Peringatan Salaf Agar Tidak Bergaul dengan Ahlul Bid’ah
Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata,
“Barang siapa duduk bersama ahlul bid’ah, hati-hatilah darinya. Barang siapa duduk bersama ahlul bid’ah, dia tidak akan diberi hikmah. Aku menginginkan ada benteng dari besi yang memisahkan aku dengan ahlul bid’ah ….”
Beliau rahimahullah juga berkata,
“Aku bertemu orang-orang terbaik—mereka semua adalah Ahlus Sunnah—semuanya melarang bergaul dengan ahlul bid’ah.”
________________
Imam Ahmad rahimahullah berkata,
“Tidak sepantasnya seseorang duduk dengan ahlul bid’ah atau bergaul dengannya, tidak pula punya hubungan dekat dengannya.”
Beliau juga berkata dalam suratnya kepada Musaddad rahimahullah,
“Janganlah engkau bermusyawarah dengan ahlul bid’ah dalam urusan agamamu dan janganlah berteman safar dengannya.”
______________
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Jika pergaulan seseorang adalah dengan orang-orang jelek, peringatkanlah orang darinya.”
______________
Yahya bin Said al-Qaththan rahimahullah berkata,
“Ketika Sufyan datang ke Bashrah, beliau melihat Rabi’ bin Shubaih serta kedudukannya di sisi manusia. Beliau bertanya, “Bagaimana pemahamannya?”
Mereka menjawab, “Pemahamannya adalah Ahlus Sunnah.”
Beliau berkata, “Siapa teman-temannya?”
Mereka menjawab, “Orang-orang Qadariyah (pengingkar takdir).”
Beliau berkata, “Berarti dia adalah pengingkar takdir juga.
____________________
Abu Dawud as-Sijistani rahimahullah pernah berkata kepada Imam Ahmad rahimahullah, “Aku melihat ada seorang Ahlus Sunnah sedang bersama dengan ahlul bid’ah. Apakah aku tinggalkan bicara dengannya?”
Imam Ahmad menjawab, “Jangan. Engkau beritahu dia bahwa orang yang kamu lihat dia bersamanya adalah ahlul bid’ah. Jika dia meninggalkan perbuatannya berbicara dengan ahlul bid’ah tersebut, sambunglah hubungan dengannya. Namun, jika tetap seperti itu, tinggalkanlah. Ibnu Masud berkata, ‘Seseorang itu sama dengan temannya’.”
Ustadz ahmad abu ukasyah