Senin, 22 Maret 2021

Komentar saya: ‏Banyak keributan yang terjadi karena mempermasalahkan dan membesar-besarkan hal-hal yang sebenarnya tidak terlarang dalam syariat dan/atau tidak layak dipersengketakan. ‏Hal demikian itu bisa lebih terhindarkan sekiranya kita mampu bersikap LEBIH BIJAK dengan NALAR LEBIH KRITIS. ‏Allahu a'lam. * * * * ‏

Komentar saya: Banyak keributan yang terjadi karena mempermasalahkan dan membesar-besarkan hal-hal yang sebenarnya tidak terlarang dalam syariat dan/atau tidak layak dipersengketakan. 

Hal demikian itu bisa lebih terhindarkan sekiranya kita mampu bersikap LEBIH BIJAK dengan NALAR LEBIH KRITIS. 

Allahu a'lam. 

* * * * * 

Ust. Roni N. menulis: 

Berjualanlah Tanpa Membandingkan

Sebagian orang, semoga tidak banyak, berjualan (tanda kutip) dengan membandingkan.

Madu kami ini begini, berbeda dengan madu fulan atau alan.

Itu untuk urusan dunia, tidak etis.
Apalagi dalam urusan dakwah, memperjuangkan hal yang sama: mengajak manusia dalam kebaikan. Bukan konteks membandingkan kebaikan dan keburukan.

Sekolah kami gratis, tidak seperti sekolah anu, mahal.
Kajian kami kitab, tidak seperti anu yang suka tematik.
Pesantren kami padat dan gurunya fokus, tidak seperti yang lain kurang padat dan gurunya banyak kajian di luar.
Kajian kami fokus tauhid, tidak kayak anu yang tidak fokus tauhid.

Sehingga patut dipertanyakan, karena apakah kita berjuang? Apakah ingin menyaingi orang lain yang pelanggannya lebih banyak? Apakah ingin diakui sebagai yang terbaik, dst?

Semoga saja tidak.

Teruslah saja kita berdakwah, dengan cara cara yang berbeda selama tidak menyimpang, selalu ada pangsa pasar.

Tidak semua wali santri suka pesantren gratis, mereka ingin berbayar untuk fasilitas anaknya, atau ingin berinfak dengan hartanya. Toh sejatinya pun tak ada yang benar-benar gratis. Bedanya ada yang minta biaya dari wali santri, ada yang dari minta donasi ke orang-orang.

Juga tidak ada guru pesantren yang tidak fokus, mereka dua puluhan jam di pesantren, di luar hanya beberapa kali saja, tak sebanding. Bahkan pikiran fokus ke pesantren, meski raga di luar.

Juga tidak semua awam tertarik kajian kitab, tematik perlu meski kitab jauh lebih penting. Begitu pula tauhid tetap prioritas, meski dari kajian disiplin ilmu berbeda.

Sebagaimana tutur Imam Malik rahimahullah kepada Al-'Umari yang membanding-bandingkan amal kebaikan dirinya dan orang lain:

وأرجو أن يكون كلانا على خير وبر

"Aku berharap kita berdua senantiasa di atas kebaikan dan kebajikan."
Di share oleh ust adni Kurniawan 
https://www.facebook.com/1289158161/posts/10219720451783667/