KENAPA KAMU DIAM DARI MENYAMPAIKAN KEBENARAN?
Banyak orang yang cari aman, tidak mau ribut, tidak mau cari masalah, akhirnya diam terus menerus dan tidak memihak, tidak membenarkan dan tidak mensalahkan. Pokoknya tidak mau mengambil resiko dan tidak mau ada orang yang memusuhinya.
Berkata Syekh Robi Hafizhohulloh,
" و السكوت الدائم والحياد الدائم هذا خذلان للحق " « بهجة القاريء77-78 ».
Dan diam yang terus menerus dan tidak memihak yang terus menerus, ini menelantarkan bagi kebenaran. 《Bahjatul Qori : 77-78》.
Jika seseorang yang memilki ilmu, kemudian diam saja, tidak menyampaikan yang haq, lantas bagaimana manusia bisa mengetahui yang haq?
Berkata Syekh Robi' hafizhahullah,
كيف يعرف الناس الحق وأنت ساكت ؟ مجموع الفتاوى (211-212/14).
Bagaimana manusia mengetahui yang benar, sedangkan kamu diam saja. (Majmu Fatawa 14/211-212). Sumber : http://www.tasfiatarbia.org/vb/showthread.php?p=85300
Kalau ahlul haq diam saja, tidak menjelaskan kepada manusia bahwa ini haq dan ini bathil, nanti manusia akan menyangka yang haq itu bathil dan yang bathil itu haq. Dan orang yang diam dari menjelaskan tentang kebenaran, seperti syetan bisu.
Seseorang mengatakan,
حين سكت أهل الحق عن الباطل توهم أهل الباطل أنهم على حق
Ketika ahlul haq diam atas kebatilan, ahlul batil akan mengira bahwasanya mereka di atas kebenaran.
Berkata Abu 'Ali Ad-Daqqaaq rahimahullah,
المتكلم بالباطل شيطان ناطق و الساكت عن الحق شيطان أخرس
Orang yang berbicara dengan kebatilan adalah syaithan yang berbicara, sedangkan orang yang diam dari kebenaran adalah syaithan yang bisu. (Ad-Daa' wad Dawaa', hlm. 155).
Untuk itulah ahlussunnah harus tampil menjelaskan orang-orang yang menyelisihi kebenaran, yang menyelisihi alquran dan assunnah. Kalau ahlussunnah juga diam saja, maka mereka seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Berkata Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahrahimahullah,
فإذا سكت أهل السنة عن بيان أخطاء من خالف الكتاب والسنة شابهوا بذلك أهل الكتاب المغضوب عليهم والضالين
Maka jika Ahlussunnah diam dari menjelaskan kesalahan orang yang menyelisihi al-Quran dan as-Sunnah, mereka telah menyerupai Ahlul Kitab yang almaghdhuub (orang-orang yang telah dimurkai atas mereka (Yahudi)) dan adhdhooliin (orang-orang yang sesat (Nasrani))". (Majmu' Fatawa).
AFM
Copas dari berbagai sumber