Senin, 30 November 2020

manusia yg paling mulia dan hina

Sifat Wara Imam Abu Hanifah

Sifat Wara Imam Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah--Yazid bin Harun berkata, “Saya belum pernah mendengar ada seseorang yang lebih wara’ dari pada Imam Abu Hanifah. Saya pernah melihat beliau pada suatu hari sedang duduk di bawah terik matahari di dekat pintu rumah seseorang. Lalu saya bertanya kepadanya, “Wahai Abu Hanifah! Apa tidak sebaiknya engkau berpindah ke tempat yang teduh?”

Beliau menjawab, “Pemilik rumah ini mempunyai hutang kepadaku beberapa dirham. Maka, saya tidak suka duduk di bawah naungan halaman rumahnya.”

Sikap seperti apa yang lebih wara daripada sikap ini? Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa beliau ditanya mengapa enggan berdiam di tempat teduh, lalu Abu Abu Hanifah berkata kepadaku. “Pemilik rumah ini mempunyai sesuatu. Maka, saya tidak suka berteduh di bawah naungan dindingnya, sehingga hal tersebut menjadi upah suatu manfaat.” Saya tidak berpendapat bahwa hal tersebut wajib bagi semua orang, akan tetapi orang alim wajib menerapkan ilmu untuk dirinya sendiri lebih banyak daripada yang dia ajarkan kepada orang lain.

Sebagaimana pula Imam Abu Hanifah radhiyallahu ‘anhu pernah meninggalkan makan daging kambing selama tujuh tahun ketika seekor kambing milik baitul mal di Kufah hilang sehingga beliau yakin kambing tersebut telah mati. Sebab, beliau menanyakan berapa waktu paling lama kambing bisa bertahan hidup? Dikatakan kepadanya, “Tujuh tahun.” Maka beliau meninggalkan makan daging kambing selama 7 tahun karena untuk berhati-hati lantaran ada kemungkinan kambing haram itu masih hidup. Sehingga, bisa jadi kebetulan dia memakan sebagian dari kambing tersebut yang berarti menzhalimi hatinya. Meskipun sebenarnya tidak berdosa karena tidak mengetahui benda itulah yang haram.

[Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1]

Kumpulan Kisah dan Quote Ulama:: https://telegram.me/kisahulama

IMAM HUSEIN BUKAN PEMBERONTAK

IMAM HUSEIN BUKAN PEMBERONTAK

Banyak tokoh-tokoh penyeru ummat agar ber -revolusi, memberontak pada penguasanya menjadikan apa yang diperbuat Husein Bin Ali -semoga Allah meridhoinya- adalah referensi untuk melegalkan pemberontakannya.

Apakah benar demikian? 
Jawabannya tidak benar dan ini adalah tuduhan terburuk terhadap cucu Rasulullah-sallallahu alaihi wa sallam. Takkan mungkin beliau memberikan contoh keburukan untuk di ikuti ummat.

Hakikatnya Husein bin Ali setelah wafatnya khalifah Muawiyah -semoga Allah meridhoinya- telah memerintahkan dalam wasiatnya untuk menunjuk Yazid puteranya menggantikan beliau. 

Dalam hal ini Husein tidak setuju cara pengangkatan tersebut karena menyelisihi apa yang telah menjadi sunnah para khulafaurrasyidin bahwa pengangkatan khalifah dengan cara musyawarah  atau wasiat, namun bukan wasiat agar khilafah menjadi kerajaan yang diwariskan pada anak keturunan.

Karena itulah Husein tidak layak dikatakan memberontak pada Yazid, sebab beliau belum pernah sebelumnya membaiat Yazid ataupun menyetujuinya untuk menjadi Khalifah dengan cara seperti itu, bagaimana mungkin dikatakan memberontak pada orang yang tidak pernah merasa setuju dengan cara pembaiatan Yazid menjadi khalifah dan belum membaiatnya.

Ketika Muawaiyah ayahnya Yazid menjadi Khalifah -setelah Hasan menyerahkan kekuasaan padanya- Imam Husein bin Ali tidak pernah memberontak pada Muawiyah, demikian pula setelah kekuasaan pindah pada puteranya, Husein juga tidak memberontak pada Yazid, dia hanya tidak mau baiat karena-menurutnya- jalan pemilihan tersebut tidak syar’i.

Hal yang terjadi pada Husein , itu pula yang terjadi dengan Abdullah bin Zubair. Ketika Gubernur Madinah kala itu memaksa keduanya agar membaiat Yazid mereka enggan dan terpaksa meninggalkan Madinah berangkat ke Mekah.

—————

Setelah penduduk Kufah mendengar bahwa Husein tidak membaiat Yazid dan mengungsi ke Mekah, maka mereka mengirimkan ribuan tanda tangan dan surat bahwa mereka siap untuk mendukung Husein dan membaiatnya menjadi Khalifah kaum muslimin.

Penduduk Kufah juga mengatakan bahwa mereka belum setuju untuk membaiat Yazid, karena itulah mereka siap untuk membaiat Husein. Maka mereka meminta Husein segera ke Kufah untuk misi itu. Dengan dasar itulah Husein berangkat menuju Kufah.

Satu hal yang harus di pahami, bahwa tindakan Husein tersebut bukanlah tindakan yang baik,dan tidak bisa dijadikan alasan membenarkan memberontak pada penguasa bagi orang-orang yang datang belakangan. Buktinya puluhan sahabat Nabi tak menyetujui apa yang diambil Husein, menginkarinya  dan membujuknya agar tidak mengikuti seruan penduduk Kufah yang pada akhirnya menghkhianatinya dan membiarkannya dibantai musuh-musuhnya di Karbala. 

Sejumlah tokoh-tokoh penting sahabat yang mengingkarinya sangatlah banyak, seperti Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, abdullah bin Amr bin Ash, Abdullh bin Abi Aufa, Jabir bin Abdillah, Anas bin Malik, Abu Hurairah, Abu Said dll yang banyak diantara mereka lebih berilmu daripada Husein. Sebut saja Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abu Said yang mereka lebih senior dan lebih alim daripada Husein, semua mereka menginkari Husein dan membujuknya agar tak pergi. Namum qaddarallah , semua telah ditakdirkan Allah dan terjadilah peristiwa pembunuhan Husein.

Kemudian hal lain yang perlu digaris bawahi bahwasanya Husein ketika tiba di Karbala, telah mengajukan satu dari tiga usulan yang menunjukkan dia bukan pemberontak.

1. Agar dia diizinkan untuk berangkat ke Syam menemui Yazid untuk membaiatnya .
2. Atau di izinkan meninggalkan Karbala untuk kembali ke Kota Madinah ke tempat asalnya.
3. Agar di izinkan untuk berangkat berjihad bersama kaum mujahidin dibumi jihad .
Pada tiga point di atas tak tampak Husein punya niat memberontak pada Yazid.

Namun karena buruknya sikap Wali Kufah kala itu, Ubaidillah bin Ziyad yang merendahkan Husein, memaksanya harus ikut perintahnya setiba di Kufah, dan menolak tiga hal yang dituntut Husein, maka Husein menolak dan siap mati demi kemuliaan dirinya.

Dari tulisan ini maka jangan pernah disandarkan pemberontakan pada penguasa Muslim adalah tindakan terpuji karena mengikuti apa yang dibuat Husein , sebab hakikatnya Husein tidak pernah memberontak sebagaimana yang mereka katakan.

—————
Batam, 15 Rabius Tsani 1440/1 Des 2020

Abu Fairuz My

Minggu, 29 November 2020

sucinya wanita sesudah ashar atau isya'

Diposting oleh ustadz Aris Munandar 

Adalah *Abu Utsman an-Naisaburi* saat berjalan ke masjid untuk shalat Jum'at mengalami musibah berupa putusnya tali sandal. Perjalanan ke masjid terhambat beberapa saat karena memperbaiki tali sandal.

▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬
      *🍃SUMBER KEBAIKAN🍃*
▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬

Adalah *Abu Utsman an-Naisaburi* saat berjalan ke masjid untuk shalat Jum'at mengalami musibah berupa putusnya tali sandal. Perjalanan ke masjid terhambat beberapa saat karena memperbaiki tali sandal. Akhirnya beliau berkomentar, 

مَا انْقَطَعَ إِلَّا لِأَنِّيْ مَا اغْتَسَلْتُ غُسْلَ الْجُمُعَةِ

*Tali sandal tersebut putus hanyalah dikarenakan tadi aku tidak mandi Jumat sebelum berangkat*

📚 Mukhtasar Shaid al-Khathir hlm 16.

Sebagaimana maksiat adalah sebab berbagai keburukan, amal shalih adalah sebab berbagai kebaikan, nikmat, kelancaran dan kemudahan.

_Niat seorang muslim ketika melakukan berbagai amal shalih adalah mencari ridha Allah, kenikmatan hidup di akhirat, selamat dari neraka atau niat-niat yang lain terkait akhirat._

🌷Meski sebenarnya, balasan amal shalih itu berbagai manfaat di dunia dan akhirat. 

_Seorang muslim semestinya bersemangat melakukan berbagai amal shalih dan tidak meremehkan amal kebaikan meski hukumnya tidak wajib._

🤲 Semoga Allah jadikan penulis dan semua pembaca tulisan ini orang-orang yang antusias dengan semua aktivitas yang berbuah pahala akhirat. Aamiin. 

*✍️ Aris Munandar, SS, MPI*
*🏘️ Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta*

*NB:*
📮 Mohon dishare sebanyak-banyaknya. Moga Allahﷻ catat sebagai amal jariyah. 
⛔ Dilarang mengubah teks tulisan dan yang berkaitan dengannya tanpa izin dari penulis.

*◉▪️◉ ═══ ༻❀○❁○❀༺ ═══ ◉▪️◉*

Dr. Abdurrahman as-Sumaith

Didengarnya bahwa ada suku pedalaman Afrika yang belum tersentuh oleh dakwah Islam.

"Ayo bawa aku ke sana," ucap Abdurrahman, tepatnya Dr. Abdurrahman as-Sumaith.

"Anda tidak akan mampu ke sana. Ada sungai dipenuhi buaya (ganas) yang memisahkan kita dengan mereka," tolak seorang asistennya. 

"Ayo bawa saja aku ke sana, aku yang tanggungjawab," ungkap Dr. Abdurrahman kembali dengan penuh pendirian.

Rombongan Dr. Abdurrahman akhirnya sampai dengan selamat setelah menyeberangi sungai yang dihuni buaya-buaya ganas.

Karena terheran, penduduk suku pedalaman itu lantas bertanya, "bagaimana Anda bisa sampai (dengan selamat)?" 

Dr. Abdurrahman yang meraih King Faisal International Prize menjawab: "Allah menjaga kami karena kami hendak menyampaikan agama Allah."

Lelaki berkebangsaan Kuwait itu lantas mulai menjelaskan sekaligus mengajak mereka memeluk Islam.

“Hujan belum jua turun untuk kami selama bertahun-tahun. Karena itu, pintalah kepada Rabbmu (agar hujan turun) untuk kami.” Sang kepala suku berdiplomasi dan menyelipkan tantangan.

“Baiklah.” Jawab dokter yang lahir tahun 1947 itu mengiyakan. “Kalau begitu kumpulkan lah warga suku.” Tambahnya kembali.

Beliaupun berwudhu lalu melakukan shalat. 

Sujud ia kepada Rabbnya penuh ketundukan dan harapan, pula berderai air mata. Memelas ia kepada Rabb yang menurunkan hujan sambil berujar dalam pinta: 

"Yaa Allaah, jangan permalukan agama Abdurrahman, gara-gara dosa Abdurrahman."

Tiba-tiba langit Afrika mengarak kepulan awan saat doanya mulai mengetuk pintu langit, entah dari mana datangnya awan-awan itu. Petir dan halilintar pun menghiasi langit saat Abdurrahman mengangkat kepala ke langit.

Sejenak kemudian, tanah-tanah kering bak tembikar itu didentumi guyuran air hujan yang bertahun-tahun tak pernah menyapa.

“Nasyhadu allaa ilaha illallah (kami bersaksi bahwa tiada rabb yang berhak disembah dengan benar selain Allah.” Para penduduk suku itu melantunkan syahadat pertanda kembali ke pangkuan Islam. 
___
Dr. Abdurrahman as-Sumaith adalah seorang dokter berkebangsaan Kuwait. Menyelesaikan studinya di McGill University (1974-1978), University of Liverpool (1974), University of Baghdad (1972). Beliau dedikasikan usia dan kekayaannya untuk penyebaran Islam.

___
Alih Bahasa: Ust. Johan Saputra Halim
Editor & Penyunting: Yani Fahriansyah

Umar bin Abdul Aziz berkata: "Saya tidak ingin dimudahkan bagiku sakaratul maut karena itulah saat terakhir seorang hamba mendapat pahala."

