MENGAMBIL ILMU DARI SENIOR
Salah satu tanda kiamat sudah dekat, ketika orang-orang mengambil ilmu dari para ashoghir (yunior).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إن من أشراط الساعة ثلاثاً إحداهن أن يلمتس العلم عند الأصاغر
“Sungguh di antara tanda-tanda hari kiamat ada tiga, salah satunya ilmu agama ini diambil dari kalangan "Al-Ashaghir".” (Jami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlih 1/311, Silsilah Ash-Shahihah no. 695).
Nah yang dimaksud ashoghir ini siapa, apakah hanya melihat dari segi usia saja atau tidak?
Menurut ulama, tidak mesti dari usia saja. Kalau seorang yunior yang mengambil perkataan dari Rasulullah, para shahabat, dan tabi'in, maka ia adalah Al-Kabir (senior).
Tetapi walaupun usianya sudah tua, namun dia meninggalkan jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan para saahabat dan dia hanya mengambil pendapat dari pikirannya sendiri, maka dia tidak disebut senior.
Ibrahim Al-Harbi rahimahullah berkata:
الصغير إذا أخذ بقول رسول الله والصحابة والتابعين فهو كبير، والشيخ الكبير إن ترك السنن فهو صغير
"Ash-Shaghir (seorang pemuda) jika ia mengambil perkataan dari Rasulullah, para Shahabat, dan Tabi'in maka ia menjadi Al-Kabir (senior). Sedangkan orang yang sudah tua bila ia meninggalkan jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan para Shahabat, maka pada hakikatnya ia seorang shaghir (junior)." (Syarh Ushul I'tiqad Ahlissunnah 1/85).
Al-Hafidzh Ibnu 'Abdil Barr rahimahullah berkata :
قال نعيم : قيل لابن المبارك : من الاصاغر ؟ قال: الذين يقولون برأيهم فأما صغير يروى عن كبير فليس بصغير.
"Nu'aim berkata, bahwa Ibnul Mubarok pernah ditanya mengenai siapa yang dimaksud "Al-Ashaghir"? Beliau menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang berbicara tentang perkara agama ini hanya dengan mengandalkan pikirannya semata. Adapun orang yang shaghir (muda) bila mengambil ilmu dari kabir (senior) maka tidak lagi ia disebut shaghir." (Jami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlih 1/311).
Dan yang paling ideal, usianya sudah tua dan dia mengambil pendapat, dari pendapat tiga generasi terbaik dalam islam, karena disitulah letaknya keberkahan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa alihi wasallam bersabda:
البركة مع أكابركم.
Keberkahan bersama akaabir kalian. (Al Mustadrak. Hadits Shahih atas syarat Al Bukhari).
Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu berkata:
ولا يزال الناس بخير ما أخذوا العلم عن أكابرهم ، وعن أمنائهم ، وعلمائهم ، فإذا أخذوه عن صغارهم ، وشرارهم هلكوا .
“Senantiasa manusia berada dalam kebaikan apabila mereka mengambil ilmu dari para kibar, dan dari orang-orang amanah mereka, dan para ulama mereka, maka apabila mereka mengambil ilmu dari orang-orang kecil (Al-Ashaaghir) mereka dan orang-orang jelek mereka, mereka akan binasa.” (Nasihatu Ahlil Hadits 28-30)
Berkata Ibnu Qutaibah rahimahullah mengenai perkataan Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu :
يريد لا يزال الناس بخير ما كان علماؤهم المشايخ، ولم يكن علماؤهم الأحداث، لأن الشيخ قد زالت عنه متعة الشباب، وحدّته، وعجلته، وسفهه واستصحب التجربة والخبرة، فلا يدخل عليه في علمه الشبهة، ولا يغلب عليه الهوى، ولا يميل به الطمع، ولا يستزلّه الشيطان استزلال الحدث، فمع السن الوقار والجلال، والهيبة، والحدث قد تدخل عليه هذه الأمور التي أمنت على الشيخ، فإذا دخلت عليه وأفتى، هلك وأهلك.” (نصيحة أهل الحديث ٢٨-٣٠)
“Beliau menginginkan, manusia senantiasa dalam kebaikan selama ulama mereka adalah para syaikh dan bukanlah ulama mereka orang-orang yang baru, karena sesungguhnya syaikh telah hilang darinya kesenangan, kemarahan, ketergesaan, dan kebodohan para pemuda, dan menemaninya percobaan dan pengalaman, maka tidak masuk pada ilmunya kesamaran, dan tidak menguasainya hawa nafsu, dan tidak condong pada ketamakan, dan setan tidak menggelincirkannya dengan ketergelinciran para pemuda, maka mengiringinya ketuaan, kebesaran, kemuliaan, dan kewibawaan. Dan orang-orang baru terkadang masuk padanya perkara-perkara yang syaikh telah aman darinya, maka jika mereka masuk padanya dan berfatwa, maka dia akan binasa dan membinasakan.” (Nasihatu Ahlil Hadits 28-30)
AFM
Copas dari berbagai sumber.
https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2020/11/mengambil-ilmu-dari-senior.html?m=1