Senin, 21 September 2020

Pada fardu wudu, ada empat anggota badan yang dikhususkan, yakni no 1 - 4. Apa hikmah dikhususkannya empat anggota badan tersebut? Syekh Saleh al Fawzan dalam Al Mulakhas Al Fiqhi hal. 25 - 26 beliau mengatakan:"Hikmah -wallahu a'lam- dalam mengkhususkan empat anggota badan ini dalam wudu, karena yang paling cepat bergerak untuk melakukan dosa. Maka, dengan menyucikan lahirnya merupakan peringatan agar segera menyucikan batinnya.

Wudu ...

Fardu wudu ada enam:
1. Membasuh wajah, dan termasuk darinya adalah al madhmadhah (berkumur-kumur) dan al istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung lalu mengeluarkannya).
2. Membasuh kedua tangan sampai siku.
3. Mengusap kepala seluruhnya beserta kedua telinga.
4. Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki.
5. Tertib.
6. Berurutan. (Lihat Daliil Ath Thaalib, hal. 10 karya Al Allamah Mar'i al Karmi al Hanbali)

Pada fardu wudu di atas, ada empat anggota badan yang dikhususkan, yakni no 1 - 4. Apa hikmah dikhususkannya empat anggota badan tersebut? 

Syekh Saleh al Fawzan dalam Al Mulakhas Al Fiqhi hal. 25 - 26 beliau mengatakan:

"Hikmah -wallahu a'lam- dalam mengkhususkan empat anggota badan ini dalam wudu, karena yang paling cepat bergerak untuk melakukan dosa. Maka, dengan menyucikan lahirnya merupakan peringatan agar segera menyucikan batinnya. 

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa seorang muslim itu setiap kali menyucikan salah satu anggota badan tersebut, dihilangkan darinya kesalahan yang menimpanya lantaran anggota badan tersebut. Semua kesalahannya akan keluar bersama air atau tetes terakhir dari air itu.

Kemudian, Beliau shalallahu 'alaihi wa sallam membimbing kita setelah membasuh anggota-anggota tersebut kepada pembaharuan iman dengan dua kalimat syahadat, sebagai isyarat kepada penggabungan antara dua macam taharah yakni lahir dan batin.

Lahir adalah disucikan dengan air yang tata caranya telah diterangkan oleh Allah Ta'ala dalam Kitab-Nya.

Batin adalah dengan dua kalimat syahadat yang mampu menyucikan orang dari kesyirikan.

Di akhir ayat wudu, Allah Ta'ala berfirman, 

مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

" ... Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." (QS Al Maidah: 6)

Demikianlah -wahai muslim- Allah Ta'ala mensyariatkan wudu kepadamu untuk membersihkan semua kesalahanmu, dan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu.

Renungkanlah pembukaan ayat wudu yang menggunakan panggilan mulia,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟

"Wahai orang-orang yang beriman ..."

Allah Ta'ala mengarahkan firman-Nya kepada orang-orang yang memiliki sifat beriman. Karena sesungguhnya hanya merekalah yang siap menyimak perintah-perintah Allah dan mengambil manfaat darinya. Oleh karena itu, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Tidak ada orang yang selalu memelihara wudu, kecuali seorang mukmin." (HR Ibnu Hibban (1037), Ahmad (5/282), Ibnu Majah (278), disahihkan matannya oleh Adz Dzahabi dalam Al Miizaan (6/560))." 

020142
Abahnya 'Aashim
Ustadz Nanang Ismail