Minggu, 04 Juni 2023

KISAH BELIAU BERSAMA SYEKH AL-ALBANI Kitab ini disusun oleh seorang ulama dari Yordania,beliau adalah Syekh Doktor Basim bin Faishal Al-Jawabiroh,Guru besar fakultas hadits,di universitas Yordania.

 SEKILAS TENTANG KITAB

التكفير في ضوء السنة النبوية
DAN PENULISNYA
KISAH BELIAU BERSAMA SYEKH AL-ALBANI
Kitab ini disusun oleh seorang ulama dari Yordania,beliau adalah Syekh Doktor Basim bin Faishal Al-Jawabiroh,Guru besar fakultas hadits,di universitas Yordania.
Judul kitab beliau ini mengingatkan kita akan perjalanan beliau mengenal manhaj salaf,sebagaimana yang pernah beliau kisahkan sendiri di negri ini,bahwa ketika beliau masih muda,beliau terkena pemahaman takfiri (mengkafirkan penguasa kaum muslimin,berikut para menteri dan para aparat keamanan,serta segenap rakyat yang tidak mengkafirkan penguasanya),bahkan saat itu beliau berkeyakinan bahwa shalat dibelakang kaum muslimin yang tidak sepaham dengan pemikirannya tidaklah sah.
Beliau juga menuturkan bahwa awal kembalinya beliau kepada pemahaman yang benar adalah karna berdebat dengan Syekh Al-Albani,beliau beserta kawan-kawannya yang berfaham takfiri mendatangi syekh Albani untuk berdebat,dan setelah beberapa kali pertemuan dada beliaupun lapang menerima penjelasan syekh albani dan meninggalkan pemikiran takfirnya.
Menariknya saat beliau dan kawan-kawannya bertamu dirumah syekh Al-Albani,mereka enggan di imami shalat oleh Syekh Al-Albani karna mereka meyakini beliau telah kafir,namun syekh Al-Albani tidak mengkafirkan mereka,Dan beliau shalat menjadi makmum saat itu diimami oleh salah seorang mereka.
SEKILAS TENTANG KITAB
Kitab ini salah satu kitb terbaik dalam pembahasan ini, dan berhasil mendapat penghargaan dalam ajang Amir Nayif bin Abdul Aziz Alu su'ud Al -'aalamiyah Lissunnati An-nabawiyah, kerajaan Arab Saudi,pada tahun 1427H.
SEBAB PENULISAN KITAB
Beliau bertutur:
Saya menulis kitab ini dahulu dengan niat mengumpulkan riwayat-riwayat yang menyebutkan tentang kekufuran dengan tujuan untuk membantah firqoh yang menyimpang yang tidak bisa membedakan mana kufur kecil dan mana kufur besar.
Dengan sekedar mengumpulkan riwayat-riwayat tersebut,ternyata sangat tampak jelas bagi orang yang jujur mencari kebenaran bahwa kekufuran itu ada dua; kufur kecil dan kufur besar.
AWAL KEMUNCULAN PEMIKIRAN TAKFIR
Takfir pada ummat ini dipelopori pertama kali oleh kelompok khowarij.
Para ulama berbeda pendapat tentang awal kemunculan kelompok ini.
Pendapat pertama mengatakan: kelompok khowarij sudah ada sejak zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam,dan ini terlihat ketika Nabi membagi hasil rampasan perang Hunain kepada para sahabat yang baru masuk islam semisal Abu sufyan dan yang lainnya,dimana Nabi memberikan mereka masing-masing 100 ekor unta.
Lalu berkatalah seseorang bernama Dzul khuwaeshiroh kepada Nabi; Wahai Muhammad berlaku adillah engkau,
Maka Nabi berkata: siapakah yang adil kalau aku tidak berlaku adil?
Inilah pertama kali nabi dituduh zalim oleh sesorang,dan tentu ini adalah bentuk kekufuran.
Sehingga Umar yang melihat peristiwa itu berkata: wahai Rasulullah izinkan aku memenggal kepala orang itu.
Tapi Nabi melarang Umar,sambil mengatakan: kalau engkau membunuhnya sekarang,orang-orang akan berkata Muhammad begitu tega membunuh sahabatnya sendiri.
Ini menunjukkan bahwa menjaga citra islam dimata manusia itu penting,meskipun sebenarnya orang itu pantas untuk dibunuh,namun kenapa Nabi larang? Agar nama baik islam ini tetap terjaga.
Lalu Nabi mengatakan: akan keluar dari keturunan orang ini( Zdul khuwaeshiroh) orang-orang yang rajin beribadah sampai engkau akan meremehkan solatmu dibandingkan dengan solat mereka,demikian pula dalam hal puasa.
Namun mereka keluar dari Islam seperti keluarnya anak panah dari busurnya.
Pendapat kedua mengatakan: bahwa kelompok khowarij muncul secara nyata pada zaman pemerintahan sahabat yang mulia Ali bin abi thalib,tepatnya ketika Ali bersedia menyerahkan keputusan damai (kepada 2 sahabat yaitu Abu musa al-Asy'ary dan Amr bin 'Ash),sehingga orang-orang khowarij pun memisahkan diri dari barisan Ali,serta mengkafirkannya.
Mereka sempat didatangi dan dinasehati oleh Ibnu Abbas,(sehingga sekitar 4ribu orang bertaubat dan kembali kepada kebenaran ).
Dan kebanyakan yang termakan dengan pemikiran ini adalah para pemuda yang bermodalkan semangat yang tinggi namun miskin akan ilmu,dan cenderung menjauh dari para ulama kibar(senior).
Mataram,5 juni 2023
Sesi pertama,Dauroh Syar'iyyah ke 5
Diterjemahkan secara makna oleh:
Mustaan Abu Nabilah