bersentuhan dengan lawan jenis, dll.

  Kemudian satu keluarga ini mencari jalan keluar bagaimana caranya sang ayah bisa dirawat dengan baik tanpa melanggar syariat Allah. Maka mereka kemudian sepakat agar sang ayah menghalalkan sang perawat dengan menikahinya sehingga halal bagi keduanya untuk berduaan dan bersentuhan. Qodarullah sampai pada akhirnya sang ayah meninggal dunia. Maka anak-anaknya sepakat memberikan hak waris kepada sang perawat yang telah sah secara hukum syar'i menjadi istri ayahnya, Sang perawat mendapatkan 1/8 bagian istri dari harta ayahnya.

Kemudian Syaikh bertanya kepada para mahasiswa di kelas :

-هل عرفتم من هذه المرأة ؟
-هي من بلدكم 

-Apakah kalian tau siapa wanita (yang menjadi perawat) ini ?
- Dia berasal dari negri kalian (Indonesia)

Subhanallah lihatlah...bagaimana ketika syariat Islam diterapkan ia tidak akan mendhalimi siapapun.

   Kisah ini diceritakan oleh Abu Abdillah Fadlan fahamsyah beberapa tahun yang lalu di kota Jakarta.

Surabaya, 17 Maret 2022
Oleh  Niswah khoiro

AQIDAH KAUM MUSLIMIN KEPADA NABI ISA 'ALAIHIS SALAM

📜 AQIDAH KAUM MUSLIMIN KEPADA NABI ISA 'ALAIHIS SALAM

     Oleh Ustadzah Niswah Khoiro, Lc حفظها الله تعالى

  Berikut ini adalah keyakinan yang benar bagi seorang Muslim kepada Nabi Isa 'alaihis salam:

1️⃣ Beliau adalah Hamba Allah ﷻ, Rasul-Nya dan kalimat-Nya serta Ruh dari-Nya.

 Allah subhanahu wata'ala berfirman, 

 يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لاَ تَغْلُواْ فِي دِينِكُمْ وَلاَ تَقُولُواْ عَلَى اللّهِ إِلاَّ الْحَقِّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ [النساء:171] 

 "Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya."
(QS. An Nisa': 171)

 Nabi ﷺ wasallam bersabda:

 ((من شهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً عبده ورسوله، وأن عيسى عبد الله ورسوله، وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه، والجنة حق، والنار حق؛ أدخله الله الجنة على ما كان من العمل)) . 
 
  "Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwa Muhammad ﷺ adalah hamba dan Rasul-Nya, bahwa Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, serta kalimat-Nya yang disampaikan pada Maryam dan ruh dari-Nya, juga bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya; maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga apa pun amalnya."
(Muttafaq 'alaihi) 

2️⃣ Nabi Isa 'alaihis salam dilahirkan tanpa Ayah sebagaimana Allah ﷻ menciptakan Nabi Adam tanpa ayah dan ibu.

 إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِندَ اللّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ ثِمَّ قَالَ لَهُ كُن فَيَكُون [آل عمران: 59] .

  "Sesungguhnya permisalan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia."
(QS. Al Imran: 59)

  Al Imam As syinqithi rahimahullah berkata : "...Di antara hikmah penciptaan Isa dari seorang wanita Yang tidak bersuami (Maryam) adalah untuk menunjukkan tanda kekuasaan Allah kepada manusia, kesempurnaan kekuasaan-Nya. Sesungguhnya Allah menciptakan apa Yang dikehendaki, bagaimana ia kehendaki Dan jika Ia berkehendak Ia menciptkan dari seorang wanita tanpa ada laki-laki sebagamana Yang terjadi pada Isa, Dan jika Allah berkehendak Ia menciptakan dari seorang laki-laki tanpa ada wanita sebagaimana Yang terjadi pada Hawa diciptakan dari tulang rusuk suaminya (Adam)...(Adhwaul Bayan : 4/259)

3️⃣ Nabi Isa 'alaihis salam adalah salah satu Ulul Azmi dari para Rasul.

