Amalan Berpahala Haji dan Umrah yang Dilakukan di Masjid
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ مَشَى إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ فِي الجَمَاعَةِ فَهِيَ كَحَجَّةٍ وَ مَنْ مَشَى إِلَى صَلاَةٍ تَطَوُّعٍ فَهِيَ كَعُمْرَةٍ نَافِلَةٍ
“Siapa yang berjalan menuju shalat wajib berjama’ah, maka ia seperti berhaji. Siapa yang berjalan menuju shalat sunnah, maka ia seperti melakukan umrah yang sunnah.”
(HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8/127. Syaikh Al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Al-Jami’ Ash-Shagir, no. 11502 menyatakan bahwa hadits ini hasan)
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ الْحَارِثِ عَنِ الْقَاسِمِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ مَشَى إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ وَهُوَ مُتَطَهِّرٌ كَانَ لَهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ وَمَنْ مَشَى إِلَى سُبْحَةِ الضُّحَى كَانَ لَهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلَاةٌ عَلَى إِثْرِ صَلَاةٍ لَا لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِي عِلِّيِّينَ
و قَالَ أَبُو أُمَامَةَ الْغُدُوُّ وَالرَّوَاحُ إِلَى هَذِهِ الْمَسَاجِدِ مِنْ الْجِهَادِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yamaan; Telah bercerita kepada kami Ismaa'iil bin 'Ayyaasy, dari Yahyaa bin Al Haarits, dari Al Qaasim Abu 'Abdur Rahman, dari Abu Umaamah, dari Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda :
”Barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk shalat jamaah (wajib) dalam keadaan telah bersuci, maka pahalanya seperti pahala orang berhaji dalam keadaan ihram .
Dan barangsiapa beranjak untuk melakukan shalat Dhuha dan tidak ada yang menyebabkan dia keluar (dari rumahnya) kecuali untuk shalat Dhuha maka pahalanya seperti pahala orang yang umrah.
Dan menunggu shalat hingga datang waktu shalat yang lain yang tak ada main-main di antara keduanya, maka pahalanya ditulis di 'Illiyin."
Abu Umaamah berkata : "Pergi di pagi dan di sore hari ke masjid termasuk jihad di jalan Allah subhanahu wata'ala."
(HR. Ahmad dalam Musnad Ahmad, juz 16, hal. 265-266, no. 22205, cet. Darul hadits)
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata :
السنة أن تُفعل في المسجد، لحديث ورد بذلك، فتكون مستثناة
"Yang sunnah shalat Dhuha itu dikerjakan di masjid, berdasarkan hadits yang datang mengenainya, maka dalam hal ini ada pengecualian."
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بن أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا هِشَامُ بن عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن شُعَيْبٍ، حَدَّثَنَا ثَوْرُ بن يَزِيدَ، عَنْ خَالِدِ بن مَعْدَانَ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ قَالَ:"مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ"
Telah menceritakan kepada kami 'Abdaan bin Ahmad; Telah menceritakan kepada kami Hisyaam bin 'Ammaar; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Syu'aib; Telah menceritakan kepada kami Tsaur bin Yaziid, dari Khaalid bin Ma'daan, dari Abu Umaamah, dari Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda :
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ
“Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.”
(HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8/94, no. 7473. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 86 menyatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Pengetahuan muslim