Senin, 23 November 2020

Hukum belajar ilmu psikologi

Hukum belajar ilmu psikologi 

Soal:
Apa hukum belajar ilmu psikologi dan mengambil manfaat darinya?

Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrak menjawab:

ما أدري عنه، علمُ النَّفس هذا مِن العلوم الطّبيَّة، فإذا لم يكن فيه ولا يَستلزمُ فعل مُحرَّم فهو علم مِن العلومِ التجريبيّة

Yang saya ketahui, ilmu psikologi merupakan bagian dari ilmu medis. Jika tidak mengandung perkara yang diharamkan, dan tidak mengantarkan kepada sesuatu yang diharamkan, maka ilmu ini adalah ilmu yang diketahui dari hasil penelitian.

وهذا في بابِ الطِّب، وفيه [وهناك] علم نفس عام يتَّصل بأمور أخرى، مثل التَّربية والتَّعليم، يعني معرفةُ طبائِع الأشياء، طبائعِ الإنسانِ وأخلاقِه في حدود

Dan ilmu ini ada dalam bidang medis. Ilmu psikologi juga memiliki korelasi dengan bidang-bidang lainnya. Seperti bidang pendidikan dan pengajaran. Fokus ilmu ini adalah mengetahui tentang tabiat manusia serta perilakunya dalam ruang lingkup tertentu.

 فأخذٌ مِن هذا بقَدَرٍ لا يترتَّب عليه تَرك ما هو خير ولا يَستلزم فعل محرَّم، بأن يكون لا يُحصَّلُ إلا بارتكاب أمر محرَّمٍ أو أمر مذمومٍ

Maka mempelajari ilmu psikologi hukumnya boleh dalam kadar yang tidak membuat seseorang meninggalkan perkara yang lebih baik (yaitu yang diajarkan agama). Juga dalam kadar yang tidak membuat seseorang melakukan perkara yang haram. Dan tidak mengantarkan seseorang untuk mengerjakan perkara yang haram atau perkara yang dicela (dalam agama). 

فيصبح هذا العلمُ -علم النَّفس- خاضعًا لـِمَا يشتملُ عليه وما يُتَوصَّلُ به إليه

Maka kesimpulannya, kebolehan ilmu psikologi perlu memperhatikan apa yang ada di dalamnya dan juga melihat ia akan mengantarkan kepada apa.

Sumber: https://sh-albarrak.com/article/6592

Join channel telegram @fawaid_kangaswad