Senin, 07 September 2020

Nama Ibn Numair di dalam sanad hadits, seringkali yang dimaksudkan adalah al-Hafizh 'Abdullah ibn Numair, yang disebut oleh para ulama' sebagai "wadah ilmu", dan seringkali pula yang dimaksudkan adalah putra beliau, yaitu al-Hafizh Syaikhul-Islam Muhammad ibn 'Abdillah ibn Numair, yang segenerasi dengan Imam Ahmad ibn Hanbal, rahimahumullah jami'an

Nama Ibn Numair di dalam sanad hadits, seringkali yang dimaksudkan adalah al-Hafizh 'Abdullah ibn Numair, yang disebut oleh para ulama' sebagai "wadah ilmu", dan seringkali pula yang dimaksudkan adalah putra beliau, yaitu al-Hafizh Syaikhul-Islam Muhammad ibn 'Abdillah ibn Numair, yang segenerasi dengan Imam Ahmad ibn Hanbal, rahimahumullah jami'an.

'Abdullah ibn Numair ini juga meriwayatkan dari Hanzhalah ibn Abi Sufyan. Maka hati-hati, yang dimaksud Hanzhalah di sini bukanlah putra Abu Sufyan radhiyallahu 'anhu, seorang sahabat yang kita kenal. Karena Hanzhalah putra sahabat Abu Sufyan itu mati saat Perang Badr dalam kondisi kafir. Adapun Hanzhalah yang dimaksud adalah imam ahli hadits Hanzhalah ibn Abi Sufyan al-Jamhiy al-Makkiy, yang memiliki nasab Hanzhalah ibn Abi Sufyan ibn 'Abdir-Rahman ibn Shafwan ibn Umayyah ibn Khalaf. Na'am, beliau adalah keturunan dari Umayyah ibn Khalaf, tuan dari sahabat Bilal ibn Rabah radhiyallahu 'anhu. Umayyah ibn Khalaf ini juga mati saat Perang Badr di tangan Bilal.

Dengan demikian, pada saat Perang Badr, ada Hanzhalah ibn Abi Sufyan yang mati dalam kondisi kafir, tetapi kelak ayahnya masuk Islam dan menjadi salah seorang sahabat yang mulia, dan Umayyah ibn Khalaf yang juga mati dalam kondisi kafir, tetapi kelak memiliki keturunan seorang ulama' besar bernama Hanzhalah ibn Abi Sufyan, yang dinilai tsiqah oleh para ulama', di antaranya oleh Imam Ahmad ibn Hanbal.
Ust Dr Andi oktafian Latief