  Ulul Azmi adalah gelar yang dikhususkan hanya para rasul-rasul tertentu yang memiliki kesabaran, ketabahan dan keteguhan yang luar biasa dalam berpegang teguh dengan agama Allah ﷻ. Ulul Azmi ini gelar yang disebutkan langsung dalam Al Qur'an sehingga datangnya bukan dari manusia.

  (فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ)

 "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar."
(QS. Al ahqaf: 35)

Jumlah para Rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi sebanyak lima, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah ﷻ, 

وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثَاقًا غَلِيظًا  [الأحزاب:7] .

 "Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh."
(QS. Al Ahzab: 7)

4️⃣ Nabi Isa 'alaihis salam adalah seorang hamba yang tidak memiliki kekhususan Rububiyah dan Uluhiyah  sedikitpun.

  إِنْ هُوَ إِلاَّ عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلاً لِّبَنِي إِسْرَائِيلَ  [الزخرف: 59].

  "Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail."
(QS. Az Zukhruf: 59)

5️⃣ Allah subhanahu wata'ala memberikan kepada Nabi Isa 'alaihis salam beberapa Mukjizat, seperti: Menghidupkan orang yang telah wafat, menyembuhkan orang yang buta dan Nabi Isa bisa berbicara ketika masih dalam buaian.

وَرَسُولًا إِلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَنِّى قَدْ جِئْتُكُم بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ أَنِّىٓ أَخْلُقُ لَكُم مِّنَ ٱلطِّينِ كَهَيْـَٔةِ ٱلطَّيْرِ فَأَنفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًۢا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۖ وَأُبْرِئُ ٱلْأَكْمَهَ وَٱلْأَبْرَصَ وَأُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ بِإِذْنِ ٱللَّهِ

  "Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah."
(QS. Al imran: 49)

وَيُكَلِّمُ ٱلنَّاسَ فِى ٱلْمَهْدِ وَكَهْلًا وَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

  "Dan dia berbicara dengan manusia ketika dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh."
(QS. Al Imran: 46)

6️⃣ Nabi Isa 'alaihis salam mengajak kaumnya untuk menyembah Allah ﷻ saja tidak ada sekutu baginya. Dan mengajak kaumnya kepada aqidah yang shahihah serta akhlak yang mulia.

 إِنَّ اللّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَـذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ  [آل عمران:51] .

  "Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus."
(QS. Al Imran: 51)

7️⃣ Nabi Isa 'alaihis salam memberikan kabar gembira dengan kenabian Nabi Muhammad ﷺ.

  وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ  [الصف:6].

  "Dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad)."
(QS. As shaf: 6)

8️⃣ Sesungguhnya antara Nabi Isa 'alaihis salam dan Nabi Muhammad ﷺ tidak ada seorang Nabi. 

مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ [الصف:6].

  "Dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)."
(QS. As Shaf: 6)

9️⃣ Nabi Isa 'alaihis salam tidak disalib dan tidak dibunuh, akan tetapi Allah mengangkatnya ke langit.

 إِذْ قَالَ ٱللَّهُ يَٰعِيسَىٰٓ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ[آل عمران:55] 

"(Ingatlah), ketika Allah berfirman: Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku."
(QS. Al imran: 55)

  وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَـكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا بَل رَّفَعَهُ اللّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا  [النساء:157، 158].

 "Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa."
(QS. An Nisa: 157)

بَل رَّفَعَهُ اللّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا 

 "Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
(QS. An Nisa: 158)

 Bahkan nanti pada hari kiamat Nabi Isa 'alaihis salam akan menyampaikan hujjah (argumentasi) dihadapan Allah ﷻ atas apa yang dilakukan oleh orang-orang Nashara kepada-Nya, yaitu berupa penyembahan kepada Isa 'alaihis salam dan ibunya yaitu Maryam. 

   Allah ﷻ berkata kepada Nabi Isa 'alaihis salam, 

  وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَٰهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّه

 "Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?"

