Ribath ada dua macam :
1. Ribath, siap siaga menjaga perbatasan negri kaum muslimin atau siap siaga di medan jihad dari serangan musuh.
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ribath (berjaga-jaga di perbatasan) sehari semalam lebih baik daripada puasa dan shalat malam sebulan penuh, jika dia meninggal maka amalannya senantiasa mengalir sebagaimana yang pernah dia amalkan, mengalir pula rizkinya dan terbebas dari fitnah." (HR. Muslim)
2. Ribath, siap siaga dalam menjaga ketaatan dan diatas kebenaran.
أَلَا أَدُلّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَع بِهِ الدَّرَجَات ؟ قَالُوا : بَلَى يَا رَسُول اللَّه قَالَ : إِسْبَاغ الْوُضُوء عَلَى الْمَكَارِه وَكَثْرَة الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِد وَانْتِظَار الصَّلَاة بَعْد الصَّلَاة فَذَلِكُمْ الرِّبَاط
“Maukah kutunjukkan kepadamu apa yang dapat menghapus dosa dan meningkatkan derajat?” Para sahabat menjawab, “Baik wahai Rasulullah!” Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudhu di saat kesukaran, memperbanyak langkah kaki ke masjid, menunggu shalat (berikutnya) sesudah menunaikan shalat. Itulah ribath.” (HR Muslim)
Abdullah Bin Mubarak rahimahullah berkata :
رابط بنفسك على الحق حتى تقيمها على الحق ، فذلك أفضل الرباط
“Jagalah dirimu utnuk senantiasa di atas kebenaran, hingga tegak di atas kebenaran. Itulah seutama utama ribath!" (Hilyatul Auliya)
Di perbatasan Yaman & Oman
Ustadz ridwan abu raihana