Sesi #06
Menjaga Muru-ah dan Berjiwa Ksatria
Kedelapan: Berhiaslah dengan kesopanan (muruah).
Muruah itu dijelaskan oleh para fuqaha dalam kitab fikih saat membahas syahadat (persaksian), pengertiannya adalah mengerjakan sesuatu yang memperindah dan menjauhkan diri dari segala yang merusak. Berarti segala sesuaut yang bagus yang membuat kita disanjung orang lain, itulah muruah, walaupun itu tidak termasuk dalam ibadah. Sedangkan yang berbeda dengan itu namanya “khawarim al-muruah”.
Contoh muruah yang disampaikan oleh Syaikh Bakr Abu Zaid adalah berbagai akhlak mulia seperti:
• - Wajah berseri
• - Menyebarkan salam
• - Berlapang dada
• - Semangat namun tidak fanatik pada suku atau kelompok
• - Semangat membela kebenaran (bukan membela kejahiliyahan)
Contoh yang masuk khawarim al-muruah:
• - Perbuatan hina dan buruk seperti ujub, riya’, sombong, angkuh, merendahkan orang lain
• - Mendatangi tempat-tempat yang mengandung kecurigaan
Berakhlak mulia menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Syarh Hilyah Thalib Al-‘Ilmi (hlm. 52) adalah berakhlak dengan akhlak yang fadhilah (utama), yang menggabungkan antara keadilan dan ihsan (berbuat baik), ia bersikap tegas pada tempatnya, dan bersikap lemah lembut serta memudahkan pula pada tempatnya.
Kesembilan: Berjiwa ksatria.
Seperti:
• - Berani
• - Teguh dalam berpegang pada kebenaran
• - Akhlak mulia
• - Bersedia berkorban dalam jalan kebaikan
Sifat yang bertentangan dengan ini:
• - Lemah hati
• - Kurang sabar
• - Akhlak buruk