  Kemudian Nabi Isa 'alaihis salam menjawab, 

قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ ۚ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ ۚ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ

  Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib."
(QS. Al Maidah: 116)

  Kemudian Nabi Isa 'alaihis salam melanjutkan, 

مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنْتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

  "Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu."
(QS. Al Maidah: 117)

🔟 Nabi Isa 'alaihis salam akan turun di akhir zaman, maka ia berhukum dengan syariat Nabi Muhammad ﷺ dan membunuh babi, mematahkan salib, meletakkan jizyah (upeti), serta akan membunuh Dajjal kemudian Nabi Isa 'alaihis salam diwafatkan di bumi dan dikuburkan di sana. Dan nanti pada hari kiamat akan dibangkitkan sebagaimana seluruh manusia dibangkitkan dari kuburnya. 

  مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى  [طه:55] .

 "Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain."
(QS. Thaha: 55)

  Inilah aqidah kita yang benar kepada Nabi Isa 'alaihis salam. Barangsiapa yang mengikutinya maka ia berada di atas jalan yang benar & barangsiapa yang menyelisihinya maka ia telah menentang Allah ﷻ dan Rasul-Nya.

Wallahu a'lam dan semoga bermanfaat. 

📚 Referensi:

1. Tafsir Al Qur'anul Adzim, karya Imam Al hafidz Imaduddin Abul Fida' Ismail ibnu Katsir Ad Dimasyqy,(774 H) Al Maktabah At Tauqifiyah. 

2. https://www.dorar.net/adyan.

♻️ Free Reshare

🚸 Join Grup WA Kajian Ustadzah Niswah Khoiro, Lc حفظها الله تعالى (Khusus Akhwat):

▪︎ http://bit.ly/KajianUstadzahNiswahKhoiro_5
▪︎ http://bit.ly/KajianUstadzahNiswahKhoiro6

Jika mengalami kendala hubungi admin wa.me/6288996266505

🌍 Web: https://niswahkhoiro.wordpress.com

  ═══ ❖•ೋ° 🌸° ೋ•❖ ═══

KISAH PELECEHAN SEKSUAL SAAT TAWAF DI ZAMAN DULU

KISAH PELECEHAN SEKSUAL SAAT TAWAF  DI ZAMAN DULU

Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R. Rozikin, Dosen di Universitas Brawijaya)

Berbuat dosa di tanah suci, apalagi di lingkungan Kakbah itu berbeda dengan tempat lain.

Sama-sama melakukan dosa, jika dilakukan di tempat yang suci, maka dosanya lebih berat.

Demikian beratnya dosa yang dilakukan di sana, sampai-sampai terkadang Allah mempercepat hukuman dosa itu di dunia  agar menjadi ibrah dan pelajaran bagi yang lain.

Ada seorang lelaki di masa lalu yang sedang tawaf.

Tidak sengaja tersingkaplah  lengan seorang wanita yang sedang tawaf juga.

Lengan  itu begitu halus, putih dan mulus hingga seakan-akan berkilauan.

Kemudian secara sengaja lelaki itu menempelkan lengannya pada lengan wanita itu untuk berlezat-lezat dengannya. Tiba-tiba Allah membuat lengan mereka melekat terus dan tidak bisa dilepaskan!

Dia menjadi sangat menyesal dan sedih dengan apa yang dilakukannya. 

Akhirnya dia mendatangi salah seorang ulama dan meminta fatwa terkait masalah tersebut. Sang ulama memberi saran,

“Kembalikah ke tempat engkau melakukan perbuatan tersebut dan berjanjilah kepada Allah untuk tidak mengulanginya”

Kemudian saran itu dilakukan dan akhirnya terlepaslah dua lengan yang melekat tersebut.

Ibnu Abū al-Dunyā meriwayatkan,

«بَيْنَا رَجُلٌ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ، إِذْ ‌بَرِقَ ‌لَهُ ‌سَاعِدُ امْرَأَةٍ، فَوَضَعَ سَاعِدَهُ عَلَى سَاعِدِهَا يَتَلَذَّذُ، فَلَصَقَتْ بِسَاعِدِهَا، فَأُسْقِطَ فِي يَدَيْهِ، فَأَتَى بَعْضَ أُولَئِكَ الشُّيُوخِ، فَقَالَ: ارْجِعْ إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي فَعَلْتَ فِيهِ، فَعَاهِدْ رَبَّ الْبَيْتِ أَلَّا تَعُودَ. فَفَعَلَ، فَخُلِّيَ عَنْهُ "». «العقوبات لابن أبي الدنيا» (ص196)

