Senin, 22 Juli 2019

Taqrib Al-Baiquniyah (11) 💥 👉 "Jenis Hadis Kedua: Hadis Hasan"

💥 Taqrib Al-Baiquniyah (11) 💥

👉 "Jenis Hadis Kedua: Hadis Hasan"

✍🏻 Setelah menyebut Hadis Shahih beserta definisinya, Syekh Al-Baiquniy rahimahullah langsung menyebut hadis hasan beserta definisinya dengan bait:

5 - والَحسَنُ المعروفُ طُرْقاً وَغَدَتْ ... رِجَالُهُ لاَ كالصّحيحِ اشْتَهَرَتْ
Terjemahannya:
[ Hadis Hasan adalah hadis yang jalur-jalur (riwayatnya) diketahui (secara jelas) dan rijal-nya (rawi-rawinya) masyhur, tapi tidak seperti (masyhurnya) rawi-rawi hadis shahih ]

✍🏻 Perlu diketahui bahwa Syekh Al-Baiquniy dalam definisi Hadis Hasan ini mengikuti pandangan Imam Al-Khathabiy rahimahullah, dan bukan pandangan mayoritas Ahli Hadis yang muktamad dalam definisi Hadis Hasan.

✍🏻 Maksud dari definisi di atas adalah bahwa Hadis Hasan ini adalah hadis yang jalurnya dikenal atau diketahui secara jelas, sekaligus rawi-rawinya masyhur. Nah, definisi ini tidak tepat untuk Hadis Hasan, karena masih terlalu global, bahkan definisi Hadis Hasan ini bisa juga dijadikan sebagai definisi bagi Hadis Shahih, Hadis Dha'if, bahkan Hadis Maudhu', lantaran jalur-jalur hadis-hadis ini juga terkenal dan rawi-rawinya populer.

✍🏻 Definisi Hadis Hasan yang paling tepat adalah:

ما اتَّصّلّ سّنّدُه بِنَقْلِ عَدْلٍ خَفِيْفِ الضَّبْطِ, عنْ مِثْلِهِ إلَ مُنْتَهاهُ, مِنْ غَيْرِ شُذُوْذٍ وَلَا عِلَّةٍ.

[ Hadis yang sanadnya muttashil (bersambung), lewat nukilan seorang 'adl (alim), lagi memiliki dhabt (penguasaan/hafalan hadis) yang agak kuat, yang ia riwayatkan dari orang yang sepertinya, hingga akhir sanad, tanpa terdapat syudzudz, ataupun 'illah (cacat tersembunyi) ]

✍🏻 Dengan definisi ini, berarti definisi bahkan syarat-syarat Hadis Shahih hampir sama dengan Hadis Hasan, hanya saja yang membedakannya adalah pada satu syarat, yaitu kekuatan hafalan rawinya. Kalau Hadis Shahih, kekuatan hafalan rawinya harus sangat kuat atau sempurna (taam adh-adhabt), maka pada Hadis Hasan kekuatan hafalan rawinya agak kuat (khafiif adh-dhabt); ia punya hafalan kuat tapi agak kurang.

✍🏻 Kekurangkuatan hafalan rawi Hadis Hasan ini bisa diperkirakan; misalnya dari 100 hadis yang ia riwayatkan maka 25 % sampai 40 % dari hafalan itu ada salahnya. Nah, ini bisa dianggap kurang kuat hafalannya. Tapi, kalau dari 100 hadis itu ia hanya salah dibawah 25 %, maka orang itu kuat hafalannya dan hadisnya bisa dianggap Shahih. Bila ia jarang salah, atau salahnya cuma di bawah 5 % (karena tidak ada manusia yang sempurna), maka mereka sudah merupakan orang paling tsiqah (istilahnya: awtsaq an-naas, atau tsiqah tsabtun, atau atsbatun-naas, dll) sebagaimana bisa dipelajari dalam Ilmu Al-Jarh wa At-Ta'dil. Semoga.

✍🏻 Bagaimana para ahli hadis bisa mengetahui si rawi A sangat kuat hafalannya, dan si rawi B agak kuat hafalannya, dan si rawi C dha'if hafalannya? Caranya adalah mereka membandingkan antara hadis-hadis rawi tersebut dengan hadis-hadis yang sama yang dimiliki rawi-rawi tsiqah lainnya, bila ia banyak menyepakati hadis-hadis rawi-rawi tsiqah tersebut maka ia dianggap tsiqah juga, bila agak banyak menyelesihi mereka maka akan dianggap shaduq, atau la ba'sa bihi, atau laisa bihi ba's, dan bila banyak menyelisihi maka akan dianggap dha'if hafalannya, atau sayyi'ul-hifdzh.

✍🏻 Nah, bila ada hadis dengan derajat Hasan, lalu datang Hadis Hasan lain yang agak sama dengan lafal atau makna hadis itu; maka ketika hadis-hadis yang hasan itu digabungkan, ia akan berubah menjadi Hadis Shahih Li Gairihi (Hadisnya Hasan tapi menjadi Hadis Shahih karena dikuatkan oleh Hadis Hasan yang lain). Allaahu a'lam.

🌹Semoga Bermanfaat.

📚 Chanel "Fawaid Ilmu Hadis" 📚

( https://t.me/maulanalaeda )