Rabu, 04 Oktober 2023

Yang saya amati dari Masyaikh Yaman

Yang saya amati dari Masyaikh Yaman

Di Yaman kalaw baru hafal Qur'an 30 juz sebuah hal lumrah, karena penuntut ilmu syar'i usia10-15 rata2 sudah hafal qur'an..

Kalau baru hafal kitabuttauhid, Usul stalastah, Nawaqidhul islam, jurumiah, hadist arba'in, Umdatul ahkam, hal biasa juga pagi pelajar, karena itu tingkat pemula pelajar ilmu Syar'i..Lalu apa yang hendak dibanggakan dari ilmu ini.

Ada Syaikh bergelar DR dan MA lulusan Univ Madinah dan Sudan namun belum mau saat diminta mengisi khutbah jumat dan kajian umum di Markaz. Mereka bilang " belum pants, masih banyak yang senior",  mereka juga tidak berani berfatwa selama ada ulama senior di sisinya. Bahkan ada yang gelar DR 2 kali di Madinah dan sudan kemudian lanjut mulazamah di murutanai, ketika kami minta mengajarkan sebuah kitab, beliau bilang " belajar dengan syaikh yang lain saja, ana belum pernah mengkaji kitab ini ". 

Mereka pun tak gengsi duduk bermajlis bersama kami saat Syaikh yang lebih senior mengisi dars.

Ada Syaikh yang sudah hafal Qutubusittah, ketika ditawri mengajar thulabul ilmi ia bilang " Ana belum pantas mengajar mereka " beliapun lebih memilih mengajar anak2 setingkat SD dan SMP.

Betapa tawadhunya mereka ditengan orang yang lebih 'alim, serta tidak bermudah-mudahan dalam berfatwa ditengah para ulama senior. Ini sejatinya ilmu, yang menghantarkan takut saat berbicara tentang agama Allah dan hormat kepada ulama senior. 

Mengenali kadar diri itu penting, sedangkan memaksakan diri pada bidang yang bukan kapasitas kita adalah kerusakan yang amat besar. Terlebih dalam masalah agama.

_______
Hadromaut-Yaman

Abu Naayif Al-Indunisiy