Minggu, 06 September 2020

Menawar barang ( ketika membeli ) tidaklah tercela.Dan bukanlah sifat bakhil/kekikiran.Bahkan menunjukan kecerdasan atau akal yg sehat.

بسم الله الرحمن الرحيم 
< Sedikit arahan yg bermanfaat insya Allah >

Menawar barang ( ketika membeli ) tidaklah tercela.
Dan bukanlah sifat bakhil/kekikiran.
Bahkan menunjukan kecerdasan atau akal yg sehat.
Krn secara tabi'at ketika berjual beli adalah mendapatkan untung dan itu termasuk upaya menjaga harta ( menjaga harta adalah di perintah oleh syari'at) 

Oleh sebab itu para ulama dlm kitab fiqih mereka menyebutkan bahwa salah satu tanda seorang anak sudah boleh di serahkan harta nya kpd nya adalah ketika si anak sdh bagus dlm berjual beli dan bagus dlm menawar ketika membeli barang.
Nabi kita yg mulia صلى الله عليه وسلم pernah menawar harga onta kpd jabir رضي الله عنه sebagaimana dlm riwayat muslim.
Dan di sebutkan oleh para ulama seorang tabi'in yg bernama Abdulloh bin ja'far رحمه الله تعالى adalah seorang yg dermawan, tapi ketika beliau ke pasar ingin membeli sesuatu beliau menawar harga, kemudian di katakan kpd beliau :
" Kenapa anda ketika membeli barang suka menawar, tapi ketika bersedekah atau memberi orang yg meminta anda memberi nya dgn jumlah yg tidak tanggung tanggung ??
Beliau menjawab :
Karena ketika aku memberi itu bersumber akhlaq.
Tapi ketika aku menawar barang itu bersumber dari akal yg cerdas "

Telah menyebar di lisan lisan para da'i ajakan untuk tidak menawar ketika membeli dgn alasan itu temasuk sedekah.
Ini kadang di jadikan dalih oleh sebagian orang awam atau penuntut ilmu untuk menilai bahwa menawar barang ketika membeli adalah sikap kikir atau pelit atau bukan sikap yg baik sehingga banyak yg takut menawar.
La haula walaa quwwata illa billah 
Mari kita simak penjelasan dari syaikh Abdussalam Asy-syuwai'r رحمه الله تعالى berikut ini :
Ust Ilham kaning