عن عائشة، قالت: "لا أغبط أحدًا بهون موت بعد الذي رأيت من شدة موت رسول الله صلى الله عليه وسلم" (الشمائل المحمدية للترمذي رحمه الله).
Aisyah ummul mukminin RA berkata: 
"Saya tidak merasa iri atas mudahnya kematian seseorang setelah aku melihat bagaimana dahsyatnya rasa sakit Rasulullah saw tatkala meninggal"

قال عمر بن عبد العزيز رحمه التعالى: 
ما أحب أن يهوّن علي سكرات الموت لأنه آخر ما يؤجر عليه العبد
Umar bin Abdul Aziz berkata: 
"Saya tidak ingin dimudahkan bagiku sakaratul maut karena itulah saat terakhir seorang hamba mendapat pahala."
Ustadz Noor Ihsan silviantoro lc 

Sabtu, 28 November 2020

Kisah Ibnu Hajar Al-Asqolani dengan batu, bahwa beliau susah menghafal lalu lihat batu yang terkena air sehingga beliau termotivasi lalu manjadi ulama besar dalam bidang Hadist.Apakah kisah itu benar?Jawab : Itu adalah kisah Fiksi,

Beberapa pertanyaan seputar Kitab Bulughul Marom dan Ibnu Hajar Al-Asqolani Rahimahullah Ta'ala

Dari postingan sebelumnya
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3918614611504008&id=100000665230552

1. Kisah Ibnu Hajar Al-Asqolani dengan batu, bahwa beliau susah menghafal lalu lihat batu yang terkena air sehingga beliau termotivasi lalu manjadi ulama besar dalam bidang Hadist.

Apakah kisah itu benar?

Jawab : Itu adalah kisah Fiksi, bukan kisah nyata.
Nama Hajar itu diambil dari salah satu Kekeknya. Nama asli Ibnu Hajar adalah Ahmad bin Ali.

Beliau itu orang cerdas, di usia 5 tahun sudah belajar di Kuttab, dan di usia 9 tahun sudah hafal Al-Qur'an.

Para ulama mengakui kecerdasan beliau, jadi tidak benar jika beliau dikatakan susah menghafal.

Kisah fiksi itu diceritakan konon hanya untuk menyemangati penuntut ilmu.

2. Apakah ulama Syafii ada yang mensyarah kitab Bulughul Marom? Karena kebanyakan syarh yang ada sekarang dari Ulama Hanabilah atau lebih ke tarjih bainal madzahib.

Jawab : Ada, hal ini bisa kita baca di kitab Hadiyatu Arifin. Namun kebanyakan Syarh dari ulama syafii tidak tercetak. Kebanyakan yang mensyarah dari kalangan ulama Syafi'iyah berasal dari Yaman. 

Setau kami yang tercetak, adalah
إفهام الأفهام شرح بلوغ المرام من أدلة الأحكام
Karya Syaikh Yusuf Muhammad Al-Ahdal yang bermadzhab Syafi'i.

3. Kenapa Minhatul Allam karya Syaikh Abdullah Fauzan Hafidzahullahu Ta'ala menjadi 
Salah satu Syarh terbaik Bulughul Marom saat ini?

Jawab : Karena beliau melakukan Muqoronah (perbandingan) antara riwayat lalu mentarjih dengan sangat apik. Hal ini sangat bermanfaat bagi penuntut ilmu. Hal ini disampaikan oleh Syaikh Abdullah Al-Bathoty dalam Acara "Hizanah".

Bukan berarti yang lain tidak bagus, setiap Syarh punya khas masing-masing. Dan semuanya bermanfaat in syaa Allah Ta’ala. 

4. Apakah Kitab Bulughul Marom cocok untuk pemula?

Jawab : Kalau untuk menghafal, maka nasehat dari guru-guru kami, dimulai dari Arbain Nawawi, Umdatul Ahkam, baru kemudian Bulughul Marom.

Adapun mengkaji penjelasannya maka cocok untuk semua kalangan, terbukti bahwa Kajian Bulughul Marom dilakukan rutin dimana-mana oleh para Kyiai, asatidzah dan yang lainnya.

Wallahua’lam

Semoga Allah ampuni kita semua, dan memberikan kita ilmu yang bermanfaat. 

Semoga Allah mudahkan kita untuk terus membaca, mengkaji kitab-kitab ulama.

~ustadz Abu Yusuf lc 

Jumat, 27 November 2020

perbedaan fiqih shalat berjamaah antara wajib dan Sunnah di antara 4 mazhab yg tersebar di dunia Islam

Menurut Mazhab Hanafi dan Hambali, shalat jama'ah adalah wajib.

Sedangkan menurut Mazhab Maliki, shalat jamaah adalah sunnah.

Menurut Mazhab Syafii, shalat jamaah adalah sunnah muakadah.

Dan menurut Mazhab Az Zhahiri dan Ibnu Taimiyah, shalat jamaah adalah syarat sahnya shalat
Ust Dr Muhammad Arifin Badri lc Ma 

Selasa, 24 November 2020

Fiqih Siwak

✍🏻 _Fiqih Siwak_

Rasulullah -sallallahu alayhi wa sallam- bersabda:

السواك مطهرة للفم و مرضاة للرب

_"Siwak dapat mensucikan mulut dan meraih keridhoan Rabb"_

🍂 Siwak merupakan syari'at agama islam yg di anjurkan dan di cintai, bahkan termasuk sunnahnya para Nabi Rasul, sebagaimana di sebutkan dalam Hadits riwayat Tirmidzi:

_أربع من سنن المرسلين: التعطر و النكاح و السواك و الحياء_

_Empat perkara termasuk dari sunnahnya para Rasul: memakai wewangian, nikah, bersiwak dan dan perasaan malu_

🍂 Dikatakan bahwa yg pertama kali bersiwak adalah Nabi Ibrahim -alayhis salam-

🍂 Dan siwak dapat dilakukan dengan kayu yg khusus (yg banyak dijual) atau bisa juga dengan sikat gigi dan pastanya.. Intinya dapat membersihkan gigi dari warna kuning dan kotorannya serta menghilangkan bau mulut..

🍂 Bersiwak dianjurkan di setiap waktu, walaupun bagi orang yang berpuasa namun lebih di tekankan lagi di waktu² khusus, yaitu sebagai berikut:

- Hendak berwudhu, sebagaimana sabda Nabi -sallallahu alayhi wa sallam- :

_لو لا أن أشق على أمتي لأمرتهم عند كل وضوء_

_Kalau tidak memberatkan umatku niscaya aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap berwudhu (Muttafaqun alayhi)_

Waktunya saat berkumur²

- Hendak mengerjakan sholat, agar menghadap Allah dengan sebaik² keadaan 

- Bangun dari tidur baik di malam hari atau di siang hari, karena Nabi sallallahu alayhi wa sallam apabila bangun dari tidur membersihkan mulutnya dengan siwak .. Dan bangun dari tidur mengeluarkan bau mulut yg bersumber dari dalam perut, di anjurkan untuk menghilangkannya dengan bersiwak.

- Ketika berubah bau mulut karena makanan atau yg lainnya

- hendak membaca Alqur'anul Kariem.

🍂 Adapun sifat/cara bersiwak adalah dengan memutarkan siwak atau yg semacamnya pada gigi, di mulai dari sebelah kanan kemudian ke kiri dan memegang siwak dgn tangan kiri

Wallahu Wa'lam bis Showab

Semoga bermanfaat

Akhukum 
Abu Badar Bajrie

📖 Mulakhosul Fiqhi, syekh Soleh Alfauzan

Tetap Setia Walau Istri Telah Tiada

✍️ *Tetap Setia Walau Istri Telah Tiada...*

  👤 _Ustadz DR. Firanda Andirja, M.A_
  
  Cinta setia...cinta sampai mati... itulah janji atau perkataan yang sering diungkapkan oleh seorang pasutri kepada pasangannya...
  
  Akan tetapi jika hanya janji dan berkata-kata indah, maka hampir semua lelaki mampu mengutarakannya...sebagaimana hampir seluruh istri pandai menghiasinya...
  
  Akan tetapi benarkah cinta setia tersebut tetap langgeng setelah perginya istri...?
  
  Ataukah sang suami menikah lagi dan melupakan istrinya tersebut...??
  
  Sebaliknya juga seorang wanita, apakah jika suaminya telah meninggal ia tetap selalu mengenang kebaikan suaminya?, tetap mencintainya...?
  
  Berikut cerita yang indah tentang suami sholeh yang setia terhadap istrinya yang sholehah yang telah tiada...
  
  Al-Maqrizi rahimahullah dalam kitabnya,
  
   دُرَرُ الْعُقُوْدِ الْفَرِيْدَةِ فِي تَرَاجُمِ الْأَعْيَانِ الْمُفِيْدَةِ
  
  Bercerita tentang istrinya yang sholehah yang telah meninggal dalam usia yang sangat muda yaitu 20 yang bernama Safro bintu Umar rahimahallah, wafat pada tahun 790. 
  
  Beliau rahimahullah bercerita pada jilid 2/97-98 bahwa istrinya tersebut lahir di Al-Qohiroh (Mesir) pada tahun 770 H, lalu ia menikah dengannya pada tahun 782 H (yaitu istrinya masih berumur 12 tahun). 
  
  Dari pernikahan tersebut lahirlah putranya Muhammad Abul Mahasin pada tahun 786 H. 
  
  Qoddarullah ternyata pada tahun yang sama di bulan Ramadhan Al-Maqrizi menjatuhkan talak (cerai) terhadap istrinya tersebut. 
  
  Namun atas kehendak Allah ternyata mereka menikah lagi 2 tahun setelah perceraian yaitu pada tahun 788 H. 
  
  Setelah itu istrinya pun melahirkan putra Al-Maqrizi yang lain yaitu Ali Abu Hisyaam pada bulan Dzulhijjah tahun 789 H, ternyata 3 bulan kemudian istrinya tersebut sakit. Akhirnya istrinya pun meninggal dunia di usia yang masih sangat muda 20 tahun. Setelah Al-Maqrizi rahimahullah berkata :
  
  "Dan kebetulan aku sering mendoakan istighfar (ampunan) baginya setelah wafatnya. Maka pada suatu malam aku bermimpi bertemu dengannya, ia datang menemuiku dalam kondisinya tatkala aku mengafankannya. 
  
  Akupun berkata kepadanya -dan aku ingat ia telah meninggal dunia- : "Wahai ummu Muhammad, apakah apa yang aku kirimkan kepadamu sampai?, -maksudku adalah aku berdoa memohonkan ampunan (istighfar) baginya-". 
  
  Maka iapun berkata, "Iya wahai tuanku (suamiku), setiap hari sampai hadiahmu kepadaku". 
  
  Lalu iapun menangis dan berkata, "Sungguh engkau tahu wahai tuanku (suamiku) bahwa aku tidak mampu untuk membalas kebaikanmu". 
  
  Maka aku berkata kepadanya, "Tidak usah kau pikirkan hal itu, sebentar lagi kita akan bertemu".
  
  Istriku tersebut -semoga Allah mengampuninya- meskipun masih sangat muda akan tetapi ia termasuk wanita yang terbaik di zamannya, menjaga harga dirinya, menjaga agamanya, terpercaya, penuh amanah dan tegar. Setelahnya aku tidak pernah digantikan istri sepertinya" (Ad-Duror 2/99)
  
  Setelah itu Al-Maqrizi mengucapkan sebuah sya'ir : 
  
  Aku menangisi kepergiannya dariku maka akupun mengasihinya...
  
  Sesungguhnya perpisahan dari para kekasih adalah menjadikan berlinangnya tangisan air mata... (Ad-Duror 2/99)
  
  *Faidah :*
  
  1. Perceraian bisa jadi bukanlah akhir dari kisah cinta, ternyata Allah mengembalikan Al-Maqrizi rahimahullah seteleh bercerai dengan istrinya 2 tahun.
  
  2. Yang menjadikan suami setia dengan cintanya adalah kesholehan dan kebaikan istrinya, itulah yang tidak akan terlupakan oleh suami meskipun sang istri telah tiada.
  
  3. Pentingnya senantiasa mendoakan istri yang telah tiada, terutama memohonkan ampunan baginya. Para ulama telah sepakat bahwa doa yang masih hidup untuk orang yang sudah meninggal bermanfaat.
  
  4. Cinta yang setia bukanlah dengan ucapan, akan tetapi bagaimana bisa tetap berbuat baik bagi pasangan hidup meskipun telah tiada. Diantaranya adalah sering mendoakannya.
  
  #fawaid_ufa
  #kelas.firanda.com
  
  📥
  🌏 Web | Firanda.com
  📹 Youtube : youtube.com/firandaandirja
  📺 Instagram : instagram.com/firanda_andirja_official
  📠 Telegram : t.me/firanda_andirja
  🎙️ Twitter : twitter.com/firanda_andirja
  📱 Facebook : facebook.com/firandaandirja
  🔊 Soundcloud : soundcloud.com/firanda-andirja

menanamkan keragu raguan kepad kaum muslimin terhadap aqidah mereka

Ust Nurhadi Nugroho dalam status FB 

INILAH AKHLAK ORANG BESAR

INILAH AKHLAK ORANG BESAR..
———————————————————
Syeikh bin baz رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى sangat perhatian terhadap murid-muridnya, terkhusus murid-murid yang tidak mampu dari segi finansial.
Suatu kali beliau dikirimi surat oleh salah seorang muridnya yang sudah lama tidak menghadiri kajiannya dengan menggunakan bahasa yang kurang enak, surat tersebut dibacakan oleh syeikh Muhammad Musa kepada syeikh, maka syeikh menjawab: “ Demi Allah, kami tidak mengetahui keadaanmu, jadi maafkan kami..”
Syeikh terus meminta maaf seakan-akan ia yang bersalah. 

‎من شريط : معالم تربوية من حياة الإمام ابن باز، للشيخ : محمد الدحيم.
Ustadz Ahmad Fadhil Al fajri 

YANG TERBIASA MENINGGALKAN SHALAT SUNNAT RAWATIB HATI-HATI....

