𝑵𝒂𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝑪𝒂𝒎𝒃𝒖𝒌 𝑷𝒆𝒎𝒂𝒄𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑴𝒂𝒔𝒂 𝑫𝒆𝒑𝒂𝒏𝒌𝒖

𝑵𝒂𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝑪𝒂𝒎𝒃𝒖𝒌 𝑷𝒆𝒎𝒂𝒄𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑴𝒂𝒔𝒂 𝑫𝒆𝒑𝒂𝒏𝒌𝒖

Nasehat itu ibarat cambuk yang digunakan untuk memukul hati, ia akan memberi pengaruhnya layaknya cambukan yang mengenai badan.

Pukulan tersebut tidaklah langsung membekas setelah usai terjadi cambukan, tetapi rasa sakit akan terasa dalam beberapa lama sesuai dengan kuat dan lemahnya pukulan tersebut. Jika pukulan tersebut kuat, maka rasa sakitnya pun akan terasa lebih lama.

Sedekah yang paling utama adalah mengajarkan orang yang bodoh, atau memperingatkan orang yang lalai. Tidaklah ada cara yang lebih baik untuk membangunkan orang yang tidur berat dan memperingatkan orang yang lalai daripada memukulnya dengan cambukan nasehat.

Nasehat bagaikan cambuk yang mengenai hati, maka barangsiapa yang merasa sakit karena-nya lalu ia menjerit, maka itu tidaklah mengapa.

Suatu hari, Seorang Tabi'in Abdul Wahid رحمه الله pernah memberikan nasehat, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menjerit karena mendengarnya,

" Wahai Abu Ubaidah, Berhentilah (cukuplah), sungguh engkau telah membuka tabir hatiku dengan nasehatmu. "

Lalu Abdul Wahid menyelesaikan nasihatnya dan lelaki itu meninggal dunia (dalam keadaan telah bertaubat).

Sebagian ulama menuturkan,

" Nasihat hanya bisa bermanfaat jika keluar ikhlas dari dalam hati yang menyampaikan-nya, karena nasihat tersebut akan sampai pula ke hati pendengarnya. Namun, jika nasihat tersebut keluar dari lisan saja, maka hanya akan masuk ke dalam telinga kemudian keluar melalui telinga yang lain. "

Sebagian kaum salafus-shalih mengatakan, " Jika seorang yang berilmu menyampaikan nasihatnya tidak ikhlas karena Allah Ta’ala, niscaya nasihatnya itu akan hilang dari hati pendengarnya seperti berhentinya hujan di saat langit sudah cerah. "

Semoga kita termasuk orang-orang yang mau menerima nasihat.

Ustadz Dr. @syafiqrizabasalamah_official Lc,MA. Jazakumullahu Khairan Wa AhsanAllahu ilaikum, Wa Buurika Fiikum atas Nasehatmu yang sangat bermanfaat bagi dunia akhiratku ! .

____

dikutip dari kitab Latha'if Al-Ma’arif karya Ibnu Rajab Al-Hanbaly رحمه الله تعالى.

Ustadz affan