Artinya,

“Suatu saat ada seorang lelaki yang bertawaf di Kakbah. Tiba-tiba tersingkaplah lengan seorang wanita. Maka lelaki itu meletakkan lengannya pada lengan wanita itu untuk berlezat-lezat dengannya. Maka lengannya langsung melekat pada lengannya. Diapun menyesal sekali. Kemudian dia mendatangi sebagian ulama, maka sang ulama berkata, ‘Kembalikah ke tempat engkau melakukan dosa tersebut  dan berjanjilah kepada pemilik baitullah untuk tidak mengulanginya’. Diapun melakukannya dan akhirnya bebaslah dia” (al-‘Uqūbāt li Ibn Abū al-Dunyā hlm 196)

*** 
Kisah Isāf (إساف) dan Nā’ilah (نائلة) di zaman jahiliah juga sangat populer terkait prinsip hukuman yang dipercepat jika dosa dilakukan di lingkungan Kakbah. Dua pasangan kekasih berzina di dalam Kakbah! Maka Allah mengubah mereka menjadi batu seketika! 

Karena itulah, dalam kitab-kitab fikih dinasihatkan supaya benar-benar sensitif menjaga diri saat di lingkungan Kakbah. Jangan sampai bermaksiat apapun. Sekedar maksiat pandangan sekalipun. Sekali-kali jangan memandang lawan jenis yang sifatnya menikmati. Jangan pula memandang orang lain dengan pandangan mata meremehkan, entah karena fisiknya yang kurang atau karena kejahilannya dalam manasik.

#fikihumrah
#fikihumroh
#pelembuthati

Siapa yang sengaja melakukan jima’ di siang hari Ramadhan baik mani keluar atau tidak, puasanya batal berdasarkan keterangan al-Qur’an maupun hadits.

1. Siapa yang sengaja melakukan jima’ di siang hari Ramadhan baik mani keluar atau tidak, puasanya batal berdasarkan keterangan al-Qur’an maupun hadits. 

2. Jima termasuk pembatal puasa yang disepakati, siapapun pasangannya baik pasangan halal atau pun pasangan zina.

3. Di antara pembatal puasa yang lain, jima’ inilah pembatal terberat terkait dosa dan konsekuensinya.

Kami memandang, di antara alasannya/hikmah, dibanding pembatal lain, jima adalah pembatal yang ‘paling nikmat dan lezat’. Semua anggota badan mendapat puncak kenikmatan fisik melebihi nikmat makan dan minum. Jadi, ia diganjar dengan konsekuensi terberat.

4. Ketentuan dikatakan jima adalah ketika -maaf- al-hasyafah (kepala zakar) tenggelam utuh di dalam kemaluan wanita, baik dengan keluarnya mani atau tidak.

5. Orang yang diperbolehkan tidak berpuasa karena ada udzur, semisal musafir, boleh melakukan jima’ -dan pastinya dengan pasangan yang sah-. Misalnya, pasutri yang sedang safar ke sebuah kota karena sebuah keperluan dan memilih untuk tidak berpuasa, keduanya boleh melakukan jima’ di kota tujuan.

6. Konsekuensi Jima’ di siang Ramadhan:

-Wajib baginya taubat dan beristigfar karena telah melakukan sesuatu yang diharamkan. 

-Melakukan imsak, yaitu menahan diri dari pembatal puasa usai jima di hari itu hingga tiba waktu buka puasa sebagai penghormatan terhadap keagungan Ramadhan. Dan ini tidak terhitung sebagai puasa sebab puasanya telah batal.

-Kaffarah:

Memerdekakan budak. Jika tidak memungkinkan, ia mesti puasa dua bulan berturut-turut. Bulan yang dimaksud adalah hitungan bulan Hijriah. Puasanya tidak boleh putus kecuali karena ada udzur. Jika sengaja memutuskan puasa kaffarat ini, ia harus mengulang dari awal. Jika ini juga tidak memungkinkan, ia harus memberi makan 60 orang miskin, baik dengan membagikan makanan untuk mereka atau mengundang mereka makan di sebuah tempat.

-Tidak hanya kaffarat, yang bersangkutan juga harus melakukan puasa qadha sejumlah hari ia melakukan jima’. 