🚫YANG TERBIASA MENINGGALKAN SHALAT SUNNAT RAWATIB HATI-HATI....🚫

Syeikh Shaleh Fauzan Bin Fauzan حَفِظَهُ اللهَ berkata:

“Ketahuilah ikhwan sekalian, bahwa sholat sunnah rawatib hukumnya sunnah muakkadah dan makruh jika ditinggalkan.
SIAPA YANG MENINGGALKANNYA SECARA TERUS MENERUS MAKA JATUH ‘ADAALAHNYA ( tidak bisa dijadikan saksi ) menurut pendapat sebagian ulama, dan ia berdosa karnanya. 
Karna jika selalu meninggalkannya menunjukkan minimnya agama dan ketidakpedulian. “

Al-Mulakhkhos Al-Fiqhi hal.100
Ustadz Ahmad Fadhil Al fajri 

Sekedar mengoleksi kitab tidaklah cukup, perlu usaha untuk membaca, menghafal & memahami. Ibnu Sirin pernah berwasiat:

Sekedar mengoleksi kitab tidaklah cukup, perlu usaha untuk membaca, menghafal & memahami. Ibnu Sirin pernah berwasiat:

إذا لم تكن حافظا واعيا
فجمعك للكتب لاينفع 

"Bila kamu tidak menghafal dan tidak faham, maka koleksi kitabmu tidak akan bermanfaat".
Ustadz lanlan tuhfatul lanfas 

diantara doa para salafus sholih

Senin, 23 November 2020

Makanan orang dewasa adalah racun bagi anak-anak". (Khulâshah Ta'zhîm Al-'Ilmi, karya Syaikh Shâlih Al-'Ushaimi, Al-Ma'qid: 8, hal. 27).

Antara Al-Kutub As-Sittah dan Buku-buku Abunnada

Al-Kutub As-Sittah atau Al-Ummahat As-Sitt; Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Jami At-Tirmidzi, Sunan An-Nasa'i dan Sunan Ibnu Majah adalah makanan bergizi tinggi bagi penuntut ilmu syar'i. 

Namun ia akan menjadi racun bila dikonsumsi oleh penuntut ilmu berusia dini.

Barangkali, kitab-kitab goresan pena Abunnada bisa menjadi solusi bagi buah hati.

Kecuali bila buah hati yang dikasihi seperti Imam Nawawi yang jika diajak bermain pun ia tangisi.

Abdul Karim Ar-Rifa'i mengomentari:

طعام الكبار سمُّ الصغار

"Makanan orang dewasa adalah racun bagi anak-anak". (Khulâshah Ta'zhîm Al-'Ilmi, karya Syaikh Shâlih Al-'Ushaimi, Al-Ma'qid: 8, hal. 27).

BismillahSiapakah sebenarnya orang yang paling cerdas?

Bismillah
Siapakah sebenarnya orang yang paling cerdas?
Anggapan umum bhw orang yang paling cerdas adalah orang yang memiliki tingkat IQ yang tinggi. Mnrt para ahli rata rata IQ manusia antara 100-120 hanya setengah dr populasi manusia yang memiliki IQ diatas 140. Albert Einstein yg dikenal jenius memiliki IQ 160-190. Dan, orang orang yang selevel dengan dia sangat sedikit. 
Tapi tahukah anda? Kecerdasan intelegensia sebenarnya bkn ukuran segala galanya bagi sebuah kesuksesan dan kemuliaan. Masih ada bbrp bidang kecerdasan yg menopang keberuntungan selain IQ, yaitu kecerdasan spritual atau SQ (Spritual Quotient) dan kecerdasan emosional atau EQ (Emotional Quotient). Yang menarik Mnrt Abu Bakar Ashiddiq Radiyalahu Anhu ternyata kecerdasan yang paling tinggi adalah kecerdasan spritual. Mau tau pernyataan beliau? Perhatikan ungkapan berikut:
اعلموا أن أكيس الكيس التقوى وأن أحمق الحمق الفجور....(الطبقات الكبرى )
"Ketahuilah bahwa kecerdasan yang paling cerdas adalah ketaqwaan dan kebodohan yang paling bodoh adalah keburukan/dosa...(Thabaqat Alkubro Ibnu Sa'ad).
Jadi sebenarnya ketaqwaan seseorang kpd Allah sdh cukup untuk dikatakan bhw ia adalah org yg paling cerdas meskipun IQnya tak sampai diatas 140...
Ustadz muhsan Syarafudin 

Hukum belajar ilmu psikologi

Hukum belajar ilmu psikologi 

Soal:
Apa hukum belajar ilmu psikologi dan mengambil manfaat darinya?

Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrak menjawab:

ما أدري عنه، علمُ النَّفس هذا مِن العلوم الطّبيَّة، فإذا لم يكن فيه ولا يَستلزمُ فعل مُحرَّم فهو علم مِن العلومِ التجريبيّة

Yang saya ketahui, ilmu psikologi merupakan bagian dari ilmu medis. Jika tidak mengandung perkara yang diharamkan, dan tidak mengantarkan kepada sesuatu yang diharamkan, maka ilmu ini adalah ilmu yang diketahui dari hasil penelitian.

وهذا في بابِ الطِّب، وفيه [وهناك] علم نفس عام يتَّصل بأمور أخرى، مثل التَّربية والتَّعليم، يعني معرفةُ طبائِع الأشياء، طبائعِ الإنسانِ وأخلاقِه في حدود

Dan ilmu ini ada dalam bidang medis. Ilmu psikologi juga memiliki korelasi dengan bidang-bidang lainnya. Seperti bidang pendidikan dan pengajaran. Fokus ilmu ini adalah mengetahui tentang tabiat manusia serta perilakunya dalam ruang lingkup tertentu.

 فأخذٌ مِن هذا بقَدَرٍ لا يترتَّب عليه تَرك ما هو خير ولا يَستلزم فعل محرَّم، بأن يكون لا يُحصَّلُ إلا بارتكاب أمر محرَّمٍ أو أمر مذمومٍ

Maka mempelajari ilmu psikologi hukumnya boleh dalam kadar yang tidak membuat seseorang meninggalkan perkara yang lebih baik (yaitu yang diajarkan agama). Juga dalam kadar yang tidak membuat seseorang melakukan perkara yang haram. Dan tidak mengantarkan seseorang untuk mengerjakan perkara yang haram atau perkara yang dicela (dalam agama). 

فيصبح هذا العلمُ -علم النَّفس- خاضعًا لـِمَا يشتملُ عليه وما يُتَوصَّلُ به إليه

Maka kesimpulannya, kebolehan ilmu psikologi perlu memperhatikan apa yang ada di dalamnya dan juga melihat ia akan mengantarkan kepada apa.

Sumber: https://sh-albarrak.com/article/6592

Join channel telegram @fawaid_kangaswad

Minggu, 22 November 2020

Meyakini Allah dapat dilihat pada hari kiamat

Saya betul betul tidak bisa membayangkan - apa yang ada di benak sebagian orang yang menolak aqidah " Meyakini Allah dapat dilihat pada hari kiamat ", kelaziman dari menolak aqidah ini adalah diharamkan untuk melihat Allah Ta'ala pada hari kiamat, inilah yang disebutkan oleh Al Imam Al Lalaka'i rahimahullah dalam Syarah Ushuul Itiqad.

Al Imam Ibnu Khuzaimah rahimahullah berkata : " Inilah keutamaan yang diberikan kepada wali wali Allah dari kalangan mukminin dimana akan terhijab seluruh musuh musuhNya dari melihat kepadaNya..." 

Bersyukurlah menjadi ahlussunnah salafi - dan bersemangatlah mempelajari aqidah dan manhaj salaf khususnya dari kitab kitab turots...

Abu Asma Andre
https://t.me/faedah_harian

Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- rajin mengajak ibunya masuk Islam. Sampai suatu ketika ibunya kesal dan mengatakan hal yang jelek terkait Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam-, dan itu membuat Abu Hurairah sedih.

Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- rajin mengajak ibunya masuk Islam. Sampai suatu ketika ibunya kesal dan mengatakan hal yang jelek terkait Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam-, dan itu membuat Abu Hurairah sedih.

Maka Abu Hurairah datang kepada Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- dan meminta agar beliau mendoakan hidayah bagi ibunya. Maka Rasulullah pun mendoakannya, dan begitu Abu Hurairah kembali, ia dapati ibunya telah mandi hanya untuk berkata kepada beliau: Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang benar selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah.

Maka Abu Hurairah menangis gembira dan kembali ke Rasulullah, lalu meminta agar didoakan supaya beliau dan ibunya dicintai oleh orang-orang yang beriman.

Ibnu Katsir mengatakan bahwa ini merupakan bukti kenabian Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-, bahwa Abu Hurairah betul-betul menjadi kecintaan orang-orang. Allah telah jadikan namanya populer dan disebut-sebut oleh para imam dan muadzin di masjid-masjid seluruh dunia ketika khatib hendak naik mimbar di hari Jumat, yaitu hadits: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa ia berkata: Rasulullah bersabda: Jika engkau berkata kepada saudaramu di hari Jumat "Diamlah!" sedangkan imam sedang berkutbah, maka engkau telah berbuat sia-sia...."

[Al Bidayah wan Nihayah, melalui perantaraan kitab Ahaditsul Akhlaq]
Ustadz Rustiyan Ragil 

Fatwa syekh Prof Doktor Sulaiman Ar Ruhaily ‎حفظه الله ‏tentang boleh dan sah sholat berjamaah dengan shoff renggang ketika wabah

Fatwa syekh Prof Doktor  Sulaiman Ar Ruhaily حفظه الله tentang boleh dan sah sholat berjamaah dengan shoff renggang ketika wabah ,

Pertanyaan :

هل يجوز للمصلين أن يجعلوا بينهم مسافة متر أو مترين عن يمينهم شمالهم في الصف في الجماعة وقاية من هذا الوباء؟

“Bolehkah seorang yang sholat berjama’ah, berbaris menyusun shaf dengan jarak 1 atau 2 meter kanan dan kiri mereka, dalam rangka pencegahan diri dari wabah (corona, pent)?”

Jawaban Syekh :

ينبغي يا إخوة أن نعلم أن وقوف المصلين في صف واحد و لو كانوا متباعدين ليس من باب صلاة المنفرد خلف الصفّ لأنّهم في صف واحد. إذن هذا ليس من هذه المسألة يقينا

“Saudaraku seyogyanya kita perlu ketahui, bahwa berdirinya jama’ah sholat pada satu barisan shof, walaupun renggang, bukan termasuk sholat sendiri (munfarid) dibelakang
shaf. Karena mereka masih dalam satu barisan shaf.

Jadi yang seperti ini, beda ya.. bukan tergolong sholat sendirian di belakang shaf.

بقي أنّ الأصل أنه يجب تراص المأمومين [ الجمهور يقولون هذا مستحبّ و التفريج مكروه ] لكنّ الصحيح أنّه يَجب !

Tinggal pembahasan selanjutnya, hukum asal pada makmum, diwajibkan meluruskan shaf (Jumhur berpandangan hukumnya sunah, adapun merenggangkan shaf, makruh). Namun pendapat yang benar, meluruskan shaf hukumnya wajib.

لكن إذا وُجدت الحاجة جاز تباعد المصلّين
فإذا كنّا بين أمرين إمّا أن نقولَ لا يصلّون جماعة. و إمَّا أن نقول على أساس علميّ: يصلون جماعة و يتباعدون.. فإنهم يصلّون جماعة و يتباعدون و لا حرج في هذا. على أنّه يُلتزم بما يوجه به وليّ الأمر في المسألة ففي هذه المصالح العامّة الأمرُ منوطٌ بوليّ الأمر !

Akan tetapi, apabila ada kebutuhan (hajat), boleh merenggangkan shaf antar makmum. Maka dari sini, kita memiliki dua pilihan :

– Kita katakan, “Tidak usah sholat jamaah dulu ke masjid.”

– Atau kita katakan berdasar pertimbangan ilmiyah, “Silahkan sholat jamaah di masjid, tapi shafnya renggang. Tidak mengapa.”

Wajib mentaati himbauan pemerintah dalam pencegahan wabah ini. Karena ini menyangkut kemaslahatan umum, yang menjadi tugasnya pemerintah untuk mengatur.”

Kemudian di kesempatan lain, saat bicara tema yang sama, beliau menegaskan,

إذا كان هناك ضرر غالب من صلاتهم
في المساجد حتى مع التباعد فالأفضل أن يلزموا بيوتهم و لو لم يُلزَموا بهذا.

“Apabila dengan sholat mereka berjama’ah di masjid, berpotensi tertimpa bahaya (wabah), meskipun dengan merenggangkan shaf, maka lebih baik sholat di rumah, meskipun pemerintah tidak mewajibkan mereka sholat di rumah.

أمّا إذا لم يكن هناك ضرر و لكن أُلزموا بالتباعد ، أو لا يكون هناك ضرر إذا حصل التباعد لمتر أو متر و نصف فإنهم يصلّون في المساجد مع التّباعد.
مع لزوم ما يوجه به وليّ الأمر في هذه المسألة، انتھ.

Namun bila tidak ada potensi bahaya, akantetapi jama’ah diharuskan sholat dengan shaf renggang, atau tidak ada potensi bahaya jika sholat dilakukan dengan shaf renggang satu atau setengah meter, maka silahkan masyarakat sholat di masjid dengan merenggangkan shaf.
Bersamaan himbauan ini, kita taati arahan pemerintah dalam masalah ini.”

