Rabu, 18 November 2020

pertanyaan ust Abul Aswad Al bayaty dengan Syaikh Ali hasan Al halaby

Padahal orang lain ada yang memiliki pertanyaan jauh lebih banyak, dan jauh lebih berkwalitas. Namun tidak dibikin model lebay seperti ini.

Maklum semangat anak muda ingusan kala itu. Mungkin ia menjadi kenangan lucu bagi orang lain, namun Ashli (pakai shod) ia menjadi kenangan indah bagi saya di masa itu maupun sekarang. Tentang penggalan cerita yang mengisahkan kali pertama saya berjumpa dengan Syaikh.

الأجوبة الحلبية عن الأسئلة البياتية

.:: Jawaban Al Halaby atas pertanyaan Al Bayaty ::.

Untuk pertama kalinya saya bertemu dengan Syaikh Ali Al Halaby pada daurah Trawas 2013 lampau. Dan untuk pertama kalinya pula Allah memberikan kesempatan pada saya untuk melontarkan pertanyaan kepada beliau. 

Ada tiga pertanyaan yang berhasil saya sampaikan pada beliau, dua pertanyaan tertulis dan satu pertanyaan lisan kesemuanya terjawab walhamdulillah. 

Berikut adalah pertanyaan dan jawaban yang saya transkrip dan terjemahkan dari DVD Rekaman Daurah Trawas 2013 terbitan Tasjilat Adz Dzakhirah.

:: Cadar ::

يقول أحد المعاهد المنتسبة إلى السلف أمر جميع الطالبات بخلع النقاب حتى لا يتهمه الناس بالإرهاب. لأن النقاب عند المجتمع يعتبر من سيمات الإرهاب أو دلالة عليه. فهل يجوز له ذلك علما بأن النقاب مسألة مختلف فيها بين العلماء  ؟

Pertanyaan : Si penanya berkata : Salah satu pesantren yang menisbatkan diri kepada salaf memerintahkan seluruh santriwati untuk melepas cadar supaya manusia tidak menuduh pesantren tadi sebagai teroris. Karena cadar menurut masyarakat (di sana) dianggap sebagai ciri-ciri teroris atau indikator teroris. 

Apakah pesantren tersebut boleh melakukan hal ini mengingat cadar adalah permasalahan yang diperselisihkan oleh para ulama ?

أنا أقول جوابا على هذا السؤال نعم النقاب مختلف فيه بين العلماء والذي نرجحه نحن عدم الوجوب والاستحباب وليس الإيجاب ولكن بالمقابل لا يجوز أن نلزم الناس بهذا الحكم. فمثلا لو أن رجلا أو امرأة ترى أن النقاب واجب كيف نلزمها بخلع هذا النقاب ؟ وهي تراه واجبا ؟ أنا أقول إذا ليس لها خيار إلا أن تخلع نقابها وهي وهي تراه واجبا انتبهوا وهي تراه واجبا أو تدرس أقول لها اتركي الدراسة والتزمي بالنقاب لأن النقاب واجب بينما الدراسة غير واجبة عندك عندي لا أقول بالوجوب عند عدد من العلماء لا يقول بالوجوب لكن عند علماء آخرين فيقولون بالوجوب.

إذا القضية لا يجوز التعميم فيها لا بالجواز ولا بالوجوب و إنما نقول كما قال الله (بل الإنسان على نفسه بصيرة ولو ألقى معاذيراه)

Jawaban : Saya katakan sebagai jawaban untuk pertanyaan ini, Iya cadar adalah masalah yang diperselisihkan oleh para ulama. Pendapat yang kami kuatkan adalah cadar tidak wajib, sunnah saja dan tidak diwajibkan. Akan tetapi sebaliknya kita tidak boleh mengharuskan orang lain agar berpegang dengan hukum ini.

Misalnya ada seorang lelaki atau wanita berpendapat bahwa cadar itu wajib, bagaimana kita bisa mengharuskannya untuk melepas cadar ? Sedangkan ia berpendapat cadar itu wajib ?

Saya katakan, jika wanita ini tidak memiliki pilihan lain kecuali ia harus melepaskan cadarnya atau belajar. Sedangkan ia memandang cadar itu wajib, ingat ia memandang cadar itu wajib. 

Maka aku katakan pada wanita ini : Tinggalkan belajar di pesantren tersebut dan tetaplah memakai cadar. Karena cadar wajib sedangkan belajar di pesantren tidak wajib menurut anda.

Adapun menurut saya cadar tidak wajib, menurut sejumlah ulama cadar tidak wajib. Akan tetapi menurut sejumlah ulama yang lain mereka mengatakan cadar itu wajib.

Jadi masalah cadar tidak boleh dipukul rata, tidak sunnah tidak pula wajib. 