7. Wanita yang dijima’ juga terkena konsekuensi tersebut jika ia melakukannya dengan suka rela/ridha tanpa paksaan. Sementara wanita yang diperkosa, puasanya tak batal dan tidak berkonsekuensi apapun sebab hal itu terjadi bukan atas kehendak dan pilihannya.

8. Seseorang yang melakukan jima’ dalam keadaan lupa bhw ia tengah berpuasa, puasanya sah. Tidak ada konsekuensi apapun baginya. Hanya saja yang demikian ini amat jarang terjadi. Ini sama seperti makan dan minum saat puasa atas dasar lupa.

9. Jima yang berulang dalam satu hari, tentu kafaratnya terhitung satu saja.

Jima’ yang berulang berhari-hari, kafaratnya juga sebanyak hari ia melakukan jima’. Contoh, jima dilakukan selama 6 hari. Karena tidak memungkinkan membebaskan budak, ia harus melakukan puasa kaffarat sebanyak 6x60= 360 hari.   

10. Jima’ yang dilakukan saat melakukan qadha puasa wajib maka puasanya batal namun tidak ada konsekuensi kaffarat sebab kaffarat terkait penghormatan terhadap keagungan Ramadhan saja. 

Wallahu a'lam.
________
Rujukan:

1. As-Shiyam fi al-Islam fi Dhau-i al-Kitab wa as-Sunnah, Dr. Sa’id Ali al-Qahthaniy.

2. Al-Mulakhkhash Fiqh as-Shaum min al-Muasu’ah al-Fiqhiyyah, al-Qism al-Ilmiy bi al-Mu-assasah ad-Durar as-Saniyyah.

3. Al-Jami’ li Ahkam as-Shiyam, jilid 3, Dr. Khalid bin Aliy al-Musyaiqih.
____
Penyusun: Yani Fahriansyah 
.

Apabila dosa seorang hamba telah menumpuk dan iapun tidak memiliki sebuah amal yang dapat menghapus darinya

Apabila dosa seorang hamba telah menumpuk dan iapun tidak memiliki sebuah amal yang dapat menghapus darinya, maka Allah azza wajalla akan memberinya cobaan dengan kesedihan agar dapat menghapus dosa - dosanya"

ustadz nurcholis abu muzani

Syeikh Ali bin Hasan Al Halabi Al Atsari rahimahullahu ta'ala menyatakan :"Ketahuilah bahwa bab *mengkafirkan* dan *tidak mengkafirkan* adalah perkara yang fitnah di dalamnya teramat sangat besar.

Syeikh Ali bin Hasan Al Halabi Al Atsari rahimahullahu ta'ala menyatakan :

"Ketahuilah bahwa bab *mengkafirkan* dan *tidak mengkafirkan* adalah perkara yang fitnah di dalamnya teramat sangat besar.

Keliru dalam mengkafirkan itu fitnah, sebagaimana keliru dalam sikap tidak mengkafirkan itu juga fitnah.

Namun fitnah yang lebih sedikit adalah seperti yang ditetapkan oleh Ibnul Wazir Al Yamani di dalam kitab Itsarul Haq 'Alal Khalq beliau berkata :

*Keliru dalam sikap tidak mengkafirkan itu lebih ringan dari pada keliru dalam mengkafirkan.*

Karena termasuk prinsip kaidah syariat adalah ; Keliru dalam memaafkan itu lebih ringan dari pada keliru dalam menghukum. 

Engkau keliru dalam memaafkan orang itu yang lebih ringan, ataukah engkau keliru dalam membunuhnya ? Atau mengkafirkannya dan menghukuminya dengan kemurtadan?

Tidak ada keraguan sama sekali bahwa sikap pertama itu yang lebih utama."

(Syarah At Tabshir Biqawa'id At Takfir bag. 1).

Imam Al Qurtubi rahimahullah juga menjelaskan :

باب التكفير باب خطير ، أقدم عليه كثير من الناس فسقطوا ، وتوقف فيه الفحول فسلموا ، ولا نعدل بالسلامة شيئًا .

"Bab pengkafiran adalah bab yang sangat berbahaya. Banyak manusia berani menceburkan diri ke dalamnya sehingga mereka celaka. 