Selesai….
Ustadz abu sa'dy

KENAPA MASIH RISAU TERHADAP REZKI?

KENAPA MASIH RISAU TERHADAP REZKI?
——————————————————————

Suatu kali Ibrahim Bin Adham melihat seorang lelaki yang sedang risau dan sedih, ia berkata: saya punya 3 soal untukmu, mohon dijawab!

1. Apakah ada di alam semesta ini suatu makhluk yang Allah sendiri tidak menginginkan keberadaannya?
2. Apakah rezekimu akan berkurang dari ketetapan Allah?
3. Apakah ajalmu akan berkurang dari apa yang Allah telah tetapkan?
Ia menjawab: TIDAK
Ibrahim bin adham berkata: LANTAS KENAPA MASIH RISAU??

Dikutip: 
Khutbah Syeikh Su’ud Suraim حَفِظَهُ اللهَ 
7 mei 2010.

Lihatlah ikan pemanah ini, ia hidup di air tetapi rezekinya ada di darat. 

KENAPA MASIH RISAU??
Ustadz Ahmad Fadhil Al fajri
Tinggal di Madinah 

jika engkau telah selesai membaca sebuah kitab, lalu engkau mengulangi membacanya lagi. Sungguh engkau akan mendapatkan faidah-faidah baru yang engkau tidak memperhatikannya pada kali pertama engkau membacanya.

BACA ... SELESAIKAN ... DAN BACA KEMBALI ...

بل إنك لو قرأت كتابا ... ثم أعدت أنت قراءته ... ستجد فوائد جديدة ... لم تتنبه لها أول مرة ...

Bahkan, jika engkau telah selesai membaca sebuah kitab, lalu engkau mengulangi membacanya lagi. Sungguh engkau akan mendapatkan faidah-faidah baru yang engkau tidak memperhatikannya pada kali pertama engkau membacanya.

✍️ Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi رحمه الله
Ustadz Amir Al kadiry

Sabtu, 21 November 2020

bagian kurma yg ada dalam Al Qur'an

Kita tidak dibebani untuk memikirkan sesuatu yang akan datang. Karena yang akan datang itu tidak kita ketahui. Bisa jadi kamu menikahinya dengan harapan agar Allah memberinya hidayah melaluitanganmu. Ternyata malah dia yang merubahmu dan menyeretmu kepada ketidakbaikannya sehingga kamupun ikut binasamelalui tangannya

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata: Sebagian orang berkata, "Saya menikahi wanita yang tidak shalihat agar semoga Allah memberinya hidayah melalui tanganku.."

Kita katakan kepadanya: "Kita tidak dibebani untuk memikirkan sesuatu yang akan datang. Karena yang akan datang itu tidak kita ketahui. Bisa jadi kamu menikahinya dengan harapan agar Allah memberinya hidayah melalui
tanganmu. Ternyata malah dia yang merubahmu dan menyeretmu kepada ketidak
baikannya sehingga kamupun ikut binasa
melalui tangannya."
(Syarah mumti' 14/12)

(Copas status ust. Badru Salam)

Kita katakan kepadanya: "Kita tidak dibebani untuk memikirkan sesuatu yang akan datang. Karena yang akan datang itu tidak kita ketahui. Bisa jadi kamu menikahinya dengan harapan agar Allah memberinya hidayah melalui
tanganmu. Ternyata malah dia yang merubahmu dan menyeretmu kepada ketidak
baikannya sehingga kamupun ikut binasa
melalui tangannya."
(Syarah mumti' 14/12)

(Copas status ust. Badru Salam)

Ambillah maaf, perintahkan kepada yang ma'ruf dan berpalinglah dari orang orang yang jahil.

Ditag sama kaum takfiri khowarijul 'ashr. Mau bantah gak ada manfaatnya.. 
Mending mengamalkan firman Allah aja:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
"Ambillah maaf, perintahkan kepada yang ma'ruf dan berpalinglah dari orang orang yang jahil."

Imam Asy Syafii rahimahullah berkata:
إذا نطق السفيه فلا تجبه .. فخير من إجابته السكوت
فإن كلمته فرجت عنه .. وإن خليته كمدا يموت
"Apabila orang dungu itu berbicara maka tidak usah dijawab..
Sebaik baik jawaban untuknya adalah diam..
Jika kamu menjawabnya, kamu memberi jalan untuknya..
Jika kamu biarkan, ia akan mati sambil marah...
Ustadz badrusalam 

Topik: Lupa mandi junub dan sudah shalat beberapa kali.

KISS (Konsultasi Islam Sesuai Sunnah)

Topik: Lupa mandi junub dan sudah shalat beberapa kali.

Pertanyaan:

Bismillah .. Assalamu'alaikum, 

Ustadz ana mau nanya, ana seorang remaja kelas 8 smp, kemaren malam ana mimpi basah, lalu ana lupa untuk mandi junub dan ana keinget klo ana mimpi basah, ana ingetnya malam ini. 

Pertanyaan ana: Apakah shalat shalat ana sah? 
Terus, ana blum mandi junub, apakah saat inget langsung mandi junub, syukron?

[Dari: Azka]

=======

Jawaban:

Bismillah, walhamdulillah, was-shalatu wassalamu 'ala Rasulillah, wa'ala alihi washahbihi waman tabi'a hudah.

1. Orang yang junub, selama belum mandi besar tetap dianggap sebagai orang yg berhadats besar, meski dia lupa junubnya, sehingga shalat yang dia lakukan tidak sah.

2. Antum harus mengqadha' semua shalat yg antum lakukan dalam keadaan hadats besar .. dan qadha'lah shalat-shalat itu dengan cara berurutan. Dalam kasus antum, berarti urutannya: Shubuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, lalu Isya'. 

3. Saat ingat masih junub, segeralah mandi dan segeralah mengqadha' shalat selagi waktunya memungkinkan.

Wallahu a'lam.
Ustadz ad dariny 

Jumat, 20 November 2020

Saya ingat, ketika Syaikh Sa'ad al-Hushayyin meminta kepada Syaikh kami (Syaikh Ali Hasan Al-Halabi) rahimahullah utk mengirimkan kepadanya kitab beliau Shaihatun Nadzir (Kitab Syaikh yang ditahdzir Lajnah) tanpa cover dan muqaddimahnya

"Saya ingat, ketika Syaikh Sa'ad al-Hushayyin meminta kepada Syaikh kami (Syaikh Ali Hasan Al-Halabi) rahimahullah utk mengirimkan kepadanya kitab beliau Shaihatun Nadzir (Kitab Syaikh yang ditahdzir Lajnah) tanpa cover dan muqaddimahnya.

Dan Syaikh Sa'ad Al-Hushayyin pun memberikan materi kitab tsb pada dauroh yg musyrifnya - kalo tidak salah waktu itu Syaikh Shaleh Al-Fauzan - setelah meninjau materi kitab tersebut, Lajnah Daimah pun mengakuinya  

Dan di akhir Daurah tsb, Syaikh Sa'ad Al-Hushayyin pun memberi tahu kalau materi kitab sama dengan materi kitab Shaihatun Nadzir karya Syaikh Ali al-Halabi. Mereka pun terdiam".
Ust Ridwan abu Raihana 

MATI DI ATAS ISLAM DAN SUNNAH

MATI DI ATAS ISLAM DAN SUNNAH

Ketahuilah, orang yang mati di atas sunnah, sesungguhnya dia telah beruntung dan mendapatkan seluruh kebaikan.

Berkata Imam Ahmad rahimahullah:

«مَنْ مَاتَ عَلَى الإِسْلاَمِ وَالسُّنَّةِ مَاتَ عَلَى الخَيْرِ كُلِّهِ».سير أعلام النبلاء (11/296).

"Barang siapa yg mati diatas islam dan sunnah, maka dia mati diatas kebaikan seluruhnya." (Siyar A'lam an-Nubala' (11/296).

Berkata Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah :

طوبى لمن مات على الإسلام والسنة

Beruntunglah bagi seseorang yang meninggal di atas Islam dan Sunnah. (Syarh Ushul I'tiqad al-Lalikai 268).

Jika ada seseorang mati di atas sunnah, maka berbahagialah, janganlah kuatir dengan keadaannya.

Berkata Mu'tamir bin Sulaiman rahimahullah :

دخلت على أبي وأنا منكسر فقال مالك قلت مات صديق لي قال مات على السنة قلت نعم قال فلا تخف عليه.

"Aku masuk menemui ayahku dalam keadaan sedih, maka ia berkata:" Kamu kenapa?

Aku berkata: "Salah seorang temanku meninggal." Dia berkata, " Mati di atas sunnah?" Aku berkata: "Iya." Dia berkata: "Tidak usah kau khawatirkan (keadaannya)." (Al Lalikai 1/67/61).

Bahkan orang yang mati di atas sunnah, walaupun dia membawa dosa sepenuh bumi, dia akan berkumpul dengan para nabi dan shiddiqiin, para syuhada dan orang-orang sholeh di surga.

Berkata Imam Malik rahimahullah :

لو لقي الله رجل بملء الأرض ذنوباً ثم لقي الله بالسنة لكان في الجنة مع النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا

"Kalau sekiranya Allah bertemu dengan seseorang yang membawa dosa sepenuh bumi, kemudian bertemu dengan Allah dengan membawa sunnah, pastikah dia berada di surga bersama para nabi dan shiddiqiin, para syuhada dan orang-orang sholeh, dan.merekalah sebaik-baik teman." (Dzammul Kalami Wa Ahlihi (77-5/76).

Semoga Allah Ta'ala memberikan kekuatan kepada saya dan antum semua untuk mengikuti ilmu yang bermanfaat dan diberikan taufik untuk senantiasa mengamalkan segala sesuatu yang dicintai dan diridhaiNya serta diwafatkan di atas islam dan sunnah, sebagaimana para ulama yang beberapa waktu terakhir ini wafat di atas islam dan sunnah.

Berkata Imam Ahmad rahimahullah:

أحبوا أهل السنة على ما كان منهم . أماتنا الله وإياكم على السنة والجماعة ، ورزقنا الله وإياكم اتباع العلم . ووفقنا وإياكم لما يحبه ويرضاه». طبقات الحنابلة : 1/345.

“Cintailah ahlus sunnah atas apa yang ada pada mereka, semoga Allah mewafatkan saya dan kalian di atas ahlus sunnah wal jamā’ah, menganugerahkan kepada kita agar mengikuti ilmu dan memberikan taufik agar kita senantiasa di dalam perkara yang dicintai dan diridhai-Nya.” (Thabaqāt al-Hanābilah (1/345)).

AFM

Copas dari berbagai sumber

https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2020/11/mati-di-atas-islam-dan-sunnah.html

FATWA ULAMA----------------Fatwa (Terbaru) Syaikh 'Ali Hasan al-Halabi -hafizhahullah- Terkait Perbedaan Pendapat Tentang Hukum Shalat dengan Shaf Berjauhan di Masa Pandemi

FATWA ULAMA
----------------
Fatwa (Terbaru) Syaikh 'Ali Hasan al-Halabi -hafizhahullah- Terkait Perbedaan Pendapat Tentang Hukum Shalat dengan Shaf Berjauhan di Masa Pandemi
----

Pertanyaan:

بارك الله فيكم يا شيخنا
نريد منكم التوجيه في مسألة حكم عدم تراص الصفوف في الصلاة والتباعد بين المصلين
Kami berharap arahan darimu -wahai Syaikh- terkait masalah hukum merenggangkan dan berjauhan shaf di dalam shalat
 
هذه المسألة تكاد تفرق كلمة السلفيين وتشتت شملهم 
وذلك بسبب أن الحكومة عندنا سمحت بالصلاة جماعة في المساجد واشترطت أن تكون هناك مسافة بين المصلين ولا يتراصون صفوفهم واشترطت كذلك لبس الكمامة 
Permasalahan ini hampir memecah-belah salafiyyin dan mencerai-beraikan persatuan mereka. Pasalnya pemerintah kami membolehkan salat berjamaah di masjid-masjid namun menetapkan persyaratan adanya jarak antar orang yang shalat dan tidak merapatkan shaf. Pemerintah juga mempersyaratkan wajib menggunakan masker.

فمنع بعض الدعاة السلفيين من الصلاة في المساجد التي طبقت فيها هذه الشروط الآتية من الحكومة مستدلين بأمر النبي صلى الله عليه وسلم بتراص الصفوف وتسويتها
Sebagian dai salafiyyin melarang salat di masjid-masjid yang menerapkan persyaratan-persyaratan yang datang dari pemerintah tersebut. Mereka berdalil dengan perintah Nabi ﷺ untuk merapatkan shaf serta meluruskannya.

وأدى هذا القول أيضا إلى خروج بعض الحاضرين في الدروس العلمية عندما أذن المؤذن لصلاة العشاء ليصلوا في البيوت أو المساجد التي صفوف المصلين فيها متراصة مع العلم بأن الحكومة أمرت بتلك الشروط
Pendapat tersebut sampai menjadikan beberapa orang keluar dari masjid setelah kajian-kajian ilmiah saat adzan isya dikumandangkan oleh muadzin, mereka melakukan itu agar mereka bisa shalat di rumah atau di masjid-masjid yang jamaahnya merapatkan shaf. Padahal diketahui bahwa pemerintah memerintahkan -diterapkannya- syarat-syarat tersebut.

