Tahariqul Mubarok
Berkata Al Hafidz Ibnu Katsir dalam tafsir ayat ini :
هَذَا سُؤَالٌ مِنْ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ لِرَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ ، أَنْ يَشْرَحَ لَهُ صَدْرَهُ فِيمَا بَعَثَهُ بِهِ ، فَإِنَّهُ قَدْ أَمَرَهُ بِأَمْرٍ عَظِيمٍ ، وَخَطْبٍ جَسِيمٍ ، بَعَثَهُ إِلَى أَعْظَمِ مَلِكٍ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ إِذْ ذَاكَ ، وَأَجْبَرِهِمْ ، وَأَشَدِّهِمْ كُفْرًا ، وَأَكْثَرِهِمْ جُنُودًا ، وَأَعْمَرِهِمْ مُلْكًا ، وَأَطْغَاهُمْ وَأَبْلَغِهِمْ تَمَرُّدًا ، بَلَغَ مِنْ أَمْرِهِ أَنِ ادَّعَى أَنَّهُ لَا يَعْرِفُ اللَّهَ ، وَلَا يَعْلَمُ لِرَعَايَاهُ إِلَهًا غَيْرَهُ
“Ini adalah permintaan Musa Alaihis salam kepada Tuhannya ‘Azza wa Jalla. Dia memohon agar dadanya dilapangkan dalam menunaikan tugas risalah yang dibebankan kepadanya. Karena sesungguhnya ia telah diperintahkan untuk menyampaikan suatu perkara yang besar dan akan menghadapi tantangan yang berat. Dia diutus untuk menyampaikan risalah Allah kepada seorang raja yang paling besar di muka bumi di masa itu. Sedangkan raja tersebut adalah orang yang paling sewenang wenang, paling keras kekafirannya, paling banyak bala tentaranya, paling makmur kerajaannya, paling diktator, dan paling ingkar. Kemungkarannya sampai kepada batas dia mengakui tidak mengenal Allah, dan (mengajarkan) kepada rakyatnya bahwa tidak ada tuhan selain dirinya sendiri”.
Berkata Syakh As Sa’di dalam tafsiran ayat ini :
أَيْ وَسِّعْهُ وَأَفْسِحْهُ؛ لِأَتَحَمَّلَ الْأَذَى الْقَوْلِيَّ وَالْفِعْلِيَّ، وَلَا يَتَكَدَّرَ قَلْبِي بِذَلِكَ، وَلَا يَضِيقَ صَدْرِي؛ فَإِنَّ الصَّدْرَ إِذَا ضَاقَ لَمْ يَصْلُحْ صَاحِبُهُ لِهِدَايَةِ الْخَلْقِ وَدَعْوَتِهِمْ
“Yaitu lapangkan dan luaskanlah, untuk menghadapi gangguan yang menyakitkan baik secara ucapakan atau perbuatan, dan janganlah Engkau menjadikan hatiku keruh, jangan pula sempit. Karena sesungguhnya jika dada sempit niscaya seseorang tidak dapat memberikan hidayah dan berdakwah kepada orang lain”.
WaAllahu A'lam.
Ustadz Muhammad Alif lc