Saudi Wahhabi! Salafy Wahhabi! Semuanya pengikut Muhammad bin Abdil Wahhab!
Jawab: Tuduhan julukan wahhabi banyak disematkan kepada sekumpulan orang-orang yang bepegang teguh kepada manhaj salaf, karena mereka mengikuti dakwah syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah.
Hakikat Wahhabi:
Ketahuilah, bahwasanya julukan wahhabi diperuntukkan kepada “Abdul Wahhab Bin Abdirrahman bin Rustum Al Ibadi Al Khariji” bukan Syaikhul Islam “Muhammad bin Abdil Wahhab As Salafy”. Mereka berdua tentulah berbeda dari segi akidah dan manhaj.
Diantara kecurangan ahli bid’ah adalah mengambil salah satu fatwa ulama Ahlusunnah untuk menyesatkan Salafiyyin yang sering belajar dari kitab Muhammad bin Abdil Wahhab As Salafy, dengan menyatakan bahwasanya Wahhabi telah dikafirkan ulama. Diantara fatwa ulama Ahlussunnah:
Imam Al Winsyarisi pernah menyebutkan fatwa Imam Al Lakhmi (Salah Satu Ulama Ahlussunnah) dalam kitabnya “Al Mi’yar Al Mu’rib Fi Fatawa Ahli Al Maghrib” bahwasanya Imam Al Lakhmi menyesatkan Firqah Wahhabiyyah. Al Winsyarisi menyebutkan:
سئل اللخمي : عن أهل بلد بنى عندهم الوهابيون مسجداً ، ما حكم الصلاة فيه ؟
Imam Al Lakmi pernah ditanya tentang suatu negeri yang disitu orang-orang Wahabiyyun membangun sebuah masjid, Bagaimana hukum shalat didalamnya?
Maka Imam Al-Lakhmi pun menjawab:
خارجية ضالة كافرة ، قطع الله دابرها من الأرض ، يجب هدم المسجد ، وإبعادهم عن ديار المسلمين
“Firqoh Wahabiyyah adalah firqoh khawarij yang sesat,semoga Allah menghancurkan mereka, masjidnya wajib untuk dihancurkan dan wajib untuk mengusir mereka dari negeri-negeri kaum muslimin “ (Al Mi’yar Al Mu’rib Fi Fatawa Ahli Al Maghrib pada 11/168)
Akan tetapi pertanyaan besar buat sang penuduh Salafiyyiin sebagai wahhabi yang sesat: “Siapakah wahhabi yang dimaksud oleh Imam Al Lakhmi diatas??” Mari kita lihat kembali kepada lembaran sejarah.
Imam Lakhmi yang menyesatkan wahhabi, beliau wafat pada tahun 478 H. Lihat pada Al Hulal As Sundusiyyah Hal. 142 dan Al A’lam Punya Imam Az Zarkali (5/148)
Dan kita lihat wafatnya Al Winsyarisi yang menyebutkan fatwa lakhmi diatas, dan ternyata beliau wafat pada tahun 914 H, sebagaimana yang tertulis pada sampul kitabnya.
Sedangkan Muhammad bin Abdul Wahhab As Salafy baru lahir pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H. Orang yang mempunyai akal tidak akan mungkin mempercayai cerita orang yang berfatwa akan kesesatan seseorang yang lahir setelahnya. Antara mereka selang 728 tahun lamanya. Imam Al Winsyarisi dan Al Lakmi Wafat Sebelum lahirnya Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab.
Lihat !! Imam Al Lakhmi berfatwa sesatnya Wahhabi sebelum lahirnya Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab. Lantas siapakah yang dimaksudkan oleh imam Al Lakhmi itu?? Yang dimaksudkan oleh Imam Al Lakhmi itu tidak lain dan tidak bukan kecuali “Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum Al Khaoriji” yang gemar untuk mengkafirkan kaum muslimin dan tidak sejalan dengan pemahamannya para sahabat.
Dia meniadakan kewajiban haji. Dan Abdul Wahhab bin Rustum wafat pada tahun 197 H / 190 H sebagaimana yang disebutkan oleh Az Zarkali. Mari kita lihat perkataan Al Faransi dalam kitabnya “Al Firaq Al Islamiyyah Fii Syamaal Ifriqiiyaa”:
فقرأ أحدهم : الوهبية أو الوهابية فرقة خارجية أباضية أنشأها عبد الوهاب بن عبد الرحمن بن رستم ، الخارجي الأباضيّ ، وسميت باسمه وهابية ، الذي عطّل الشرائع الإسلامية ، وألغى الحج ، وحصل بينه وبين معارضيه حروب
“Diantara mereka mengatakan: Al Wahbiyyah ataupun Al Wahhabiyyah sebuah firqah (kelompok) khowarij Ibadiyyah yang di dirikan oleh Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum, seorang khawarij ibadiy, Dinamakan Wahhabiyyah karena sesuai namanya, dia adalah orang yang membatalkan syariat syariat islam. Dan meniadakan kewajiban haji, dan telah banyak peperangan yang terjadi antara dia dan penentangnya.