 بل أعجب من هذا الأمر أصبح بعض السلفيين راغبين عن حضور مجالس العلم بسبب الخلاف في المسألة 
Bahkan yang lebih mengherankan lagi dari itu, sebagian Salafiyyin tidak mau menghadiri majelis-majelis ilmu disebabkan adanya khilaf dalam masalah ini.

بل أعظم من هذا أيضا شاعت الإشاعات بينهم أنه لا يجوز أخذ العلم عن الأساتذة والدعاة الذين يرون جواز الصلاة في الصفوف المتباعدة
Lebih dahsyatnya lagi, menyebar isu di antara mereka bahwa tidak boleh mengambil ilmu dari ustadz-ustadz dan para da'i yang berpendapat bolehnya shalat dalam shaf yang berjauhan (di masa wabah ini).

فما نصيحتكم وتوجيهكم لنا
بارك الله فيكم شاكرين لكم ومقدرين
Maka apa yang menjadi nasehat dan arahanmu kepada kami?. Baarakallaahufiikum

*Jawaban:*
-----

بالنسبة للمسألة الصلاة في المساجد مع التباعد مسألة حادثة  -لا شك ولا ريب- بسبب جائحة كورونا وهي ليست في بلادكم أندونيسيا فقط، بل في بلادنا بل في بلاد الحرمين وفي المسجد النبوي والمسجد الحرام وكثير من مساجد المسلمين 
Tetkait masalah shalat di masjid-masjid dengan Shaf berjauhan, ini adalah masalah kontemporer -tanpa diragukan lagi- dikarenakan wabah Corona. Masalah ini tidak hanya terjadi di negeri kalian Indonesia, tapi juga negeri kami (Yordania), juga di negeri dua tanah suci (Saudi Arabia), di Masjid Nabawi, Masjidil Haram, dan di banyak masjid kaum muslimin.

وهي كما تعلمون جميعا مسألة اضطرارية ألزم فيها المسؤولون عامة المسلمين الذين يصلون في المساجد بهذا الأمر ، 
وبالتالي فالأمر متعلق بالاضطرار، والاضطرار غير الاختيار 
Permasalahan ini, sebagaimana yang antum semua ketahui, adalah masalah yang menyangkut kondisi idhthiraar (terpaksa/terdesak), di mana pihak berwenang mewajibkan atas kaum muslimin secara umum untuk menerapkan (protokol) ini. Sehingga, perkara ini terkait dengan kondisi idhthiraar. Sementara (hukum pada) kondisi idhthiraar, berbeda dengan (hukum pada) kondisi ikhtiyaar (tidak dalam kondisi terdesak).

أما من لا يصلون في المساجد بسبب هذا الأمر فالحقيقة هذا شيء مستغرب ، كيف يتركون ما هم قادرون عليه مختارون وذلك من أجل ما هم عليه مضطرون 
يعني هذه غريبة هذه غريبة
الأصل أن يفعل ما هو ضمن الاختيار ويترك ما هو ضمن الاضطرار،
Adapun orang yang tidak shalat di masjid-masjid dikarenakan hal ini (yaitu: kewajiban menjalankan protokol dari pemerintah), maka sejatinya itu adalah sikap yang aneh. Kok malah meninggalkan apa yang mampu mereka kerjakan pada kondisi ikhtiyaar (yaitu shalat berjamaah namun dengan Shaf berjauhan) gara-gara sesuatu yang mereka di situ mengalami idhthiraar?! Ini aneh, benar-benar aneh.

Secara hukum asal, mereka semestinya mengerjakan bagian yang bisa dikerjakan (yaitu: shalat berjamaah di masjid sekalipun dg shaf berjauhan), dan hanya meninggalkan bagian yg harus ditinggal karena terpaksa (yaitu: kewajiban untuk merapatkan shaf).

أما التفرق الناتج عن هذه الفتوى فهذا غير الشرعي فضلا عن التحذير وما أشبه ذلك أو الحكم ببطلان الصلاة
Adapun perpecahan yang lahir akibat fatwa (sebagian dai) tersebut, maka ini tidaklah syar'i, apalagi jika sampai men-tahdzir, atau yang semisalnya, atau sampai menghukumi batalnya shalat.

دائما المسائل الخلافية وبخاصة النوازل لا يكون فيها مثل هذا التشديد بغير علم وبغير بصيرة
Masalah-masalah khilafiyyah, terlebih jika itu masalah-masalah kontemporer, selamanya di situ tidak boleh ada sikap keras-kerasan seperti itu tanpa ilmu dan bashiroh. 

أما مسألة أن يكون أن حكم التباعد هذا كحكم الصلاة في الصف كما يقوله البعض هذا غير صحيح 
وابن تيمية رحمه الله ذكر في بعض كتبه مسألة ترك المصافة -يعني تراص الصفوف- وبين أنها ليست من شروط صحة الصلاة وإنما أقصى ما يقال فيها الوجوب
Adapun menganggap hukum berjauhan shaf ini sama hukumnya dengan shalat dalam shaf (yang rapat), sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa orang, maka inipun tidak benar.

Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam beberapa kitabnya menyebutkan masalah tidak merapatkan shaf ini. Beliau menjelaskan bahwa ia bukanlah termasuk syarat sahnya shalat, paling tinggi yang bisa dikatakan adalah; merapatkan shaf hukumnya wajib.

فلذلك أنا أنصح إخواني المسلمين في كل مكان وبخاصة في البلاد أندونيسيا التي ورد سؤال منها أن يتعاونوا فيما بينهم وأن يستغلوا هذه الفرصة وإن لا غدا نخشى أن تغلق هذه المساجد بالكلية وحينئذ يكون ذلك بسبب مثل هذه التصرفات ومثل هذه السلوكيات ولا حول ولا قوة إلا بالله 
Oleh karena itu, saya menasehati saudara-saudara saya kaum muslimin di setiap tempat, khususnya di Indonesia --negara asal pertanyaan ini-- agar mereka saling tolong menolong satu sama lain, agar mereka memanfaatkan kesempatan ini, karena jika tidak, kita kuatir nantinya masjid-masjid ini bakal ditutup secara total, yang disebabkan oleh sikap-sikap seperti itu (tidak mengindahkan protokol), Laa Haula wala quwwata Illa Billah.
 
 أسأل الله سبحانه في علاه أن يهيأ لنا ولكم كل خير في الدين والدنيا وأن يدفع عنا وعنكم وعن جميع المسلمين البلاء والوباء وكل داء 
 والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saya memohon kepada Allah ta'ala untuk menyiapkan bagi kami dan antum segenap kebaikan dalam agama dan dunia, agar Dia mencegah bala, wabah, dan segenap penyakit dari kami, antum, dan seluruh kaum muslimin. Wassalam.

____
01 Rabiul Awwal 1442 | 19 Okt. 2020

Oleh : Poros Dakwah Lombok Bertauhid
Di status FB beliau Al Ustadz Iqbal Gunawan lc Ma hafidahullah

Jika Engkau jujur kepada Allah, niscaya Allah percaya dan akan menyampaikan keinginanmu

🚦 Adakah Kejujuran

Keberhasilan  melakukan loncatan amalan dikehidupan seorang muslim, sehingga terukir sejarah yang mulia dalam kehidupannya, adalah karunia Allah Ta'aala yang hanya dikhususkan untuk seorang yang memiliki kejujuran dalam mendekat kepadaNya. 

Berkata Ibnul Qayim Rahimahullah:
Barang siapa jujur kepada Allah dalam semua urusannya niscaya Allah akan memberikan surprise yang tidak diberikan kepada yang lainnya" (Alfawaid:234)

Allah Ta'aala berfirman:

  فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ

Tetapi jika mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.(Muhammad:21)

Renungi penggalan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Jika Engkau jujur kepada Allah, niscaya Allah percaya dan akan menyampaikan keinginanmu.” (Shahih An nasai hal:420)
Ustadz Ali Sutan Sanusi 

Cukuplah ilmu sebagai suatu kemuliaan di mana siapa yang tidak memilikinya mengakui dan berbahagia apabila dinisbatkan kepadanya ilmu, dan cukuplah kebodohan sebagai celaan dimana orang yang bodoh berlepas diri darinya

Orang bodoh pun tidak sudi dikatakan bodoh...

'Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu berkata :
كفى بالعلم شرفًا أن يدعيه من لا يحسنه، ويفرح به إذا نسب إليه، وكفى بالجهل ذمًا أن يتبرأ منه من هو فيه
“ Cukuplah ilmu sebagai suatu kemuliaan di mana siapa yang tidak memilikinya mengakui dan berbahagia apabila dinisbatkan kepadanya ilmu, dan cukuplah kebodohan sebagai celaan dimana orang yang bodoh berlepas diri darinya.” ( Tadzkiratus Saami’ hal 10 )

 " Seratus Petuah Dari Empat Khalifah "  susunan Abu Asma Andre
 
https://t.me/faedah_harian

Kamis, 19 November 2020

Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Memberikan uang suap, jika orang itu menyuap hakim agar hakim memenangkan perkaranya, padahal dia bersalah atau agar hakim tidak memberikan keputusan yang sejalan dengan realita, maka memberi suap hukumnya haram. Sedangkan suap dengan tujuan agar mendapatkan hak, hukumnya tidaklah haram (halal) sebagaimana uang tebusan untuk menebus tawanan.” (Raudhatu Ath-Thalibin wa Umdatu Al-Muftin, IV:131)

Di kajian sekolah muamalah sby kemarin ustadz Erwandi cerita tentang luar biasanya negeri ini.

Beliau pernah mendapat wakaf alQur'an beberapa dus dari luar negeri, namun tertahan di bea cukai. Saat pergi ke sana untuk mengurus, beliau disambut pertanyaan si petugas, "Pak, gaada amplop nih buat ucapan terima kasih?"

"Amplop apa?? Ini lho alQur'an! Masa' masih dimintain..??"

"Oh Qur'an ya pak... Kalo gitu minta Qur'annya aja pak..."

"Kalau mau, silahkan ajukan permintaan ke yayasan. Karna ini punya yayasan."

"Waduh, iya deh. Bilang terima kasih aja deh pak.."

"Ya sudah. Terima kasih."

Dan alhamdulillah paket alQuran itu pun berhasil dibawa tanpa sepeserpun pungli.

Beliau kisahkan juga, ada seorang importer yg satu kontainernya ditahan dg alasan legalitas kurang lengkap. Kemudian untuk order berikutnya, ia lengkapi dokumennya dan order 1 kontainer lagi. Ternyata masih ditahan dan dimintain duit kalau pengen barangnya keluar. Jengkel dengan yg demikian, alih2 bayar pungli, dia order lagi 10 kontainer sekaligus. Tak lama dia dipanggil pihak yg bersangkutan dan diminta mengambil barangnya yg 12 kontainer tersebut karna sudah memenuhi gudang mereka.

Kata ustadz Erwandi, sebenarnya kita boleh saja membayar pungli demi mendapatkan hak kita, namun jika bisa kita akali tanpa membayar seperti bapak tadi, maka itu lebih baik.

Sama halnya jika kita urus SIM, terkadang bisa lancar tanpa suap. Tapi terkadang kita dipersulit kalau tak mau bayar, maka dalam kondisi demikian kita tidak berdosa saat terpaksa bayar demi mendapat hak kita.

Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Memberikan uang suap, jika orang itu menyuap hakim agar hakim memenangkan perkaranya, padahal dia bersalah atau agar hakim tidak memberikan keputusan yang sejalan dengan realita, maka memberi suap hukumnya haram. Sedangkan suap dengan tujuan agar mendapatkan hak, hukumnya tidaklah haram (halal) sebagaimana uang tebusan untuk menebus tawanan.” (Raudhatu Ath-Thalibin wa Umdatu Al-Muftin, IV:131).

Beda jika dari awal kita langsung bayar suap padahal belum menemui kesulitan. Ini yang dilarang.

Dari sahabat Abdullah bin Amr bin al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah melaknat orang yang memberi suap dan menerima suap.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dengan sanad yang shahih

_____
Ditulis sdr. Satrio Rachmad dan kami sadur tanpa perubahan (2016)
Ustadz Yani Fahriansyah 

Tahukah anda nama dan sifat Allah yang terdapat dalam penghujung Ayat memiliki gambaran tentang ayat tersebut?

Tahukah anda nama dan sifat Allah yang terdapat dalam penghujung Ayat memiliki gambaran tentang ayat tersebut? 

Ibnul Qoyyim rahimahullah menuturkan sebuah kisah -dari kitab "jalaa al afhaam" 108- : 
".. ketika sebagian orang Arab pedalaman mendengar seorang yang membaca -firman Allah- 
وَٱلسَّارِقُ وَٱلسَّارِقَةُ فَٱقْطَعُوٓا۟ أَيْدِيَهُمَا جَزَآءًۢ بِمَا كَسَبَا نَكَٰلًا مِّنَ ٱللَّهِ ۗ 
"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. ....." (Al Maidah ayat 38) 
Kemudian dia melanjutkan ayat tersebut dengan dua nama Allah yaitu 
(والله غفور رحيم)
"Allah maha pengampun lagi maha penyayang" 
Berkata orang Arab pedalaman tersebut : ini bukan firman Allah تعالى 
Berkata orang yang membaca Al Quran: Apakah engkau mendustakan firman Allah? 
Berkata Orang Arab pedalaman tadi : tidak ,tapi ini bukanlah firman Allah, maka orang yang membaca tadi mengulangi hafalannya kemudian dia perbaiki akhir ayat tadi dengan menyebutkan nama Allah 
(والله عزيز حكيم ) 
"Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al maidah 38 )

Berkata orang Arab itu : Engkau benar Maha perkasa maka dia berikan hukum maka dia memotong, jika seandainya -Ayat tadi di tutup dengan- ampunan dan rahmat maka tidak akan dipotong -tangan yang mencuri- .." 