Dan para ulama yang pilih tanding keilmuannya, mereka menahan diri dari nya sehingga mereka selamat. Dan kita tidak bisa menimbang nikmat keselamatan itu dengan apapun juga."

(Al Mufhim Syarah Mukhatashar Muslim : 3/111).

Imam Asy Syafi'i rahimahullahu ta'ala menyatakan :

لأن أتكلم في علم يقال لي فيه أخطأت أحب إلي من أتكلم في علم يقال لي فيه كفرت 

"Aku berbicara dalam suatu permasalahan ilmu kemudian dikatakan kepadaku ; Engkau telah salah ! 

Itu lebih aku sukai, dari pada aku berbicara dalam suatu permasalahan ilmu kemudian dikatakan kepadaku ; Engkau telah mengkafirkan."

(Minhaju Ahlil Haq Wal Ittiba' Fi Mukhalafatil Ahlil Jahli Wal Ibtida' : 11 oleh Syeikh Sulaiman bin Sahman tahqiq oleh Syeikh Abdussalam Barjas).

✍🏻abul aswad.

Rabu, 25 Januari 2023

Saya katakan: masyarakat kita saat ini membutuhkan bimbingan, mereka membutuhkan 1000 orang semisal Syaikh Ibnu Baz dan 1000 orang semisal Syaikh al-Albani yang mengajarkan dan membimbing masyarakat kepada ilmu yang benar dan kepada tauhid serta mendakwahinya dengan lemah lembut."

Asy Syekh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i رحمه الله :

و أقول : أن المجتمع الذي نعيش فيه محتاج الى تربية، و محتاج الى ألف شحص مثل الشيخ ابن باز، و ألف شحص مثل الشيخ الألباني، يربونهم على العلم الصحيح و على التوحيد و على الدعوة الى الله برفق و لين

"Saya katakan: masyarakat kita saat ini membutuhkan bimbingan, mereka membutuhkan 1000 orang semisal Syaikh Ibnu Baz dan 1000 orang semisal Syaikh al-Albani yang mengajarkan dan membimbing masyarakat kepada ilmu yang benar dan kepada tauhid serta mendakwahinya dengan lemah lembut."

📘 Tuhfatul Mujib: 284
Ustadz abu sa'dy

PARA PENYUSUP KELAK PASTI AKAN TERUNGKAP HAKIKATNYA

PARA PENYUSUP KELAK PASTI AKAN TERUNGKAP HAKIKATNYA

Dulu sudah diperingatkan tentang orang sepertinya tapi sebagian duat masih berbaik sangka dan sebagian ikhwan tertipu.

Namun saat terbuka topengnya mulailah dibuat kaget dengan kenyataan pahit tersebut.

Tapi ... Mutasattir yang semisal dengannya masih berada di sekitar kita, masih memakai topengnya, masih direkomendasikan sebagian duat dan diidolakan sebagian ikhwan, dan jumlah mereka tidak sedikit. Tetap mengambil sikap waspada wahai salafi !!

------------------------------------------------------------------------

Syaikh Abdussalam Barjas rahimahullah berkata:

أما اليوم فقد كثُر المنتسبون إلى السنة وكثر اللابسون للباس أهل السنة، حتى لم يعد تمييز أهل السنة الحقيقيين من غيرهم بالأمر السهل الهين

"Di zaman sekarang ini begitu banyak orang-orang yang menisbatkan diri kepada sunnah (manhaj salaf). Dan banyak pula orang-orang yang mengenakan pakaian ahlussunnah, sampai-sampai hampir tidak bisa dibedakan mana ahlussunnah sejati dan mana yang bukan, bahkan dalam perkara yang mudah sekalipun (kadang sulit dibedakan-pent)."

Kemudian beliau melanjutkan seraya berkata:

فأهل السنة مهما اندس بينهم مندس، ومهما تزيا بزيهم ماكر فإن الله سوف يهتك ستره ويفضح أمره

"Adapun ahlussunnah, betapa pun ada para penyusup yang menyelinap ke dalam barisan mereka dan bahkan mengenakan pakaian seperti mereka untuk membuat makar, maka sungguh Allah kelak pasti akan menyingkap hakikatnya dan membongkar urusannya."

