Senin, 19 Desember 2022

BELAJAR YAKIN

BELAJAR YAKIN

Tingkatan tertinggi iman adalah hadirnya”yakin” dalam diri seorang mukmin, sehingga ia benar-benar melihat janji Allah ada di depan matanya.

Janji Allah itu benar adanya, hanya saja kabus yang menutup iman menjadi penghalang hadirnya yakin di hati.

Yakin di dalam dada Khalilullah-Ibrahim- yang membuat iya nyaman manakala dicampakkan Namrud ke dalam api, bahwa Allah pasti kan selamatkannya.

Yakin yang membuncah dalam dada Kalimullah-Musa- yang membuat ia tenang melihat jalan buntu di depan lautan, sementara  Firaun dan Bala tentaranya sudah terlihat dibelakang,bahwa Allah akan menyelamatkannya. 

Yakin Ibunda Hajar-Uminya Ismail- bahwa Allah tidak aka menyia nyiakannya , meski di tinggal di lembah gersang tak ada padanya kehidupan, yang membuat ia selamat dan menjadi orang pertama yang mendiami Tanah Haram yan padanya ada Baitullah.

YAKIN DALAM BERINFAQ

Sering seseorang berinfaq untuk agama Allah diuji keimanannya, apakah benar Allah kan menggantikan apa yang dia Infaqkkan di Jalan Allah? Sementara hartanya sudah menipis bahkan habis, tetapi janji Allah tak kunjung muncul juga. 

Dalam kondisi kritis itulah “ilmu tentang yakin” kita kan teruji. Sebagaian kita ada yang akhirnya menghentikan infakknya karena kecewa dengan janji Allah yang tak terwujud-menurut sangkaannya-karena lemahnya iman dan tipisnya perasangka baik pada Allah.

Kesalahan fatal hamba adalah, tatkala ia berinfaq, ia sedang mencoba Allah-subhanahahu wa’ta ala- apakah benar atau tidak janjiNya. Akhirnya Allah menghukumnya dengan kebalikan apa yang dia harap.

ALLAH JANGAN DICOBA-COBA
 
Adapun hamba yang full keimanannya, ia yakin Allah pasti kan menggantikan apa yang ia infaqkkan. Tidak ada keraguan walau sebiji sawi dalam hatinnya akan janji Allah, karena itulah Allah mewujudkan apa yang dia yakini.

Kawan..
Pertebal imanmu dalam berinfaq, dan tak usah mencoba-coab Allah, kelak kau akan kecewa.

———-
Kuala lumpur, 25 jumadal Ula 1444/19 Des 2022

Abinya Zubair Ahmad Ridwan My