✍Fawaid dari kitab "Fiqhu Al Ad'iyah wal Adzkaar"
Karya Syaikh Abdurrazzaq ibnu Abdil Muhsin Al Badr.
Ustadz Abdul Aziz alwainy

ingin mendapatkan hidayah harus dengan di usahakan

SIFAT SYAJA'AH PADA DIRI SYAIKH ALI HASAN AL-HALABI ‎رحمه الله

SIFAT SYAJA'AH PADA DIRI SYAIKH ALI HASAN AL-HALABI رحمه الله

Dua hari yang lalu, dalam live facebook bersama Syaikh Abdul Malik Ramadhani حفظه الله berjudul:

الشيخ علي بن حسن الحلبي -رحمه الله- كما عرفته

Saat beliau hendak menceritakan sifat syaja'ah (keberanian) Syaikh Ali Hasan al-Halabi, beliau tak kuasa menahan air matanya hingga harus mengkondisikan dirinya untuk tenang dan melanjutkan pembicaraan.

Saya pun dibuat terharu dan merasakan nuansa kesedihan Syaikh Abdul Malik Ramadhani saat itu.

Na'am... Bagi yang mengenal al-Imam Al-Albani رحمه الله maka dia akan tahu persis bahwa beliau adalah seorang pemberani sebagaimana sifat itu melekat kuat pada diri Ulama Ahli Hadits dari generasi ke generasi. Sifat syaja'ah adalah sifat yang diwariskan diantara Ashabul Hadits. Dan di negara kita, Ustadz Abdul Hakim Abdat dan Ustadz Yazid Jawas adalah teladan utama dalam sifat ini -wa laa uzakki 'alallahi ahadan-.

Kembali kita bicara tentang sifat syaja'ah para ulama ahli hadits...

Syaikh Abdul Aziz as-Sadhan pernah mengungkap kemiripan Syaikh Al-Albani dengan para Imam-imam besar Ahli Hadits sebelum beliau, diantaranya adalah kesamaan antara beliau dengan al-Imam al-Bukhari رحمه الله:

لما خرج الأمام البخاري من بخارى، و قيل له: كيف ترى هذا اليوم ؟ فقال: لا أبالي إذا سلم ديني

و الألباني لما عودي و أوذي قال: وجوب بيان العلم و حرمة كتمانه يحملان ألا أبالي بالناس رضوا أم سخطوا 

"Tatkala Imam al-Bukhari diusir dari negeri Bukhara, berkatalah seseorang kepadanya: Bagaimana menurutmu tentang keadaan ini? Maka beliau menjawab: Aku tak peduli (dengan ujian yang menimpa) selama agamaku selamat.

Dan tatkala Al-Albani dimusuhi dan disakiti, beliau berkata: Kewajiban menyampaikan ilmu dan larangan menyembunyikannya, keduanya membuatku tak peduli apakah manusia ridha atau murka kepadaku".

📘 Al-Imam Al-Albani -rahimahullah- Durusun wa 'Ibar (hal: 283)

Dan murid Syaikh Al-Albani yang terdepan mewarisi sifat syaja'ahnya adalah Syaikh Ali Hasan al-Halabi. Maka, tidak heran jika Syaikh Abdul Malik Ramadhani tak kuasa menahan tangis ketika hendak menceritakan sifat syaja'ah Syaih Ali Hasan رحمه الله

Di tahun 1412 H, Imam Ahli Hadits Kota Madinah di masanya, Syaikh Hammad al-Anshari رحمه الله pernah berkata:

أتوسم في علي حسن عبد الحميد أن يكون خليفة الشيخ ناصر الدين الألباني

"Aku melihat Ali Hasan Abdul Hamid sebagai sosok yang akan menggantikan Syaikh Nashiruddin al-Albani"

(Lihat biografi Syaikh Hammad al-Anshari)

Dan sejarah telah mencatatkan bahwa Syaikh Ali Hasan telah mewarisi sifat syaja'ah gurunya dan para pendahulunya dari imam-imam ahli hadits dalam sifat syaja'ah. Beliau menyebarkan dakwah salafiyyah, mengajar aqidah salafiyyah dan tampil terdepan membela gurunya dari segala tuduhan keji dan dusta. Beliau tak peduli, meskipun diteror ahlu bid'ah, diancam akan dibunuh oleh takfiriyyin, dan ditabdi' oleh sebagian masyaikh atas laporan² palsu yang telah direncanakan agar beliau Syaikh Ali divonis Mubtadi', Murji'ah, Mufsid, Dzhaal, menyebarkan paham kebebasan beragama, Mumayyi', Ikhwani berbaju Salafi, dan seabreg tuduhan lainnya.

Beliau tidak peduli, karena yang beliau sampaikan adalah al-Haq yang telah beliau teliti lama dan diakui oleh guru-gurunya.

Tunggu sebentar... Tadi dikatakan vonis sebagian masyaikh karena pertanyaan yang telah dirancang secara dusta (oleh penanya). Apakah anda menuduh para masyaikh berfatwa karena pertanyaan settingan?

Kita jawab: Allah senantiasa menjaga wali-waliNya dari kalangan ulama, namun terkadang Allah menaqdirkan mereka salah berfatwa untuk menguji hamba-hambaNya, apakah mereka mengikuti al-Haq atau silau dengan nama-nama besar para Ulama.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ وَإِنَّكُمْ تَخْتَصِمُونَ إِلَىَّ وَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَنْ يَكُونَ أَلْحَنَ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ فَأَقْضِىَ لَهُ عَلَى نَحْوِ مَا أَسْمَعُ مِنْهُ 

“Sejatinya aku adalah manusia biasa, sedangkan kalian mengangkat persengketaan kalian kepadaku. Bisa jadi sebagian dari kalian lebih mahir dibanding lawannya dalam mengutarakan alasan. Kemudian aku membuat keputusan berdasar apa yang aku dengar (dari laporan tersebut)”

(HR. Bukhari: 6967, Muslim: 1713)

Dan saya sertakan foto kitab Syarah Aqidatussalaf Ashabil Hadits lish Shabuni yang ditulis oleh Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali, semoga bisa memahani ucapan beliau ketika mensyarah riwayat tentang dituduhnya Abdullah Ibnul Mubarok dengan paham irja' lalu Syaikh Rabi' menjelaskan bahwa Ahlussunnah senantiasa dituduh murjiah oleh ahlu bid'ah, diantaranya dengan cara mensetting pertanyaan ke ulama ahlussunnah lainnya agar keluar vonis irja'.

Dan....

Saya mendapati beberapa ulama panutan dituduh irja oleh ulama ahlussunnah yang lain karena pertanyaan² settingan, hingga membuat mereka mengeluarkan pernyataan ruju' padahal sebenarnya mereka tidak salah. Lalu... Hizbiyyun harokiyyun tertawa terbahak² melihat ulama salafi yang selama ini getol menyingkap syubhat takfiriyyin telah divonis irja oleh sesama ulama salafi hingga mengeluarkan pernyataan ruju'.

Namun, tersisa satu nama yang tidak mundur hingga wafatnya. Beliau adalah: al-Allamah Syaikh Ali Hasan al-Halabi al-Atsari رحمه الله

Dan hingga kini... Kitab beliau berjudul TANBIHAT MUTAWA'IMAH belum ditanggapi resmi secara ilmiyyah oleh Lajnah Daimah. Banyak ulama yang mengatakan bahwa kitab tersebut adalah kitab terbaik yang pernah ditulis Syaikh Ali Hasan, diantaranya Syaikh Husain aalusy Syaikh yang memuji Syaikh Ali Hasan telah mencocoki jalan as-Salaf dalam kitabnya tersebut.

~ Rahimallah Syaikh Ali Hasan al-Halabi ~
Ustadz Amir Al kadiry

Rabu, 18 November 2020

pertanyaan ust Abul Aswad Al bayaty dengan Syaikh Ali hasan Al halaby

Padahal orang lain ada yang memiliki pertanyaan jauh lebih banyak, dan jauh lebih berkwalitas. Namun tidak dibikin model lebay seperti ini.

Maklum semangat anak muda ingusan kala itu. Mungkin ia menjadi kenangan lucu bagi orang lain, namun Ashli (pakai shod) ia menjadi kenangan indah bagi saya di masa itu maupun sekarang. Tentang penggalan cerita yang mengisahkan kali pertama saya berjumpa dengan Syaikh.

الأجوبة الحلبية عن الأسئلة البياتية

.:: Jawaban Al Halaby atas pertanyaan Al Bayaty ::.

Untuk pertama kalinya saya bertemu dengan Syaikh Ali Al Halaby pada daurah Trawas 2013 lampau. Dan untuk pertama kalinya pula Allah memberikan kesempatan pada saya untuk melontarkan pertanyaan kepada beliau. 

Ada tiga pertanyaan yang berhasil saya sampaikan pada beliau, dua pertanyaan tertulis dan satu pertanyaan lisan kesemuanya terjawab walhamdulillah. 

Berikut adalah pertanyaan dan jawaban yang saya transkrip dan terjemahkan dari DVD Rekaman Daurah Trawas 2013 terbitan Tasjilat Adz Dzakhirah.

:: Cadar ::

يقول أحد المعاهد المنتسبة إلى السلف أمر جميع الطالبات بخلع النقاب حتى لا يتهمه الناس بالإرهاب. لأن النقاب عند المجتمع يعتبر من سيمات الإرهاب أو دلالة عليه. فهل يجوز له ذلك علما بأن النقاب مسألة مختلف فيها بين العلماء  ؟

Pertanyaan : Si penanya berkata : Salah satu pesantren yang menisbatkan diri kepada salaf memerintahkan seluruh santriwati untuk melepas cadar supaya manusia tidak menuduh pesantren tadi sebagai teroris. Karena cadar menurut masyarakat (di sana) dianggap sebagai ciri-ciri teroris atau indikator teroris. 

Apakah pesantren tersebut boleh melakukan hal ini mengingat cadar adalah permasalahan yang diperselisihkan oleh para ulama ?

أنا أقول جوابا على هذا السؤال نعم النقاب مختلف فيه بين العلماء والذي نرجحه نحن عدم الوجوب والاستحباب وليس الإيجاب ولكن بالمقابل لا يجوز أن نلزم الناس بهذا الحكم. فمثلا لو أن رجلا أو امرأة ترى أن النقاب واجب كيف نلزمها بخلع هذا النقاب ؟ وهي تراه واجبا ؟ أنا أقول إذا ليس لها خيار إلا أن تخلع نقابها وهي وهي تراه واجبا انتبهوا وهي تراه واجبا أو تدرس أقول لها اتركي الدراسة والتزمي بالنقاب لأن النقاب واجب بينما الدراسة غير واجبة عندك عندي لا أقول بالوجوب عند عدد من العلماء لا يقول بالوجوب لكن عند علماء آخرين فيقولون بالوجوب.

إذا القضية لا يجوز التعميم فيها لا بالجواز ولا بالوجوب و إنما نقول كما قال الله (بل الإنسان على نفسه بصيرة ولو ألقى معاذيراه)

Jawaban : Saya katakan sebagai jawaban untuk pertanyaan ini, Iya cadar adalah masalah yang diperselisihkan oleh para ulama. Pendapat yang kami kuatkan adalah cadar tidak wajib, sunnah saja dan tidak diwajibkan. Akan tetapi sebaliknya kita tidak boleh mengharuskan orang lain agar berpegang dengan hukum ini.

Misalnya ada seorang lelaki atau wanita berpendapat bahwa cadar itu wajib, bagaimana kita bisa mengharuskannya untuk melepas cadar ? Sedangkan ia berpendapat cadar itu wajib ?

Saya katakan, jika wanita ini tidak memiliki pilihan lain kecuali ia harus melepaskan cadarnya atau belajar. Sedangkan ia memandang cadar itu wajib, ingat ia memandang cadar itu wajib. 

Maka aku katakan pada wanita ini : Tinggalkan belajar di pesantren tersebut dan tetaplah memakai cadar. Karena cadar wajib sedangkan belajar di pesantren tidak wajib menurut anda.

Adapun menurut saya cadar tidak wajib, menurut sejumlah ulama cadar tidak wajib. Akan tetapi menurut sejumlah ulama yang lain mereka mengatakan cadar itu wajib.

Jadi masalah cadar tidak boleh dipukul rata, tidak sunnah tidak pula wajib. 

Namun kita katakan sebagaimana firman Allah ta’ala : Bahkan manusia itu menjadi saksi bagi diri mereka sendiri (14) Meskipun ia mengemukakan alasan-alasan (15). (QS Al Qiyamah : 14-15).

:: Amal Jawarih Yang Menyebabkan Kafir ::

ما صحة القول بأنه ليس هنالك أي عمل الجوارح إذا تركه المسلم صار كافرا ؟

Pertanyaan : Sejauh mana kebenaran perkataan yang menyatakan bahwasanya tidak ada di sana amal jawarih apapun yang jika seorang muslim meninggalkannya ia akan menjadi kafir ?

