Imam Hasan al-Bashri berkata; "Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berhenti (sejenak) tatkala berkehendak (untuk beramal). Apabila amalan tersebut karena Allah semata, maka ia melanjutkannya. Namun apabila dikarenakan selain-Nya, maka ia pun menangguhkannya."
Dikutip juga oleh Ibnul-Qayyim seraya berkata ;
"Sebagian ulama menjelaskan ucapan Hasan (al-Bashri) ini bahwa; jika hati tergerak untuk melakukan suatu amalan dimana seorang hamba berkeinginan besar untuk melakukannya, lantas ia pun berhenti dan mempertimbangkannya. Apakah ia mampu melakukan amalan tersebut atau tidak? Jika tidak, maka ia pun tidak mendahulukannya. Jika mampu, lantas ia pun kembali berhenti (yang kedua kalinya) dan memeriksanya. Apakah melakukannya lebih baik daripada meninggalkannya? Atau justru meninggalkannya lebih baik ketimbang melakukannya? Jika yang kedua, maka ia pun meninggalkannya. Namun apabila yang pertama tadi, maka ia kembali berhenti untuk yang ketiga kalinya dan memeriksanya. Apakah motif melakukannya semata karena mengharapkan Wajah Allah dan pahala dari-Nya? Atau justru motifnya demi ketenaran, pujian dan harta dari makhluk?..."
________
📚 Ighātsah al-Lahfān (1/138). Dār 'Ālam al-Fawā'id - Makkah al-Mukarramah. Cet. Pertama, 1432 H.
Al akh Zack taymee