Kamis, 20 Februari 2020

Sesi #02Jadikanlah Menuntut Ilmu itu Ibadah

Sesi #02
Jadikanlah Menuntut Ilmu itu Ibadah

Perhiasan Pertama: 
Jadikan menuntut ilmu itu ibadah

Sebagian ulama sampai-sampai mengatakan: Al-‘ilmu shalatus sirri wa ‘ibadatul qolbi (ilmu itu adalah shalat sirr dan ibadah hati).
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Ilmu itu adalah ibadah tanpa diragukan lagi, bahkan menuntut ilmu adalah semulia-mulianya ibadah dan termasuk ibadah yang paling afdal sampai-sampai Allah menjadikan dalam kitab-Nya sebagai bagian dari jihad di jalan Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122). Berarti ada yang tidak ikut berjihad karena thalabul ilmi untuk memberi peringatan pada yang tidak berangkat. 
Dalam hadits dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari, no. 71 dan Muslim, no. 1037). Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Al-fiqhu adalah ilmu tentang syariat. Masuk dalam istilah adalah ilmu akidah, tauhid, dan selain dari itu.” (Syarh Hilyah Thalib Al-‘Ilmi, hlm. 15)

Syarat ibadah adalah (1) diniatkan ikhlas karena Allah; (2) mengikuti ajaran dan jejak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam secara murni.

Yang dimaksud ikhlas dalam belajar -sebagaimana kata Syaikh Sholih Al-’Ushaimi-:
a- Belajar agama untuk menghilangkan kebodohan pada diri sendiri.
b- Belajar agama untuk menghilangkan kebodohan pada orang lain.
c- Belajar agama untuk menghidupkan dan menjaga ilmu.
d- Belajar agama untuk mengamalkan ilmu.

Bentuk tidak ikhlas dalam belajar jika niatnya:
1. Riya’, kemaksiatan yang paling nista.
2. Ingin menonjolkan diri (mencari popularitas).
3. Mengalahkan teman.
4. Menjadikan ilmu sebagai ambisi untuk mendapatkan dunia: jabatan, uang, kehormatan, ketenaran, pujian, atau menarik perhatian orang lain.

Bagaimana kita bisa ikhlas?
- Milikilah rasa takut kepada Allah
- Bergantung penuh kepada Allah.

Nasihat punya pengaruh kuat kalau yang menyampaikan itu ikhlas.