هذه المسألة يعني الخلاف فيها في هذا الزمان كثير وكبير وإن كنت أجزم أنها مسألة صورية غير حقيقية. صورية غير حقيقية كيف ؟ أنا أسأل أسئلة تظهر لكم من خلال إجابة عنها الصورة الحقيقية لهذه المسألة.

كيف تستطيع أن تحكم على إنسان بأنه ترك عمل الجوارح كلها ؟ هل تستطيع ؟ أنا أقول لا تستطيع حتى لا تستطيع أن تحكم على نفسك لكن أنا سأرجع إلى السؤال بدقة وأجيبه.

ما صحة القول بأنه ليس هنالك أي عمل الجوارح إذا تركه المسلم صار كافرا ؟ اختلف العلماء وذكر شيخ الإسلام أن ترك أركان الإسلام الأربعة طبعا ترك الشهادتين متفق عليه أنه 

مكفر أو نقض الشهادتين نحن نتكلم الآن عن الأركان الإسلامية الأربعة عن الصلاة والصيام والزكاة والحج. قال شيخ الإسلام هنالك من السلف من قال بأن تارك الزكاة يكفر وهنالك من قال تارك الزكاة يكفر وهنالك من قال تارك الصيام يكفر لكن هذا الخلاف اندثر هذا الخلاف انقظع وانتهى ولم يبقى إلا الخلاف في مسألة تارك الصلاة هل تارك الصلاة كافر أو غير كافر.

ومع ذلك أنا أقول هذا الخلاف أكرر خلاف صوري يعني الآن كل العلماء بلاد الحرمين رحمهم الله يقولون بأن تارك الصلاة كافر أليس كذلك ؟ طيب هل سمعتم دهركم كله أن تارك الصلاة في بلاد الحرمين حكم بكفره ؟ هل بلغكم هذا ؟ أما أنا لم يبلغني ولا أظن أن يبلغني إذا مسألة لا يترتب عليها عمل ولم يترتب عليها عمل مسالة صورية يذكر فيها البحث العلمي هذه مسألة خلافية بين أهل العلم ونحن نشجع الناس على أداء الصلاة ونحذرهم من ترك الصلاة.

لكن لا نجعل هذا الأمر وهذه القضية فتنة بين المسلمين. الآن بسبب بغض المسائل الخلافية العلمية الإسلامية بين المسلمين صارت فتنا بين الناس هذا يتهم أولئك بالمرجئة وهؤلئك بالخارجية إلى ما هنالك من فتن وبلايا ما أنزل الله بها من سلطان.

Jawaban : Permasalahan ini, perselisihan di dalamnya di zaman ini sangat banyak dan sangat besar. Meski saya secara pribadi hampir bisa memastikan bahwa perselisihan di dalam masalah ini adalah perselisihan yang semu dan bukan perselisihan yang hakiki.

Perselisihan yang semu dan bukan perselisihan hakiki, bagaimana ? saya akan bertanya dengan beberapa pertanyaan, yang dengan dijawabnya pertanyaan tersebut akan menjadi jelas hakikat permasalahan ini.

Bagaimana bisa engkau memastikan atas diri seseorang bahwa ia telah meninggalkan seluruh amala ? Apakah engkau bisa melakukannya ? 

Saya katakan anda tidak bisa melakukannya, bahkan anda tidak akan bisa menghukumi diri anda sendiri. Akan tetapi saya akan kembali kepada pertanyaan dengan teliti dan saya akan menjawabnya.

Sejauh mana kebenaran perkataan yang menyatakan bahwasanya tidak ada di sana amal jawarih apapun yang jika seorang muslim meninggalkannya ia akan menjadi kafir ?

Para ulama berselisih dalam hal ini dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan bahwa meninggalkan rukun islam yang empat, tentu saja syahadat adalah adalah hal yang disepakati bahwa meninggalkan syahadat adalah kekafiran. Sekarang kita hanya akan membicarakan tentang rukun islam yang empat. Tentang shalat, tentang puasa, tentang zakat, tentang haji.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa di sana ada salaf yang mengatakan bahwa orang yang meninggalkan zakat adalah kafir. Dan di sana ada salaf yang mengatakan bahwa orang yang meninggalkan haji kafir. Dan di sana ada yang mengatakan bahwa orang yang meninggalkan puasa kafir. 

Akan tetapi perselisihan ini sudah selesai dan habis. Dan tidak tersisa melainkan perselisihan seputar permasalahan orang yang meninggalkan shalat. Apakah orang yang meninggalkan shalat kafir atau tidak kafir.

Meski demikian saya katakan, saya ulangi bahwa perselisihan ini adalah perselisihan yang semu. 

Maksudnya sekarang kita tahu bahwa semua ulama di negri dua kota suci –semoga Allah merahmati mereka semua- mereka mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat kafir, bukankah demikian ?

Baiklah, apakah kalian mendengar sepanjang hayat kalian bahwa ada orang yang meninggalkan shalat di negri dua kota suci divonis sebagai orang kafir ? Apakah telah sampai berita seperti ini kepada kalian ? 

Adapun saya belum pernah mendengarnya dan saya menyangka saya tidak akan pernah mendengarnya.

Jadi permasalahan ini tidak mengakibatkan timbulnya konsekwensi berupa amal nyata, dan belum pernah mengakibatkan timbulnya konsekwensi berupa amalan nyata. Ini adalah masalah yang semu, disebutkan di dalamnya pembahasan yang ilmiyyah. Ini adalah masalah yang diperselisihkan diantara para ahli ilmu. 

Dan kita tetap memotivasi manusia untuk menunaikan shalat serta memperingatkan mereka dari meninggalkan shalat.  Akan tetapi kita tidak menjadikan permasalhan ini sebagai penyebab timbulnya fitnah diantara sesame kaum muslimin.

Sekarang ini karena adanya beberapa perselisihan ilmiyyah islamiyyah, hal tersebut menjadi penyebab timbulnya fitnah diantara sesama kaum muslimin. Yang ini menuduh yang lain sebagai murji’ah, kemudian yang itu menuduh yang lainnya lagi sebagai khawarij dan yang lainnya berupa fitnah dan berbagai bala’ musibah yang tidak datang bersamanya dalil sedikitpun. 

(Sumber DVD Rekaman Daurah Trawas 2013 Tasjilat Adz Dzakhirah, File Syaikh Ali Al Halaby yang ke-5 Menit ke : 01:55-06:30).

:: Metode Dakwah ::

سؤال شيخ أحد الدعاة يعيش في المجتمع كثرت فيه المتصوفة ولم يجد إلى دعوة الناس سبيلا إلا بالحضور وبالمشاركة في الأمور المبتدعة فهل يجوز له ذلك أم لا جزاك الله خيرا ؟

Pertanyaan : Saya ada pertanyaan wahai Syaikh, salah seorang dai hidup di tengah masyarakat yang banyak sekali pemikiran sufiyyah di dalamnya. Dan ia tidak mendapati jalan untuk mendakwahi manusia melainkan dengan cara menghadiri dan ikut serta di dalam acara-acara kebid’ahan. 

Apakah boleh bagi dai tersebut untuk melakukan hal ini ataukah tidak, semoga Allah membalas anda dengan kebaikan ?

هنالك فرق بينها بين هذه الأمور المبتدعة إذا كانت هذه البدعة بدعة شركية فلا يجوز له الحضور بحال من الأحوال. أما إذا كانت ما دون ذلك ولم يجد سبيلا للدخول مع هؤلاء الناس إلا أن يكن في إيطارهم دون أن يشاركهم دون أن يشاركهم فهذا أرجو أن لا بأس به كصورة مرحلية كصورة مرحلية تكون من خلالها وأثنائها وبعدها البيان والتوضيح والشرح والتصحيح والدلالة والهداية والإرشاد إلى منهج السلف وعقيدة السلف والله تعلى أعلى وأعلم

Jawaban : Di sana ada perbedaan diantaranya, ada perbedaan diantara perkara-perkara bid’ah ini. 

Apabila bid’ah ini adalah bid’ah yang syirik, maka tidak boleh bagi dia untuk hadir bagaimanapun keadaanya. Namun jika bid’ahnya bid’ah selain syirik, dan ia tidak mndapati jalan untuk masuk mendakwahi mereka melainkan dengan bergabung bersama mereka dengan tanpa ikut serta melakukan kebid’ahan, dengan tanpa ikut serta melakukan kebid’ahan (sekedar hadir saja) maka yang seperti ini aku harap tidak masalah. 

Seperti gambaran bertahap yang disertai dengan acara tersebut atau sesudah acara tersebut penjelasan, penerangan, pemberian koreksi, arahan, hidayah serta petunjuk kepada manhaj salaf dan aqidah salaf. Wallahu ta’ala a’la Wa a’lam. 

(Sumber DVD Rekaman Daurah Trawas 2013 Tasjilat Adz Dzakhirah, File Syaikh Ali Al Halaby yang ke-13 Menit ke 14:27-15:41).

Bayat, 9 Shafar 1435H/ 13 Desember 2013.

KESALAHAN DAN KEBAIKAN

KESALAHAN DAN KEBAIKAN

Tidak ada satu orang pun manusia, hatta ulama, pasti pernah tergelincir dalam kesalahan.

Ketika ulama bersalah, mungkin dalam ucapan atau tulisannya, apakah lantas dihancurkan kehormatannya dan direndahkan? Apatah lagi kesalahannya masih diperdebatkan oleh para ulama. Ada yang menyalahkan dan ada yang tidak.

Maka dalam hal ini, kita lihat kesalahan dan kebaikannya. Jika kebaikannya lebih banyak daripada kesalahannya, maka kesalahannya tidak boleh disebut. Jika kesalahannya lebih banyak daripada kebaikannya, maka kebaikan-kebaikannya tidak disebut.

Berkata Sa’id bin al-Musayyib  rahimahullah :

إنه ليس من عالم ولا شريف ولا ذي فضل إلا وفيه عيب، ولكن من كان فضله أكثر من نقصه ذهب نقصه لفضله، كما أنه من غلب عليه نقصانه ذهب فضله.

“Tidaklah seorang ulama pun atau seorang berpangkat pun atau orang-orang yang besar kecuali mempunyai kesalahan. Barangsiapa yang keutamaannya lebih banyak daripada kekurangannya, maka hilanglah kekurangannya karena keutamaannya. Sebagaimana orang yang banyak kekurangannya akan hilanglah keutamaannya.” (Atsar riwayat Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlih: 809 (2/105)).

Berkata Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah :

إذا غلبت محاسن الرجل على مساوئه لم تذكر المساوئ، وإذا غلبت المساوئ على المحاسن لم تذكر المحاسن

“Jika kebaikan seseorang lebih banyak daripada kesalahannya, maka kesalahannya tidak boleh disebut. Jika kesalahannya lebih banyak daripada kebaikannya, maka kebaikan-kebaikannya tidak disebut.” (Siyar A’lamin Nubala’: 8/398).

Nah, kasus Syekh Ali Hasan rahimahullah, apakah kesalahan beliau lebih banyak daripada kebaikannya, sehingga harus dihancurkan kehormatannya, dicela dan direndahkan, sampai beliau wafat sekalipun?

Kesalahan beliau yang dikritisi oleh al Lajnah adalah dua kitabnya yang terindikasi ada pemahaman murjiah. Dan Syekh telah membantahnya dengan ilmiah dengan sebuah kitabnya.

Kemudian kebaikan beliau begitu banyak dengan tersebarnya dakwah salaf ahlussunnah diseluruh pelosok belahan bumi dan ini diakui oleh para ulama. Termasuk Syekh Utsaimin, Syekh Abdul Muhsin dan yang lainnya.

Yang menjadi masalah, ada orang yang bukan ulama, hanya ustadz kondang dikalangannya, merasa dirinya atau yang sepemahamannya selalu di atas kebenaran. Kalau ada yang mengkritisinya, dia dan followernya tidak terima dengan berbagai alasan.

Orang-orang yang seperti ini, yang merasa kagum terhadap dirinya sendiri (ujub) dan menyangka bahwa dia tidak pernah melakukan kesalahan, maka dia adalah orang yang DUNGU, begitu kata ulama.

Berkata Syaikh Muqbil bin Hady rahimahullah berkata:

الذي يعجب بنفسه ويظن أنه لا يخطئ فهو مغفل، الخطأ يحدث من الكل. 

“Orang yang merasa kagum terhadap dirinya sendiri (ujub) dan menyangka bahwa dia tidak pernah melakukan kesalahan, maka dia adalah orang yang dungu, kesalahan bisa muncul dari semua orang.” (As-Sima' al-Mubasyir, hlm. 50).

AFM

Selasa, 17 November 2020

"Sesuatu yang meyakinkan tidak akan hilang dengan sebab perkara lain yang meragukan


اليقين لا يزول بالشك

"Sesuatu yang meyakinkan tidak akan hilang dengan sebab perkara lain yang meragukan"

Tazkiyyah dari para ulama akan ilmu, manhaj dan aqidah Syaikh Ali Hasan berkedukan sebagai اليقين sedangkan qila wa qala yang disebar luaskan adalah الشك

Sharihul Qaul dari Syaikh Ali berkedudukan sebagai اليقين sedangkan kesimpulan sepihak yang diambil dari LAZIMUL QAUL adalah الشك

Kalam Syaikh di beberapa tempat lalu di jama' (dikorelasikan) sehingga mentafshil yang mujmal dan mentaqyid yang muthlak adalah اليقين sedangkan kalam syaikh dibeberapa tempat yang dianggap tanaqudh adalah الشك

Ta'dil ulama² besar seperti al-Albani, Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin, Muqbil al-Wadi'i, Abdul Muhsin al-Abbad, Washiyullah Abbas, Shalih aalusy Syaikh adalah اليقين sedangkan fatwa lajnah daimah yang tidak disetujui Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad dan Syaikh Shalih al-Abud adalah الشك

Sikap percaya Syaikh Ibrahim ar-Ruhaili, Syaikh Abdul Malik Ramadhani, dan masyaikh lain akan nukilan bahwa Syaikh Ibnu Utsaimin ga setuju dan menyayangkan fatwa lajnah daimah adalah اليقين sedangkan keraguan dai kecil rujukan sebagian orang di sulawesi dan sekitarnya berstatus الشك

Video-video dan serangkaian audio berisi tabdi dan tahdzir dai sulawesi berstatus اليقين sedangkan tarakhum di twiter yg masih mengandung ihtimalat berstatus الشك

Dari sini paham kalian wahai netizen???

