Tidak ada ulama yang membolehkan menyentuh wanita non mahram
Dalam Mausu'ah Fiqhiyyah Kuwaitiyah disebutkan:
لا خلاف بين الفقهاء في عدم جواز مس وجه الأجنبية وكفيها، وإن كان يأمن الشهوة، لقول النبي صلى الله عليه وسلم: (من مس كف امرأة ليس منها بسبيل، وضع على كفه جمرة يوم القيامة).
"Tidak ada perbedaan pendapat di antara ulama tentang terlarangnya menyentuh wajah dan telapak tangan wanita non mahram. Walaupun tidak terdapat syahwat. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu'alahi Wasallam: "Siapa yang menyentuh tangan wanita yang tidak halal, Allah akan taruh pada tangannya bara api neraka di hari Kiamat""
ولانعدام الضرورة إلى مس وجهها وكفيها؛ لأنه أبيح النظر إلى الوجه والكف - عند من يقول به - لدفع الحرج، ولا حرج في ترك مسها، فبقي على أصل القياس.هذا إذا كانت الأجنبية شابة تشتهى.
"Karena tidak adanya kondisi darurat untuk menyentuh wajah dan telapak tangan wanita non mahram. Berbeda dengan memandang, dibolehkan (oleh sebagian ulama) untuk memandang wajah dan telapak tangan wanita non mahram untuk mencegah kesulitan. Sedangkan tidak ada kesulitan jika tidak menyentuh wanita non mahram. Maka hukum haram tetap berlaku. Ini jika wanita yang dimaksud adalah wanita non mahram yang masih belum tua".
أما إذا كانت عجوزا، فلا بأس بمصافحتها ومس يدها، لانعدام خوف الفتنة. بهذا صرح صاحب الهداية من الحنفية، والحنابلة في قولٍ، إن أمن على نفسه الفتنة. وذهب المالكية والشافعية إلى تحريم مس الأجنبية من غير تفرقة بين الشابة والعجوز
"Adapun jika wanita tersebut sudah tua renta, maka tidak mengapa bersalaman dengannya dan menyentuh tangannya. Karena tidak ada kekhawatiran adanya godaan di sana. Ini ditegaskan oleh penulis kitab Al Hidayah dari madzhab Hanafi. Dan juga salah satu pendapat dalam madzhab Hanabilah. Dengan syarat selama aman dari fitnah (godaan). Adapun Malikiyah dan Syafi'iyah mengharamkan menyentuh wanita non mahram secara mutlak tanpa membedakan muda dan tua".
(Mausu'ah Fiqhiyyah Kuwaitiyah, 29/296).
Namun anehnya, di zaman sekarang yang tidak mau bersentuhan dengan wanita non mahram (yang belum tua) justru di anggap aneh dan ekstrem. Padahal itu kesepakatan semua madzhab.
Sedangkan tokoh agama yang bersalaman dengan wanita non mahram justru dianggap bijak, toleran dan moderat. Padahal itu kekeliruan dan penyimpangan.
Hanya kepada Allah lah kita memohon pertolongan.
***
Join channel telegram @fawaid_kangaswad