Dan Al Faransi juga mengatakan lanjutan dari perkataan sebelumnya:
المتوفى عام 197 هـ ، بمدينة تاهرت بالشمال الأفريقي
“(Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum) wafat pada tahun 197 H, di kota tihert di Afrika Utara”
Sehingga firqah wahhabiyyah muncul dari tihert Afrika Utara sejak Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab belum lahir, dan bukanlah dari Saudi terlebih lagi dari nejd untuk menuduh Muhammad Abdil Wahhab sebagai Wahhabi sesat.
Dan ketahuilah dari berbagai fitnah yang dituduhkan oleh orang-orang yang membenci sunnah nabi shallallahu alaihi wa sallam, “bahwasanya Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab suka mengkafirkan dll” telah dibantah oleh beliau sendiri sejak zaman dahulu kala, karena tuduhan ini sudah muncul dizaman beliau, namun sebagian kaum muslimin timbulkan lagi tuduhan ini. Simaklah perkataan beliau:
(فمنها) قوله : إني مبطل كتب المذاهب الأربعة، وإني أقول إن الناس من ستمائة سنة ليسوا على شيء وإني أدعي الاجتهاد، وإني خارج عن التقليد وإني أقول إن اختلاف العلماء نقمة، وإني أكفر من توسل بالصالحين، وإني أكفر البوصيري لقوله يا أكرم الخلق، وإني أقول لو أقدر على هدم قبة رسول الله صلى الله عليه وسلم لهدمتها، ولو أقدر على الكعبة لأخدت ميزابها وجعلت لها ميزاباً من خشب وإني أحرم زيارة قبر النبي صلى الله عليه وسلم وإني أنكر زيارة قبر الوالدين وغيرهما، وإني أكفر من حلف بغير الله، وإني أكفر ابن الفارض وابن عربي، وإني أحرق دلائل الخيرات وروض الرياحين وأسمية روض الشياطين. جوابي عن هذه المسائل أن أقول سبحانك هذا بهتان عظيم. وقبله من بهت محمداً صلى الله عليه وسلم أنه يسب عيسى بن مريم ويسب الصالحين فتشابهت قلوبهم بافتراء الكذب وقول الزور. قال تعالى : (إنما يفتري الكذب الذين لا يؤمنون بآيات الله) بهتوه صلى الله عليه وسلم بأنه يقول إن الملائكة وعيسى وعزيراً قي النار. فأنزل الله في ذلك : ( إن الذين سبقت لهم منا الحسنى أولئك عنها مبعدون )
“Maka dari tuduhan dusta tersebut, perkataan mereka: Bahwasanya saya (Muhammad bin Abdil Wahhab) membatalkan kitab-kitab 4 madzhab, dan bahwasanya saya mengatakan “bahwasanya manusia semenjak 600 tahun yang lalu tidaklah diatas sesuatu (tidak mempunyai keutamaan dan tidak diatas kebenaran), dan bahwasanya saya mengakui diri saya seorang mujtahid, dan bahwasanya saya keluar dari wilayah taklid. Dan bahwasanya saya mengatakan perbedaan pendapat ulama adalah adzab, dan bahwasanya saya mengkafirkan orang yang bertawassul kepada orang-orang yang shalih, dan bahwasanya saya mengkafirkan buwaishiry karena dia mengakatakan “Wahai manusia yang paling mulia, dan bahwasanya saya mengatakan “seandainya saya mampu untuk meruntuhkan qubbah nabi maka akan aku runtuhkan, dan seandainya aku menguasai ka’bah maka aku akan mengambil pintunya dan aku akan membuatkannya pintu dari kayu,
Dan bahwa aku mengharamkan berziarah ke kuburan Nabi – Shallallahu 'Alaihi wasallam, dan bahwa aku mengingkari ziarah ke kuburan kedua orang tua dan ke yang lainnya, dan bahwa aku mengkafirkan siapa saja yang bersumpah selain dengan Allah, dan bahwa aku mengkafirkan Ibnu Faridh dan Ibnu 'Arabiy, dan bahwa aku membakar kitab Dala'ilul Khairat dan kitab Raudhur Rayyahin lalu aku menamakannya Raudhusy Syayathin.