~ Rahimallah Syaikh Ali al-Halabi ~
Ustadz Amir Al kadiry



alhamdulillah sangat bermanfaat, jazakallahu khairan ustadz 

اليقين لا يزول بالشك

"Sesuatu yang meyakinkan tidak akan hilang dengan sebab perkara lain yang meragukan"

1. 
-Tazkiyah dari para ulama akan ilmu, manhaj dan aqidah Syaikh Ali hasan berkedudukan sebagai Al-Yaqin
-Sedangkan qila wa qala yang disebarluaskan adalah Asy-Syak

2. 
-Sharihul qaul dari Syaikh Ali Hasan berkedudukan sebagai Al Yaqin
-Sedangkan Kesimpulan sepihak yang diambil dari Lazimul Qaul adalah Asy Syak

3. 
-Kalam Syaikh dibeberapa tempat lalu dijama sehingga mentafshil yang mujmal dan (dikorelasikan) mentaqyid yang muthlak adalah Al Yaqin
- Sedangkan kalam Syaikh dibeberapa tempat yang dianggap tanaqudh adalah Asy Syak

4. 
-Ta'dil ulama² besar seperti Al-Albani, Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin, Muqbil Al Wadi'i, Abdul muhsin  aal Abbad, Washiyullah Abbas, Shalih aalu Syaikh adalah Al Yaqin
- Sedangkan fatwa lajnah daimah yang tidak disetujui Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad dan Syaikh Shalih Al Abud adalah As Syak

5. 
-Sikap percaya Syaikh Ibrahim Ar- ruhaili, syaikh Abdul Malik Ramadhani, dan Masyayikh lain akan nukilan bahwa Syaikh Ibnu Utsaimin ga setuju dan menyayangkan fatwa lajnah daimah adalah Al Yaqin
-Sedangkan keraguan dai kecil rujukan sebagian orang di sulawesi dan sekitarnya berstatus Asy Syak

6. 
- Video-video dan serangkaian audio berisi tabdi' dan tahdzir dai sulawesi berstatus Al Yaqin
- Sedangkan tarahum di twitter yang masih mengandung ihtimalaat berstatus Asy Syak

Dari sini paham kalian wahai netizen? 

~Rahimallahu Syaikh Ali Al-Halabiy~

Mu’afa bin Imraan yang berkata ‎:مثل الذي يغضب على العالم مثل الذي يغضب على أساطين الجامع“ ‏Permisalan orang orang yang marah kepada ulama kami semisal seseorang yang memarahi tiang tiang masjid. ‏

Silahkan marah sama tiang masjid...

Manusia pada hari hari ini ada yang kurang empati ketika sebelumnya kurang akal, ketika seorang ulama wafat maka muncullah tabi'at buruknya mentahdzir dan mencela, dengan berlandaskan teori berlepas diri dari ahlul bid'ah yang dia sendiri mungkin masih remang remang siapa ahlul bid'ah dan bagaimana penerapannya secara praktis di lapangan.

Saya sedang meringkas kitab Tadzkiratus Saami' dan sampai kepada ucapan Mu’afa bin Imraan  yang berkata :
مثل الذي يغضب على العالم مثل الذي يغضب على أساطين الجامع
“ Permisalan orang orang yang marah kepada ulama kami semisal seseorang yang memarahi tiang tiang masjid. “ 

Ketika menjelaskan ungkapan ini Syaikh 'Ushaimiy hafidzahullah berkata : " ...orang yang marah kepada ulama seperti orang yang memarahi tiang tiang masjid, marahnya hanya merugikan dirinya sendiri tidak merugikan tiang tiang itu sedikitpun. Demikian pula seseorang yang marah kepada ulama maka tidak merugikan ulama tersebut, justru dialah yang akan merugi."

Abu Asma Andre 
https://t.me/faedah_harian

Rahimahullah Syaikh Ali Hasan Al Halabiy Al Atsari....
Ust abu asma Andre 

Dulu para pahlawan yang memperjuangan bangsa Indonesia pun dicap dengan "muslim fanatik" atau kalau dalam bahasa sekarang "radikal"

Dulu para pahlawan yang memperjuangan bangsa Indonesia pun dicap dengan "muslim fanatik" atau kalau dalam bahasa sekarang "radikal". Coba tengok judul berita koran New York Time edisi 20 November 1945 ini. Dengan huruf kapital tertulis " MOSLEM FANATICS FIGHT IN SURABAYA". Isinya terkait pertempuran Surabaya 10 November 1945 antara pejuang Indonesia dengan tentara Inggris.
Ustadz abu Zakariya Sutrisno

Barangsiapa yang banyak dosanya, hendaknya memberi minum..., sungguh Alloh telah mengampuni dosa orang yang memberi minum anjing, lalu bagaimana jika memberi minum seorang yang beriman

Berkata Sebagian Tabi'in: "Barangsiapa yang banyak dosanya, hendaknya memberi minum..., sungguh Alloh telah mengampuni dosa orang yang memberi minum anjing, lalu bagaimana jika memberi minum seorang yang beriman...??"(Tafsir al Qurthuby 7/192)
Al hujjah

Tanyalah Kepada Lautan Ilmu Itu

Tanyalah Kepada Lautan Ilmu Itu

Doktor Khalid Al Anbari hafidzahullah berkata, "Aku mendengar langsung syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin ketika ditanya oleh beberapa pemuda sementara aku dan syaikh Ali Hasan berada di sisinya. Syaikh berkata sambil menunjuk kepada syaikh Ali: "Bertanyalah kepada lautan ilmu itu."
Ust abu Yahya badrusalam 

Senin, 16 November 2020

Bincang Ringan Bersama dr Raehanul Bahraen M.Sc, Sp.PK (petugas lab Covid19) di grop Multaqa Duat

Bincang Ringan Bersama dr Raehanul Bahraen M.Sc, Sp.PK (petugas lab Covid19) di grop Multaqa Duat

Tulisan ustadz Yulian Purnama
.
Jaga para ustadz kita!

Bahaya wabah covid-19 itu nyata. Ulil amri sudah menyampaikan, para ahli di bidangnya sudah menyampaikan, fakta di lapangan juga sudah membuktikan. Masihkah meragukan? Tentu saja semua itu tidak lepas dari ketentuan Allah 'azza wa jalla. 

Sudah banyak ulama dan asatidzah yang diwafatkan oleh Allah dengan sebab wabah ini. Padahal wafatnya ulama adalah musibah besar. Dari 'Abdullah bin 'Amr, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

‎ان اللهَ لا يقبضُ العلمَ انتزاعًا ينتزِعُهُ من العبادِ، ولكن يقبضُ العلمَ بقبضِ العلماءِ، حتى إذا لم يُبْقِ عالمًا، اتخذَ الناسُ رُؤوسًا جُهَّالًا، فسُئِلوا، فأفْتَوا بغيرِ علمٍ، فضلوا وأضلوا

"sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara seketika dari para hamba. Namun Allah mencabutnya dengan mewafatkan para ulama. Sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, orang-orang akan menyerahkan urusannya kepada orang-orang jahil. Orang-orang jahil itu ditanya, lalu mereka berfatwa dengan tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan" (HR. Bukhari-Muslim).

Maka ikhwah fillah sekalian, jika di antara antum ada yang dekat dengan para ustadz, tolong jaga mereka. 

* Tolong beri masukan kepada mereka dengan baik untuk menjaga kesehatan dalam suasana pandemi yang belum usai ini.
* Tolong ingatkan dengan sopan agar mereka menjaga protokol-protokol kesehatan
* Tolong beri informasi yang benar dan edukasi yang baik jika di antara mereka masih belum percaya dengan adanya wabah ini atau bersikap abai. 
* Tolong bantu mereka agar tetap bisa mengajarkan ilmu kepada kita tanpa membahayakan nyawa mereka.

Karena para ulama adalah pewaris para Nabi. Mereka meneruskan perjuangan para Nabi untuk menyampaikan ilmu yang mengeluarkan kita dari kegelapan syirik dan bid'ah, menuju cahaya tauhid dan sunnah. 

Yok, bersama kita jaga para ulama dan ustadz kita!
Semoga Allah menjaga mereka dan kita semua dari segala keburukan.

Tambagan dari Ustadz dr Raehanul Bahraen:

## Afwan sebelumnya sekedar tambahan

Covid19 memang tidak berbahaya bagi:
1. Muda & sehat
2. Imun kuat
3. Genetiknya tidak terpengaruh virus

Tpi bahaya bagi yg
1. Tua dan ada komorbid
2. Imun lemah atau sdg kecapekan bangeet
3. Genetiknya mudah dipengaruhi virus (krnanya ada yg muda, sehat, imun kuat tpi meninggal krna covid)

Yg OTG kena, lalu menularkan kepada yg rentan di rumah mereka, dipertemuan2 dll

Infeksi virus memang demikian, manifestasi klinis pada setiap orang berbeda2

mngkin kita ingat dulu ada iklan bahaya demam berdarah "keluar darah dari hidung, muntah darah dll"

Itu yg parah

saya pernah bertemu pasien demam berdarah, masih muda, trombosit rendah, tpi "tanpa gejala", gak terlalu demam, bahkan datang sendiri ke tempat periksa

istilah OTG itu maksusnya cerier, ditubuhnya ada virus, tpi tidak terlalu aktif, contohnya virus hepatitis B, cukup banyak di Indonesia ini, carier (OTG) hepatitis B
dan mereka menularkan kepada yg lain melalui hubungan seksual atau zina (gejala gak nampak)

Demikian juga HIV, tubuhnya ada virus, tpi gejala gak nampak awal2

Sebagian masyarakat kita bahkan ikhwah, tidak percaya dgn OTG (gak masuk akal mereka katanya)
Ditambah dgn bumbu2 konspirasi

Saya pribadi melihat korban2 yg parah dan meninggal krna covid19 di RS tempat saya bekerja

>>> Coba dijelaskan beda antara kajian dg belanja di pasar dok @⁨Raehanul Bahraen ... biar ikhwan2 tambah paham

## Baik ustadzi, ana izin menjelaskan

Sebenarnya untuk kegiatan kita berusaha meminimalkan kegiatan yg melibatkan banyak orang dan kerumunan massa

Tpi untuk menihilkan total cukup sulit

Sehingga untuk mencari nafkah, itu harus dan tidak mungkin dilarang

Banyak faktor yg mempengaruhi penularan, salah satunya ruang terbuka dan tertutup, 

Pasar tradisional umumnya terbuka

Lalu setiap tempat berbeda2 tergantung kepadatan penduduk, lalu lintas orang dll

Misalnya kami di lombok, krna bentuknya kepulauan, "lebih aman" dibanding teman2 di pulau jawa

Kota2 padat dan lalu lintas mungkin,

Yg dari jakarta, besok bisa berada dikampung atau kota lainnya

>>> Menurut medis umur berapa seseorang dikatakan sdh tua?

### Secara media usia tua 60 tahun ke atas

Faktornya tidak hanya usia saja ustadzi

Masih  komorbid, imun dan genetiknya

Na'am ustadzi

Dari semua penyakit degeneratif terbanyak di zaman ini

1. Diabetes
2 hipertensi
3. Kolesterol
4. Asam urat
5. Low back pain

Yg paling banyak pengaruhnya ke tubuh adalah diabetes, krna kalau sudah parah akan sistemik dan mempengaruhi berbagai organ yg lain

>>> (Kebanyakan orang yang)Dari pola makan, pola tidur tidak ada keseimbangan dengan olah raga.

## shahih ustadzi,

Diabetes ditambah faktor gen

Kalau ada keluarga, termasuk kakek nenek yg kena, dia berpotensi kena

Dan semakin mudah kena dgn pola hidup tidak baik

>>> Kadang pengalaman yang berbeda melahirkan pemahaman berbeda sehingga kesimpulan dan pola pikir pun juga berbeda...

Ada kawan yg msh muda, fit, suka bersepeda, positif covid.. Lalu isolir mandiri selama bbrp hari, kmd swab dan negatif.. Dia merasakan hanya gejala ringan...
Setelah itu dia berkesimpukan : COVID NGGA BAHAYA, hanya seperti flu biasa...
Bahayanya, pengalamannya dijadikan sbg tolok ukur kpd orang lain, supaya ngga usah takut covid...
Padahal tdk semua org punya kondisi yg sama dg fisiknya...

Keterangan Tanda
>>> Pertanyaan dan komentar daru Asatidz yang ikut diskusi
() dari penyusun.

Semoga bermanfaat

Dikumpulkan oleh ustadz Abdurrahim Ayyub hafidzahullah