Meninggal Dunia Tetapi Pahala Mengalir Tiada Henti
Ingin sedekah, zakat, infaq...
Tetapi tidak memiliki kecukupan harta.
Bukan berarti tidak ada kesempatan beramal kebaikan, bukan juga berarti tidak ada harapan mencapai kedudukan mulia.
Ibnul Mubarak rahimahullah menuturkan:
لا أعلم بعد النبوة درجة أفضل من بث العلم
"Aku tidak mengetahui setelah kenabian kedudukan yang lebih utama dibandingkan menyebarkan ilmu". (Tahdzib Al-Kamal 16/20)
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan:
"Dermawan dengan menyebarkan ilmu adalah termasuk tingkatan tertinggi dalam kedermawanan. Berderma dengan ilmu lebih utama daripada harta, karena ilmu lebih mulia dibandingkan harta". (Madarij As-Salikin 2/217)
Jika ingin pahala mengalir tiada henti...
Walaupun nyawa telah terpisah dari badan, meskipun tubuh tak kuasa melakukan apapun. Maka sebarkanlah ilmu, selama ilmu tersebut bermanfaat.
Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan:
من أحب أن لا ينقطع عمله بعد موته فلينشر العلم
"Siapapun yang ingin amalnya tidak terputus setelah kematiannya, maka hendaknya ia menyebarkan ilmu". (At-Tadzkirah hlm. 55)
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
من دل على خير فله مثل أجر فاعله
"Siapa saja orang yang menunjukkan orang lain kepada kebaikan, maka ia mendapat pahala semisal pahala orang yang melakukannya". (Riwayat Muslim 1893)
Ilmu semakin dibagikan, maka semakin bertambah. Justru jika disimpan, ilmu tersebut berkurang.
يزيد بكثرة الإنفاق منه
وينقص إن به كفا شددتا
Jika kita cermati, lafal-lafal di atas menunjukkan bahwa siapa saja yang "menyebarkan" ilmu, atau "mengarahkan" seseorang pada kebaikan, sudah masuk dan mendapatkan keutamaan yang agung, jadi tidak mesti dengan "mengajarkan".
t.me/catatanringkas
Ust Adityatria bahari