Namun kita katakan sebagaimana firman Allah ta’ala : Bahkan manusia itu menjadi saksi bagi diri mereka sendiri (14) Meskipun ia mengemukakan alasan-alasan (15). (QS Al Qiyamah : 14-15).

:: Amal Jawarih Yang Menyebabkan Kafir ::

ما صحة القول بأنه ليس هنالك أي عمل الجوارح إذا تركه المسلم صار كافرا ؟

Pertanyaan : Sejauh mana kebenaran perkataan yang menyatakan bahwasanya tidak ada di sana amal jawarih apapun yang jika seorang muslim meninggalkannya ia akan menjadi kafir ?

هذه المسألة يعني الخلاف فيها في هذا الزمان كثير وكبير وإن كنت أجزم أنها مسألة صورية غير حقيقية. صورية غير حقيقية كيف ؟ أنا أسأل أسئلة تظهر لكم من خلال إجابة عنها الصورة الحقيقية لهذه المسألة.

كيف تستطيع أن تحكم على إنسان بأنه ترك عمل الجوارح كلها ؟ هل تستطيع ؟ أنا أقول لا تستطيع حتى لا تستطيع أن تحكم على نفسك لكن أنا سأرجع إلى السؤال بدقة وأجيبه.

ما صحة القول بأنه ليس هنالك أي عمل الجوارح إذا تركه المسلم صار كافرا ؟ اختلف العلماء وذكر شيخ الإسلام أن ترك أركان الإسلام الأربعة طبعا ترك الشهادتين متفق عليه أنه 

مكفر أو نقض الشهادتين نحن نتكلم الآن عن الأركان الإسلامية الأربعة عن الصلاة والصيام والزكاة والحج. قال شيخ الإسلام هنالك من السلف من قال بأن تارك الزكاة يكفر وهنالك من قال تارك الزكاة يكفر وهنالك من قال تارك الصيام يكفر لكن هذا الخلاف اندثر هذا الخلاف انقظع وانتهى ولم يبقى إلا الخلاف في مسألة تارك الصلاة هل تارك الصلاة كافر أو غير كافر.

ومع ذلك أنا أقول هذا الخلاف أكرر خلاف صوري يعني الآن كل العلماء بلاد الحرمين رحمهم الله يقولون بأن تارك الصلاة كافر أليس كذلك ؟ طيب هل سمعتم دهركم كله أن تارك الصلاة في بلاد الحرمين حكم بكفره ؟ هل بلغكم هذا ؟ أما أنا لم يبلغني ولا أظن أن يبلغني إذا مسألة لا يترتب عليها عمل ولم يترتب عليها عمل مسالة صورية يذكر فيها البحث العلمي هذه مسألة خلافية بين أهل العلم ونحن نشجع الناس على أداء الصلاة ونحذرهم من ترك الصلاة.

لكن لا نجعل هذا الأمر وهذه القضية فتنة بين المسلمين. الآن بسبب بغض المسائل الخلافية العلمية الإسلامية بين المسلمين صارت فتنا بين الناس هذا يتهم أولئك بالمرجئة وهؤلئك بالخارجية إلى ما هنالك من فتن وبلايا ما أنزل الله بها من سلطان.

Jawaban : Permasalahan ini, perselisihan di dalamnya di zaman ini sangat banyak dan sangat besar. Meski saya secara pribadi hampir bisa memastikan bahwa perselisihan di dalam masalah ini adalah perselisihan yang semu dan bukan perselisihan yang hakiki.

Perselisihan yang semu dan bukan perselisihan hakiki, bagaimana ? saya akan bertanya dengan beberapa pertanyaan, yang dengan dijawabnya pertanyaan tersebut akan menjadi jelas hakikat permasalahan ini.

Bagaimana bisa engkau memastikan atas diri seseorang bahwa ia telah meninggalkan seluruh amala ? Apakah engkau bisa melakukannya ? 

Saya katakan anda tidak bisa melakukannya, bahkan anda tidak akan bisa menghukumi diri anda sendiri. Akan tetapi saya akan kembali kepada pertanyaan dengan teliti dan saya akan menjawabnya.

Sejauh mana kebenaran perkataan yang menyatakan bahwasanya tidak ada di sana amal jawarih apapun yang jika seorang muslim meninggalkannya ia akan menjadi kafir ?

Para ulama berselisih dalam hal ini dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan bahwa meninggalkan rukun islam yang empat, tentu saja syahadat adalah adalah hal yang disepakati bahwa meninggalkan syahadat adalah kekafiran. Sekarang kita hanya akan membicarakan tentang rukun islam yang empat. Tentang shalat, tentang puasa, tentang zakat, tentang haji.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa di sana ada salaf yang mengatakan bahwa orang yang meninggalkan zakat adalah kafir. Dan di sana ada salaf yang mengatakan bahwa orang yang meninggalkan haji kafir. Dan di sana ada yang mengatakan bahwa orang yang meninggalkan puasa kafir. 

