Selasa, 23 Agustus 2022

Ini adalah keterangan Ash-Shawi dalam syarhnya terhadap Jauharatut Tauhid, di mana di sana dia menjelaskan bahwa ayat Allah istiwa` di atas Arsy itu wajib ditakwil, takwilnya pun adalah istawla persis seperti takwilnya Mu'tazilah.

Ini adalah keterangan Ash-Shawi dalam syarhnya terhadap Jauharatut Tauhid, di mana di sana dia menjelaskan bahwa ayat Allah istiwa` di atas Arsy itu wajib ditakwil, takwilnya pun adalah istawla persis seperti takwilnya Mu'tazilah.
Takwil yang telah dibantah habis-habisan oleh Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Bakar Al-Baqillani.

Sebagaimana diketahui hampir semua pensyarah jauharatut tauhid sepakat mentakwil shifat istiwa` dan menafikan shifat fauqiyyah bagi Allah. 
Mereka memustahilkan Allah ada di atas.

Dalam hal ini mereka mengikuti mu'tazilah dan bertentangan dgn akidah Abu Hasan Al-Asy'ari ataupun abu Bakar Al-Baqillani yg menetapkan arah atas dan istiwa` dan MELARANG menakwilnya dgn istawla.
Jadi ini bukan masalah asy'ari vs atsari, tapi asya'irah kontemporer vs asya'irah mutaqaddimin.

Kenapa saya sampaikan ini, karena belakangan sudah muncul kalangan yg mau menipu awam dengan mengatakan bahwa Asya'irah tidak pernah menafikan shifat di atas bagi Allah.
Kalau yang mereka maksud adalah Asya'irah mutaqaddimin memang benar, tapi yg berkembang sekarang bukan lagi aliran mutaqaddimin tapi muta`akhkhirin.
Ustadz  taslim