فما أسر عبد سريرة إلا أخرجها الله سبحانه وتعالى على فلتات لسانه، وقسمات وجهه

"Tidaklah seseorang itu berusaha menyembunyikan suatu rahasia, kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti akan mengungkapnya (suatu saat), bisa melalui ketergelinciran lisannya atau sisi lain dari wajahnya."

(Tashnif an Naas awir Radd 'ala Munkiri Tashniif, hal 23-24)
Ustadz amir al kadiry

WASPADALAH TERHADAP DA'I YANG NAMPAKNYA MENGAJARKAN KITAB-KITAB AQIDAH SALAFIYYAH NAMUN OBRAL VONIS TAKFIR & IRJA'

WASPADALAH TERHADAP DA'I YANG NAMPAKNYA MENGAJARKAN KITAB-KITAB AQIDAH SALAFIYYAH NAMUN OBRAL VONIS TAKFIR & IRJA'

Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Muhammad al-Mishri (Murid Syaikh Hasan bin Abdul Wahhab al-Banna as-Salafi), beliau berkata dalam syarahnya terhadap risalah AL-KAWASYIF AL-JALIYYAH LIL FURUQ BAINA AS-SALAFIYYAH WA AD-DA'AWAAT AL-HIZBIYYAH karya Syaikh Muhammad Ramzan al-Hajiri:

"Adapun kelompok ketiga, mereka menampakkan intisab kepada aqidah salaf secara ilmu namun tidak secara amal, mereka enggan menampakkan sikap bara' kepada kelompok-kelompok sesat, bahkan tidak mempermasalah sikap wala' dan tawaddud kepada kelompok-kelompok sempalan, terlebih jika itu bisa mewujudkan kepentingan politiknya atau mewujudkan persatuan lintas manhaj yang semu. Bahkan, mereka tidak segan untuk menolak sikap membela aqidah salaf dan memusuhinya serta menjulukinya dengan julukan-julukan yang buruk, seperti tuduhan pembakar api fitnah atau pemecah belah ummat.

Kelompok ketiga ini hakikatnya ingin mewujudkan satu tujuan yaitu tujuan politik berupa menyerang penguasa dan berusaha melengserkannya"

(Al-Kawasyif Al-Jaliyyah, halaman 68)

Beliau juga berkata di halaman-halaman berikutnya:

"Dari kelompok ketiga ini muncul model baru yang lahir dari rahim yang sama, yaitu terang-terangan menampakkan aqidah salaf dalam bab sifat-sifat Allah dan juga mau membantah syubhat-syubhat kelompok sesat, serta gemar mengajak manusia untuk mempelajari aqidah salaf, bahkan mereka juga mengajak manusia untuk bara' terhadap dai-dai bermasalah. Namun, di satu sisi mereka berjalan di atas paham khawarij berupa sikap ghuluw dalam vonis takfir bahkan mereka menggiring orang-orang awwam untuk merendahkan pemerintah. Kelompok yang baru ini lebih samar dan berbahaya bagi pemerintah dan masyarakat. Manusia akan lari menjauh dari aqidah salaf karena sebab paham pemberontakan yang diusung oleh dai-dai ini, masyarakat enggan mempelajari aqidah yang benar dari kitab-kitab ulama salafi karena takut akan digiring kepada sikap keras yang menjurus kepada pemberontakan terhadap penguasa. Mereka mengangggap sama antara ulama salafi sejati dengan dai-dai pengusung revolusi tersebut, dan beranggapan bahwa kitab-kitab aqidah salaf berisikan paham yang membahayakan. Dengan sebab itu manusia lari dari masjid-masjid yang diajarkan ilmu yang bermanfaat di dalamnya, karena telah tercampur antara majelis dai pemberontak dengan majelis ulama salafi. Terlebih banyak bermunculan dai yang mengaku bermanhaj salaf yang membuka majelis-majelis ilmu namun di sisi lain dai-dai revolusi tersebut berusaha menggoncang singgasana penguasa dengan membawa-bawa nama ulama salafiyyin namun sebenarnya tujuan mereka adalah kepentingan dunia semata."

(Al-Kawasyif Al-Jaliyyah, halaman 73-74)
Ustadz amir al kadiry