Akan tetapi perselisihan ini sudah selesai dan habis. Dan tidak tersisa melainkan perselisihan seputar permasalahan orang yang meninggalkan shalat. Apakah orang yang meninggalkan shalat kafir atau tidak kafir.

Meski demikian saya katakan, saya ulangi bahwa perselisihan ini adalah perselisihan yang semu. 

Maksudnya sekarang kita tahu bahwa semua ulama di negri dua kota suci –semoga Allah merahmati mereka semua- mereka mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat kafir, bukankah demikian ?

Baiklah, apakah kalian mendengar sepanjang hayat kalian bahwa ada orang yang meninggalkan shalat di negri dua kota suci divonis sebagai orang kafir ? Apakah telah sampai berita seperti ini kepada kalian ? 

Adapun saya belum pernah mendengarnya dan saya menyangka saya tidak akan pernah mendengarnya.

Jadi permasalahan ini tidak mengakibatkan timbulnya konsekwensi berupa amal nyata, dan belum pernah mengakibatkan timbulnya konsekwensi berupa amalan nyata. Ini adalah masalah yang semu, disebutkan di dalamnya pembahasan yang ilmiyyah. Ini adalah masalah yang diperselisihkan diantara para ahli ilmu. 

Dan kita tetap memotivasi manusia untuk menunaikan shalat serta memperingatkan mereka dari meninggalkan shalat.  Akan tetapi kita tidak menjadikan permasalhan ini sebagai penyebab timbulnya fitnah diantara sesame kaum muslimin.

Sekarang ini karena adanya beberapa perselisihan ilmiyyah islamiyyah, hal tersebut menjadi penyebab timbulnya fitnah diantara sesama kaum muslimin. Yang ini menuduh yang lain sebagai murji’ah, kemudian yang itu menuduh yang lainnya lagi sebagai khawarij dan yang lainnya berupa fitnah dan berbagai bala’ musibah yang tidak datang bersamanya dalil sedikitpun. 

(Sumber DVD Rekaman Daurah Trawas 2013 Tasjilat Adz Dzakhirah, File Syaikh Ali Al Halaby yang ke-5 Menit ke : 01:55-06:30).

:: Metode Dakwah ::

سؤال شيخ أحد الدعاة يعيش في المجتمع كثرت فيه المتصوفة ولم يجد إلى دعوة الناس سبيلا إلا بالحضور وبالمشاركة في الأمور المبتدعة فهل يجوز له ذلك أم لا جزاك الله خيرا ؟

Pertanyaan : Saya ada pertanyaan wahai Syaikh, salah seorang dai hidup di tengah masyarakat yang banyak sekali pemikiran sufiyyah di dalamnya. Dan ia tidak mendapati jalan untuk mendakwahi manusia melainkan dengan cara menghadiri dan ikut serta di dalam acara-acara kebid’ahan. 

Apakah boleh bagi dai tersebut untuk melakukan hal ini ataukah tidak, semoga Allah membalas anda dengan kebaikan ?

هنالك فرق بينها بين هذه الأمور المبتدعة إذا كانت هذه البدعة بدعة شركية فلا يجوز له الحضور بحال من الأحوال. أما إذا كانت ما دون ذلك ولم يجد سبيلا للدخول مع هؤلاء الناس إلا أن يكن في إيطارهم دون أن يشاركهم دون أن يشاركهم فهذا أرجو أن لا بأس به كصورة مرحلية كصورة مرحلية تكون من خلالها وأثنائها وبعدها البيان والتوضيح والشرح والتصحيح والدلالة والهداية والإرشاد إلى منهج السلف وعقيدة السلف والله تعلى أعلى وأعلم

Jawaban : Di sana ada perbedaan diantaranya, ada perbedaan diantara perkara-perkara bid’ah ini. 

Apabila bid’ah ini adalah bid’ah yang syirik, maka tidak boleh bagi dia untuk hadir bagaimanapun keadaanya. Namun jika bid’ahnya bid’ah selain syirik, dan ia tidak mndapati jalan untuk masuk mendakwahi mereka melainkan dengan bergabung bersama mereka dengan tanpa ikut serta melakukan kebid’ahan, dengan tanpa ikut serta melakukan kebid’ahan (sekedar hadir saja) maka yang seperti ini aku harap tidak masalah. 

Seperti gambaran bertahap yang disertai dengan acara tersebut atau sesudah acara tersebut penjelasan, penerangan, pemberian koreksi, arahan, hidayah serta petunjuk kepada manhaj salaf dan aqidah salaf. Wallahu ta’ala a’la Wa a’lam. 

(Sumber DVD Rekaman Daurah Trawas 2013 Tasjilat Adz Dzakhirah, File Syaikh Ali Al Halaby yang ke-13 Menit ke 14:27-15:41).

Bayat, 9 Shafar 1435H/ 13 Desember 2013.