Kamis, 20 Februari 2020

Sesi #03Jadilah SALAFI

Sesi #03
Jadilah SALAFI

Perhiasan Kedua: 
Jadilah SALAFI SEJATI

Mengikuti jalan salafush shalih dalam tauhid, ibadah, muamalat, dan lainnya.
Secara bahasa, salaf artinya yang sudah lewat, lampau, terdahulu. 

Secara istilah, as-salaf adalah generasi awal dari umat ini yaitu para sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kalangan Muhajirin dan Anshar, serta orang yang mengikuti mereka dengan baik dari para tabiin, tabiut tabiin, dan para imam dan tokoh ulama kaum muslimin. 

Semua yang mengikuti para salaf secara bahasa disebut SALAFI karena menisbatkan dirinya pada salafush saleh. 

Istilah lainnya adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah. 
Mereka adalah yang berada di atas jalan hidup Rasulullah dan para sahabatnya, mengikuti cara beragama mereka. Disebutkan ahlus sunnah karena mereka keteguhan mereka dalam mengikuti sunnah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sunnah yang dimaksud adalah ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam secara total, baik yang hukumnya wajib, sunnah, dan mubah.
Mereka juga digelari Al-Jamaah.
Disebut Al-Jamaah karena mereka adalah orang-orang yang berkumpul di atas kebenaran, dan tidak berpecah belah dalam agama mereka. Berjamaah di sini artinya berjamaah secara ideologi, pemikiran, akidah. Walaupun mereka hanya seorang diri di tengah masyarakatnya. Ahlus Sunnah wal Jamaah bukan berarti harus kumpul secara fisik pada suatu tempat. 

Perpecahan itu hakikatnya ketika seseorang menyelisihi apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. 

Pada asalnya umat ini adalah umat yang satu dengan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Perpecahan itu baru muncul kemudian hari. Khawarij, Mutazilah, Syiah, Jahmiyah, Sufiyah itu baru muncul belakangan.

Al-Jamaah juga bermakna berada di bawah kepemimpinan yang benar di suatu daerah atau wilayah. Berarti al-jamaah akan menaati pemimpin yang sah, tidak memberontak kepadanya.

Bisa juga disebut al-jamaah karena mengikuti ijmak salaful ummah.
Namun yang paling inti adalah berjamaah secara ideologi, itulah yang dimaksud al-jamaah.

Mereka juga disebut Ahlul Hadits, ini sinonim dari Ahlus Sunnah. Juga disebut pula Ahlul Atsar, Ahlul Ittiba’. 

Hadits dan atsar adalah apa pun yang dinisbatkan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat-sifat Rasulullah.

Disebut Ahlul Ittiba’ karena hakikatnya beragama itu mengikuti, bukan berkreasi.

Dalam ayat disebutkan:
اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ ۗ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ 
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).” (QS. Al-A’raaf: 3)

Juga dalam ayat lainnya,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ 
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)

Dari dua ayat ini dapat disimpulkan bahwa Ahlus Sunnah itu disebut juga dengan Ahlul Ittiba’ karena pada dasarnya kita beragama itu dengan “mengikuti”.
Mereka juga disebut dengan Ath-Thaifah Al-Manshurah, golongan yang ditolong oleh Allah.
وأخرجه مسلم (1920) من حديث ثوبان، رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ".
“Akan senantiasa ada dari umatku ini orang-orang yang senantiasa berada di atas al-haqq (kebenaran). Mereka tidak akan dicelakai, oleh orang-orang yang menyelisihi atau tidak mau menolong mereka sampai Allah menurunkan keputusannya.” (HR. Muslim, no. 1920)

Mereka juga disebut Al-Firqah An-Najiyah, golongan yang selamat. Karena nabi mengatakan bahwa umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan.