Jumat, 23 Desember 2022

COCOKOLOGI DALAM MEMAHAMI DALIL

COCOKOLOGI DALAM MEMAHAMI DALIL

Memahami alquran dan as sunnah mesti dengan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf, pemahaman tiga generasi islam terbaik (sahabat, tabi'in dan tabiuttabi'in). Bukan dipahami oleh akal, perasaan dan hawa nafsunya. Atau dengan metode cocokologi. Kalau demikian, maka akan tersesat dari jalan yang benar. 

Allah Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. An Nisa 115).

Berkata Syekh As Sa'di rahimahullah :

أي: ومن يخالف الرسول صلى الله عليه وسلم ويعانده فيما جاء به { مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى ْ} بالدلائل القرآنية والبراهين النبوية. { وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ ْ} وسبيلهم هو طريقهم في عقائدهم وأعمالهم { نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى ْ} أي: نتركه وما اختاره لنفسه، ونخذله فلا نوفقه للخير، لكونه رأى الحق وعلمه وتركه، فجزاؤه من الله عدلاً أن يبقيه في ضلاله حائرا ويزداد ضلالا إلى ضلاله. كما قال تعالى: { فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ْ}

Maksudnya, barangsiapa yang menyelisihi Rasulullah dan membangkang terhadap apa yang dibawa olehnya, “sesudah jelas kebenaran baginya” dengan dalil-dalil ALQURAN dan penjelasan ASSUNNAH, “dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang Mukmin (para sahabat),” jalan mereka adalah cara mereka dalam berakidah dan beramal, “Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu,” yaitu Kami membiarkannya dengan apa yang dipilih untuk dirinya dan Kami menghinakannya, Kami tidak membimbingnya kepada kebaikan, karena ia telah menyaksikan kebenaran dan mengetahuinya, namun tidak mengikutinya, maka balasan baginya dari Allah adalah sebuah keadilan yaitu membiarkannya tetap dalam kesesatannya dengan kondisi bingung hingga kesesatannya bertambah di atas kesesatan, sebagaimana Allah berfirman, " Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (Ash-Shaff:5). (Tafsir As Sa'di).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

من ظن أنه يأخذ من الكتاب والسنة بدون أن يقتدي بالصحابة ويتبع غير سبيلهم، فهو من أهل البدع.

“Siapa yang menyangka bahwa dia cukup mengambil al-Qur’an dan as-Sunnah tanpa perlu meneladani para Shahabat dan dia mengikuti selain jalan yang mereka tempuh, maka dia termasuk ahli bid’ah.” (Mukhtashar al-Fatawa al-Mishriyyah, hlm. 556)

Dan Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

نعم،من خالف الكتاب المستبين والسنة المستفيضة او ما أجمع عليه سلف الأمة خلافا لا يعذر فيه فهذا يعامل بما يعامل به اهل البدع"(الفتاوى:٢

“Na'am, siapa saja yang menyelisihi Al-Kitab (alquran) yang sangat jelas dan As-Sunnah yang terperinci atau apa yang menjadi kesepakatan salaf, maka tidak ada udzur padanya dan dia disikapi seperti menyikapi ahli bid’ah.” (Majmu’ Al-Fatawa 24/172).

Dan Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

مَنْ عَدَلَ عَنْ مَذَاهِبِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَتَفْسِيرِهِمْ إلَى مَا يُخَالِفُ ذَلِكَ كَانَ مُخْطِئًا فِي ذَلِكَ بَلْ مُبْتَدِعًا وَإِنْ كَانَ مُجْتَهِدًا مَغْفُورًا لَهُ خَطَؤُهُ.

“Siapa yang berpaling dari madzhab Shahabat dan Tabi’in serta berpaling dari tafsir mereka kepada hal-hal yang menyelisihinya, maka dia salah dalam hal tersebut, bahkan dia menjadi mubtadi’ walaupun dia seorang mujtahid yang jika berijtihad pada perkara-perkara yang jika salah akan diampuni kesalahannya.” (Majmu’ Al-Fatawa 13/361).

Contoh pemahaman terhadap ayat-ayat  alquran yang tidak sesuai dengan pemahaman para salaf.

> Allah Ta'ala berfirman :

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Surah Thaha 14).

Orang-orang shufi ekstrim dan para pemimpinnya menafsirkan dan memahami ayat ini, bahwa kalau sudah ingat Allah atau istilah jawa sudah ILING, tidak perlu lagi shalat, yang masih shalat itu masih tingkatkan syariat, tingkatan paling rendah menurut mereka.

> Dan Allah Ta'ala berfirman :

وَٱلسَّلَٰمُ عَلَيَّ يَوۡمَ وُلِدتُّ وَيَوۡمَ أَمُوتُ وَيَوۡمَ أُبۡعَثُ حَيّٗا

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Surah Maryam, Ayat 33).

Orang liberal memahami bahwa ayat ini sebagai dalil bolehnya ucapan selamat natal.

> Dan Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلصَّٰبِـِٔينَ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Sabi'in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan amal shaleh, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (Surah Al-Baqarah 62).

Orang liberal memahami ayat ini bahwa orang-orang Nasrani dan Yahudi, yang terdahulu maupun sekarang, mendapatkan juga pahala.

> Dan Allah Ta'ala berfirman, 

يَوۡمَ نَدۡعُوۡا كُلَّ اُنَاسٍۢ بِاِمَامِهِمۡ‌ۚ... 

Pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan imamnya (pemimpinnya..). QS. Al-Isra Ayat 71

Islam jamaah memahami ayat ini bahwa mesti punya Imam, mesti berbaiat dengan Imam mereka, kalau tidak punya imam bisa celaka di akhirat. 

> Allah Ta'ala berfirman, 

وَٱقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ ۚ 

Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah).. (Surah Al-Baqarah Ayat 191).

Ayat ini dipahami oleh orang Khawarij untuk membunuh orang kafir, dalam keadaan perang maupun dalam keadaan damai dimana saja menjumpai mereka. Bahkan orang islam yang tidak satu golongannya, dikafirkan juga, sehingga halal juga darahnya. 

> Allah Ta'ala berfirman, 

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا (22) فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا...... 26

Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma,ia berkata, "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.”....Surah Maryam 23-26.

Ini dalil cara persalinan yang sesuai dengan syariat, oleh para praktisi, tabib pengobatan alternatf. 

> Dan Allah Ta'ala berfirman, 

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ 

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Surah Al Hadid 4. 

Ini ayat dijadikan dalil oleh orang-orang tasawuf bahwa Allah ada dimana-mana. 

Dan masih banyak lagi dalil-dalil, baik berupa ayat-ayat Allah maupun sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang dijadikan dalil dalam amaliyahnya yang dipahami oleh akal, perasaan dan hawa nafsunya, bukan bagaimana para salaf memahami dalil-dalil tersebut. 

AFM 

Copas dari berbagai sumber 

https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2022/12/cocokologi-dalam-memahami-dalil.html