Selasa, 02 Agustus 2022

Penampilan dan Performa

.:: Penampilan dan Performa

Dalam kajian & liqo' maftuh pagi tadi bersama Syekh Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaili dan Syekh Dr. Tarhib Ad-Dausari hafizhahumallah, ada salah seorang peserta yang bertanya tentang hukum seorang da'i kuliah di kampus umum yg mengajarkan kurikulum yg tidak berasaskan Islam, serta beberapa mata kuliahnya terdapat syubhat dan penyimpangan dari agama. Tujuan dari kuliah tersebut adalah untuk mendapatkan gelar akademik, karena masyarakat memandang gelar akademik seseorang dan bermanfaat untuk kepentingan dakwah secara umum. 

Syekh Ibrahim menjawab bahwa hal tersebut kembali kepada pertimbangan ahli agama di negeri ini, sejauh mana syubhat yg ada dan sejauh mana kepentingan dari gelar akademik tersebut. Namun yang menarik beliau menegaskan bahwa di zaman sekarang ini gelar akademik menjadi cukup penting, terutama untuk seorang guru. 

"Bahkan guru SD saja harus memiliki ijazah S1, bukankah demikian?" Begitu tutur beliau.

Sehingga beliau berpandangan bahwa di zaman ini belajar dengan niat mendapatkan gelar akademik tidak bisa serta merta dihukumi sebagai bentuk tujuan duniawi / salah niat dalam belajar. 

Mendengar jawaban beliau tersebut, saya tiba-tiba teringat obrolan ringan dengan Ustadzuna Al Walid Basuni Iskandar hafizhahullah di kantor PULDAPII beberapa bulan yang lalu tentang penampilan seorang da'i. Kami sepakat bahwa penting seorang da'i dan guru memperhatikan penampilan luarnya dan memilih pakaian terbaik yang sesuai dengan 'status' keustadzan dan guru. 

Penampilan menjadi pemantik dan penarik perhatian audiens serta memberikan kesan pertama yang positif dalam benak mereka. 

Teringat itu, saya langsung perhatikan penampilan Syekh Ibrahim, masyaallah, jubah putih lengkap dengan misylah dan ghutroh putih.

Tentu saja penampilan luar harusnya menjadi hal otomatis yang tak perlu diperdebatkan dan dipermasalahkan. Dalam artian, penampilan yang sesuai dan baik itu menjadikan audiens -minimalnya- seusai dengan ekspektasi mereka, sehingga hal tersebut tidak jadi penghalang audiens untuk melanjutkan proses selanjutnya dalam penerimaan dakwah.

Bayangkan jika guru atau da'i berpenampilan tidak layak, tentu akan menjadikan audiens menjadi "kurang yakin" diawal pertemuannya.

Gelar akademik dan pakaian itu bagian dari penampilan & performa seseorang. Bagian dari wasilah dakwah. Wallahu a'lam.
Abul abas aminullah