Jumat, 09 Juni 2023

Bahkan Kedua Tangan-Nya Terbuka Lebar

"Bahkan Kedua Tangan-Nya Terbuka Lebar"

Kedua tangan Allah terbuka lebar karena lantaran hebatnya kedermawanan dan banyaknya karunia-Nya. Di ayat ini, juga ayat-ayat yang lain, Allah Ta'ala menetapkan bahwa Dia memiliki tangan (secara hakiki).

Namun, ada sebagian orang jahil yang menjadikan ayat ini sebagai hujah bahwa Allah memiliki jism (fisik seperti makhluk). Sebaliknya, ada juga kelompok yang menafikan itu; mereka meyakini bahwa Allah memiliki tangan, tapi maknanya adalah qudrah (kekuasaan).

Kedua kelompok ini tidak sadar bahwa apa yang mereka klaim ini menjadikan mereka menafikan secara mutlak sifat Allah yang Dia sudah tetapkan untuk Zat-Nya Yang Mahaagung, dan mereka memaknainya dengan makna yang tidak semestinya.

Mereka telah luput bahwa sebenarnya semua sifat yang Allah Ta'ala sebutkan untuk Zat-Nya; seperti tangan, mata, wajah dan sifat-sifat lain-Nya = itu ada pada Zat-Nya secara hakiki, tapi berbeda dengan sifat-sifat yang maklum pada makhuk sesuai firman-Nya: "Dia (Allah) tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya."

Maknanya: Allah ingin memperkenalkan pada manusia tentang sifat-sifat-Nya, agar mereka bisa mengenal-Nya sebagaimana mereka mengenal wujud-Nya dengan ragam ciptaan-Nya. Sehingga Dia mengabarkan bahwa Zat dan sifat-Nya Mahasempurna, tidak seperti milik makhluk.

Seandainya penetapan adanya tangan Allah itu secara hakiki adalah kesesatan dan mencoreng Zat Allah; maka Allah sendiri mustahil untuk menetapkannya untuk diri-Nya sendiri. Sungguh, menafikan hakikat tangan dari Allah adalah wujud mencoreng wujud sifat yang Allah Ta'ala sendiri tetapkan untuk diri-Nya.

Juga, menakwilkannya dengan makna "kekuasaan" sesuai selera kita adalah bentuk berbicara tentang Allah seenaknya; karena Dialah yang paling tahu maksud dari firman-Nya. Tidak pantas seorang insan mereka-reka makna ucapan orang lain dan memaksakan makna itu padanya, dan ini terlebih tidak pantas bila mereka-reka makna firman Allah dan memaksakan bahwa makna "tangan-Nya" adalah kekuasaan-Nya.

Sungguh, Mahasuci Engkau, wahai Allah!

[ Ringkasan Tafsir QS. Al-Maidah: 64: Kyai Abdul Hamid Khatib Minangkabau -rahimahullah- ]
Ustadz maulana