Solusi biar ngutangin gak bikin sakit hati:
"Tanyakan dan Survey Keperluannya", itu kuncinya.
1. Jika seseorang berhutang untuk keperluan yang sangat mendesak terkait kebutuhan pokok, seperti untuk makan, maka kasih aja 50, 100 sampai 200 ribu secara gratis, niatkan sedekah.
2. Jika seseorang berhutang untuk hal mendesak, namun dengan jumlah yang cukup besar seperti biaya rumah sakit, maka lihat kemampuan kita, kalau sanggup memberi maka berikan secara gratis, kalaupun berniat ngutangin maka jangan terlalu berharap untuk kembali tetapi niatkan sedekah, sambil bantu dia dengan menggalang donasi online maupun offline dengan inisiatif sendiri.
3. Jika seseorang berhutang untuk membuka usaha, nah dalam kondisi ini lebih baik akad mudhorobah saja (bagi keuntungan / hasil), dengan kesiapan untuk menanggung resiko bersama, kalau untung maka dibagi hasil, kalau bangkrut maka jangan berharap uang kembali. Kalau tidak siap dengan akad mudhorobah maka sebaiknya jangan ngutangin, kecuali jika siap untuk kecewa.
4. Jika seseorang ngutang dengan alasan untuk "Bayar Cicilan / Kredit mobil, motor, perabot, panci, kompor, dll", maka ini solusi yang paling baik adalah untuk tidak memberikan hutang kepadanya, karena di sana aja dia sedang ngutang masa mau buka cabang hutang lagi di sini. Sambil nasehatin dia bahwa Allah tidak membebani kita di luar kemampuan kita, kalau kesanggupan kita baru pakai sepeda ya jangan paksakan beli motor apalagi mobil, hiduplah sesuai kemampuan kita. (Alhamdulillah motor pertama ana di jkt astrea prima seken senilai 1,5 jt / satu juta lima ratus ribu rupiah-dipakai selama 1 tahun, itupun setelah 6 bulan naik kendaraan umum, Alhamdulillah ala kulli haal).
========
Survey, dan tanyakan keadaan dia kepada orang-orang dekatnya.
Ctt: Ini hanya solusi pribadi, bukan paksaan
Ustadz Hafzan El Hadi