Minggu, 04 Juni 2023

Wahai Syeikh, kami melihat banyak orang sdah tahu haromnya mencukur jenggot, merokok dan kehoroman lainnya akan tetapi mereka tidak mau meninggalkannya, apa penyebab hal tersebut dan apa solusi dari fenomena seperti ini?

 Ada yang bertanya kepada Syeikh Sholeh Al'Utsaimin:

Wahai Syeikh, kami melihat banyak orang sdah tahu haromnya mencukur jenggot, merokok dan kehoroman lainnya akan tetapi mereka tidak mau meninggalkannya, apa penyebab hal tersebut dan apa solusi dari fenomena seperti ini?
Syeikh menjawab :
Penyebab hal tersebut karena :
📑Mengikuti hawa nafsu. Orang yg mengikuti hawa nafsu adalah Orang yang tidak memiliki ketakwaan. Dimana ketakwaan itu pengontrol dan penghalang dirinya untuk menjauhi keharoman. Maka seseorang harus selalu menghisab dirinya, bahwa ia akan kelak kembali pada Rob-nya. Dan ia (harus menyadari) bahwa sepanjang waktu hawa nafsu akan mengalahkan dan menyuruh dirinya untuk mengajak kepada keharoman.
📑Syaiton menggoda hatinya, menjadikan kemaksiatan tersebut itu tampak kecil. Dan Nabi shollahualaihiwasallam telah memperingatkan dari meremehkan dosa. Beliau Shollahualaihiwasallam berkata
( إياكم ومحقرات الذنوب، فإنما مثل ذلك كمثل قوم نزلوا أرضا فأتى هذا بعود وهذا بعود ثم إذا جمعوا حطبا كثيرا وأضرموا نارا كثيرا)
“Waspadalah kalian dari dosa-dosa yang dianggap sepele. Karena ia ibarat suatu rombongan yang singgah di suatu tempat. Lantas laki-laki tersebut datang membawa ranting dan laki-laki yang lain pun datang membawa ranting. Kemudian mereka mengumpulkan kayu bakar yang banyak dan menyalakan api yang besar.” (HR. Ahmad).
Beginilah dosa-dosa yang disepelekan. Terlihat kecil padahal ini adalah dosa besar yang membinasakan. Hatta walaupun itu dosa kecil tetap tidak boleh diremehkan. Karena kata ulama dosa besar adalah dosa-dosa kecil yang diremehkan dikerjakan terus menerus.
📑Sedikitnya Amar Ma'ruf nahi Munkar ditengah-tengah orang tersebut. Seandainya setiap dari kita apabila melihat kemungkaran pada saudaranya langsung membimbing dan menjelaskan bahwa itu diharomkan dalam agama, maka klo ia berakal yang ia akan sadar dan akan berubah.
(Diambil dari kitabul ilmi Syeikh Sholeh Al-Utsaimin)
ustadz ipan