Jumat, 09 Juni 2023

Dalam Liqa Maftuh bersama Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaily, beliau mengisahkan bahwa suatu saat Syaikh Shalih Al-Abud (beliau pengajar di Masjid Nabawi dan pernah menjabat sebagai rektor UIM) dan kawan-kawannya pernah berkumpul bersama Syaikh Abdul Aziz Binbaz.

Dalam Liqa Maftuh bersama Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaily, beliau mengisahkan bahwa suatu saat Syaikh Shalih Al-Abud (beliau pengajar di Masjid Nabawi dan pernah menjabat sebagai rektor UIM) dan kawan-kawannya pernah berkumpul bersama Syaikh Abdul Aziz Binbaz. Dalam majlis tersebut nampak keilmuan Syaikh Binbaz yang mengalir sangat deras sehingga Syaikh Al-Abud dan kawan-kawannya merasa minder dengan keilmuan Syaikh Binbaz. 

Syaikh Al-Abud dan kawan-kawannya ketika itu sedang menempuh kuliah Pascasarjana, dan mereka berpikir kita tidak memiliki ilmu seperti Syaikh Binbaz mungkin karena kita kuliah Pascasarjana (tidak fokus dengan kajian). Beliau pun bertanya kepada Syaikh Binbaz, “Wahai Syaikh apakah kita sebaiknya meninggalkan kuliah Pascasarjana (agar fokus ke majlis ilmu)? Syaikh Binbaz pun terdiam sejenak dan Syaikh Al-Abud khawatir pertanyaan tersebut membuat Syaikh Binbaz tidak nyaman dan menyesal andaikan beliau tidak menanyakan pertanyaan tersebut. Kemudian Syaikh Binbaz menjawab, “Lanjutkan kuliah Pascasarjana kalian, kalian membutuhkan itu dan zaman kalian berbeda dengan zaman kami.”

Kemudian Syaikh Ibrahim menanggapi cerita tersebut, “Syaikh Binbaz ketika itu memiliki pandangan yang sangat jauh.”
Ustadz ahmad taqiya