Dan sebagai jawabanku atas masalah-masalah ini, aku katakan: "Mahasuci engkau (Allah), ini adalah kedustaan yang besar", dan dari sebelumnya ada orang yang mendustakan Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam bahwa beliau telah mencaci nabi Isa Bin Maryam, dan telah mencaci orang-orang Shalih, maka serupalah hati mereka (yakni orang yang berdusta atas Nabi dan atas Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahhab) dalam mengada-adakan kedustaan dan ucapan palsu. Allah berfirman: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang mengada-adakan kedustaanlah yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah", mereka menuduh Rasulullah dengan sesuatu yang tidak pernah beliau ucapkan, bahwa beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkata: "sesungguhnya para malaikat, Isa dan Uzair berada di dalam neraka", maka Allah pun menurunkan ayat ini: "Sesungguhnya orang-orang yang telah lebih dulu kebaikan mereka ada dari kami, mereka adalah orang-orang yang jauh dari neraka”(Ar Rasaail Asy Syakhsiyyah pada Ar Risalah Al Uulaa. Milik Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab)
Sehingga salafiyyun –diantara mereka adalah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab- bukanlah seorang takfiriy (yang suka mengkafirkan). Sehingga akidah dan manhaj syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab adalah salaf dan bukan wahhabiyyah.
Maka dari itu berkatalah Malik Abdil Aziz Alu Suud:
يسمّوننا بالوهّابيّين، ويسمون مذهبنا بالوهّابيِّ، باعتبار أنّه مذهب خاصٌّ، وهذا خطأ فاحش نشأ عن الدعايات الكاذبة الّتي كان يبثها أهل الأغراض.نحن لسنا أصحاب مذهب جديد، وعقيدة جديدة، فعقيدتنا هي عقيدة السلف الصالح، ونحن نحترم الأئمة الأربعة، ولا فرق عندنا بين مالك والشافعيِّ و أحمد وأبي حنيفة، وكلّهم محترمون في نظرنا. هذه هي العقيدة التي قام شيخ الإسلام محمد بن عبدالوهاب يدعو إليها. وهذه هي عقيدتنا، وهي عقيدة مبنية على توحيد الله عز وجل خالصة من كل شائبة منزّهة من كل بدعة، فعقيدة التوحيد هذه هي التي ندعو إليها، وهي التي تنجينا مما نحن فيه من محن وأوصاب.
“Mereka menamakan kami dengan Wahhabiyyin, dan mereka menamai madzhab kami dengan madzhab Wahhabi dalam konteks madzhab baru. Dan ini adalah kesalahan yang fatal. Muncul dari tuduhan-tuduhan dusta yang dihembuskan oleh orang-orang yang memiliki maksud. Dan kami bukanlah orang-orang yang berpegang kepada madzhab baru dan akidah yang baru. Maka akidah kami adalah akidah salafus shalih, dan kami menghormati 4 imam, dan tidak ada bedanya bagi kami antara imam Malik dan Imam Syafi’i begitu pula imam Ahmad dan Imam Abu hanifah, semuanya adalah imam yang terhormat dalam pandangan kami. Dan inilah akidah yang didakwahkan oleh syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, dan inilah akidah kami. Dan dia adalah akidah yang dibangun diatas tauhid kepada Allah dan murni dari kerancuan-kerancuan dan bersih dari segala bid’ah-bid’ah. Dan akidah tauhid yang kami dakwahkan, dan akidah inilah yang menyelamatkan kami dari cobaan-cobaan dan musibah-musibah”(Al Malik Ar Rasyid Hal. 36)
Kemudian yang tidak kalah lucunya, mereka mengatakan Ibnu taimiyyah adalah seorang wahhabi yang harus dijauhi pemikirannya sama dengan Muhammad bin Abdil Wahhab.
Maka peryataan ini sungguh menggelitik. Padahal yang duluan lahir siapa? Ibnu Taimiyyah dulu ataukah Muhammad bin Abdil Wahhab? Jelas, Syaikhul Islam ibn Taimiyyah duluan yang hidup, harusnya Muhammad bin AbdilWahhab yang diberi julukan Taimi, dan bukan Ibnu Taimiyyah yang dijuluki wahhabi.
Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat, dan ini demi tujuan untuk melepaskan tudingan dan julukan buruk yang disematkan kepada ikhwan salafiyyin secara umum dan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab secara khusus.
Abdurrahman Al-Amiry