Perbedaan cara duduk dan sujud bagi wanita
Ketika sujud, kita dianjurkan untuk melebarkan anggota-anggota badan. Dalam hadits dari Abdullah bin Buhainah radhiallahu’anhu, ia berkata:
أن النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا صلَّى فرَّج بين يديهِ، حتى يبدوَ بياضُ إبْطَيه
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika shalat beliau melebarkan kedua tangannya hingga terlihat putihnya ketiak beliau.” (HR. Bukhari no. 390, Muslim no. 495)
Demikian pula dalam dalam hadits dari Al Barra bin Azib radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إذا سجَدْتَ فضَعْ كفَّيْكَ وارفَعْ مِرْفَقَيْكَ
“Jika engkau sujud maka letakkan kedua tanganmu di lantai dan angkat sikumu.” (HR. Muslim no. 494)
Namun anjuran ini khusus bagi laki-laki!
Adapun bagi wanita, dianjurkan untuk tidak melebarkan tangan dan dianjurkan merapatkan tangannya ke badan.
عن ابن عباس أنه سئل عن صلاة المرأة فقال: تجتمع وتحتفز
"Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhu, beliau ditanya tentang shalatnya wanita. Beliau lalu menjawab: hendaknya mereka merapatkan dan mendekatkan anggota-anggota badannya" (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf, 2/124/2791).
عن نافع عن ابن عمر أنه سئل كيف كن النساء يصلين على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم. قال: كن يتربعن ثم أمرن أن يحتفزن
"Dari Nafi', dari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhu, beliau pernah ditanya bagaimana dahulu para sahabiyah shalat di zaman Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam. Ibnu Umar menjawab: Mereka duduk merapatkan kakinya dan mereka diperintahkan untuk merapatkan anggota badannya ketika sujud" (HR. Abu Hanifah dalam Musnad-nya).
Ibrahim An Nakha'i mengatakan:
إذا سجدت المرأة فلتضمّ فخذيها ولتضع بطنها عليهما
"Jika wanita sujud, maka hendaknya ia merapatkan pahanya dan mendekatkan pahanya dengan badannya" (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf, 1/303/290).
Tujuan ini semua agar aurat wanita lebih terjaga dan agar tidak menjadi fitnah (godaan). Ibnu Qudamah mengatakan:
الأصل أن يثبت في حق المرأة من أحكام الصلاة ما ثبت للرجال ، لأن الخطاب يشملها غير أنها خالفته في ترك التجافي ، لأنها عورة ، فاستحب لها جَمْع نفسها ليكون أستر لها ، فإنه لا يؤمن أن يبدو منها شيء حال التجافي
"Hukum asalnya, hukum shalat yang berlaku bagi wanita itu sama dengan apa yang berlaku bagi laki-laki. Karena yang dituju oleh dalil itu juga mencakup wanita. Kecuali, perbedaan bagi wanita ialah mereka dianjurkan untuk tidak melebarkan anggota badan. Karena wanita adalah aurat. Maka dianjurkan untuk merapatkan anggota-anggota badannya, agar lebih tertutup auratnya. Karena ada resiko tersingkap bagian auratnya ketika ia melebarkan anggota-anggota badannya" (Al Mughni, 1/632).
Nah, ingin tahu fikih-fikih ibadah yang khusus bagi wanita lainnya? Ada di baca buku ini, "Fiqih Sunnah Wanita" karya Syaikh Abu Malik Kamal Sayyid Salim. Lengkap dari A sampai Z!
Harga Rp 125.000,-
Silakan di-order:
https://bit.ly/fikih-sunnah-wanita
https://bit.ly/fikih-sunnah-wanita
Ongkos kirim gratis masih berlaku.
Hubungi CS kami jika ada kesulitan:
https://wa.me/6285228770889