Pesan dari Syaikh Abdurrahman As-Sudais untukmu yang mengaku cinta Nabi:
شُرُوْطُ الْمَحَبَّةِ أَنْ تُوُافِقَ مَنْ تُحِبُّ عَلَى مَحَبَّتِهِ بِلاَ عِصْيَانِ
فَإِذَا ادْعَيْتَ لَهُ الْمَحَبَّةَ مَعَ خِلفِكَ مَا يُحِبُّ فَأَنْتَ ذُوْ بُهْتَانِ
أَتُحِبُّ أَعْدَاءَ الْحَبِيْبِ وَتَدَّعِي حُبًّا لَهُ مَا ذَاكَ فِي اِمْكَانِ
وَكَذَا تُعَادِي جَاهِدًا أَحْبَابَهُ أَيْنَ الْمَحَبَّةَ يَا أَخَا الشَّيْطَانِ
“Syarat kecintaan ialah mencocoki orang yang engkau cintai tanpa maksiat. Jika engkau mengaku cinta dengan menyelisihi apa yang dicintai oleh kekasihmu, maka cintamu adalah dusta. Apakah engkau mencintai musuh kekasihmu dan engkau mengaku cita kepadanya, sungguh itu tidak mungkin terjadi. Demikian pula engkau memusuhi orang-orang yang dicintai, lalu mana kecintaanmu wahai saudara syaithan”
[Sumber: Nuniah Ibnu Qoyyim, jilid 2, hlm. 218]
Disampaikan dalam kajian kitab Zadul Ma’ad di Masjid Nabawi pada 15 Rabiul Awwal 1444 H.